22

6 1 0
                                    

"Malam ini, gue mau ngungkapin perasaan gue untuk seseorang. Untuk Reyline, bisa ke sini, ke hadapan gue?" Pinta Reynald.

Reyline melihat tatapan mata Reynald yang mengarah kepadanya. Tetapi ia menoleh ke belakang dulu, untuk memastikan apakah benar dirinya yang disuruh Reynald untuk ke depan, lalu ia menunjuk dirinya sendiri.

"Iya." Ujar Reynald singkat, seakan mengerti maksud gerakan gadis itu.

Rika mendengus kesal, menahan emosinya. Ia pikir Reynald menyanyikan itu untuknya, ternyata bukan.

Lagi-lagi Reyline disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari para penonton di sana.

Setelah berjalan ke hadapan Reynald, Reyline hanya diam sambil menatap kedua bola mata Reynald.

"Reyline, gue suka sama lo. Oke, langsung aja ke intinya. Lo mau jadi pacar gue?" Pinta Reynald. Tangannya sudah menggenggam kedua tangan Reyline.

Banyak yang bersorak mendukung Reyline untuk menerima Reynald, dan banyak juga yang kecewa karena mereka tidak bisa mendapatkan hati Reynald, karena keduluan oleh Reyline si murid baru itu.

"Gue nggak mau nerima jawaban selain 'Iya, gue mau jadi pacar lo' ya." Ujar Reynald.

Reyline menggelengkan kepalanya, membuat semua orang yang menonton hal tersebut mendesah kecewa.

"Gue kan udah bilang, gue nggak mau nerima jawaban selain 'Iya, gue mau jadi pacar lo'." Ulang Reynald.

"Maksa banget mas nya." Ujar Reyline yang sempat-sempatnya bercanda.

"Cepetan jawab elah." Ujar Reynald tidak sabaran.

"Iya, gue mau." Jawab Reyline, tepat sekali dengan jawaban yang Reynald inginkan.

"CIEEE!!! UHUYY!!! SELAMAT BOS, TUMPENGAN NIH KITE BESOK!!!" Sorak Alvin, Dimas, Keno, dan Leon. Diikuti dengan sorakan para murid yang lain.

"NGGAK REY! LO NGGAK BOLEH GITU LAH! GUE UDAH BERJUANG SELAMA HAMPIR 3 TAHUN BUAT DAPETIN HATI LO, DAN DIA SEENAKNYA AJA MAU REBUT LO DARI GUE?!" Ujar Rika berteriak karena tidak terima, tangannya sudah menunjuk ke wajah Reyline. Rani dan teman-temannya sudah berusaha menarik tangan Rika untuk menenangkannya.

"Rika udah! Malu anjir diliatin orang banyak!" Bisik Rani kepada Rika.

"Turunin telunjuk lo itu! Dan ya, lo bilang dia rebut gue dari lo, nggak salah denger gue? Lo siapanya gue? Emang gue nganggep lo?" Ujar Reynald.

Jleb banget nggak sih?

Seketika Rika mendapatkan sorakan dari para murid yang menonton kejadian itu.

"Gue bakal inget muka kalian! Tunggu aja pembalasan dari gue!" Ancam Rika, lalu ia segera pergi ke tenda untuk menyusul Rani.

"Nggak usah didengerin!" Bisik Reynald kepada Reyline.

"Tapi gue udah terlanjur denger, gimana dong?"

"Yaudah lupain."

"Tapi nggak bisa lupain."

Reyline mengerutkan keningnya, ia mengingat sepertinya pernah berdialog dengan Reynald seperti tadi, tapi ia lupa kapan dan di mana.

"Makasih ya sayang." Bisik Reynald lagi.

"Apa sih, lebay!" Ejek Reyline lalu tertawa.

"Makasih sayang." Ulang Reynald.

"Iya."

"Iya apa?"

"Iya sayanggg!" Jawab Reyline. Reyline jadi bingung sendiri, karena ia ikut tertular lebay nya Reynald.

"Oh, sayang doang? Nggak cinta gitu?"

"Lo mau nya gimana?"

"Gue sih mau nya dapetin cinta dan sayang dari lo."

"Tapi sebenarnya gue belum cinta, belum sayang juga. Gimana dong?"

"Yaudah." Ujar Reynald pasrah.

"Yaudah apa?"

"Gapapa."

"Yaudah, pergi sana! Gue mau ke tenda, mau tidur."

"Nggak ada malam pertama nih yang?" Ujar Reynald sengaja menggoda.

"Reynald gila!"

***

Rey's CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang