"Rey, minggir bentar dong, gue mau mandi, gerah banget nih." Ujar Reyline kepada Reynald yang sedang rebahan di pahanya.
Setelah rombongan bus yang membawa mereka dari lokasi perkemahan tiba SMA Antartika, Reynald menawarkan Reyline untuk pulang bersamanya, Reyline pun menyetujui untuk pulang bersama Reynald.
Sekarang mereka berdua sedang berada di rumah Reyline.
"Mau mandi bareng yang." Pinta Reynald.
"Ck, Jangan aneh-aneh deh Rey. Lo belum mandi juga kan? Mending ambil baju ganti sana di mobil! Lo mandi setelah gue selesai mandi nanti." Ujar Reyline.
"Iya-iya." Ujar Reynald pasrah. Dengan malas Reynald bangkit lalu berjalan untuk mengambil baju gantinya di mobil.
Setelah kembali, Reynald masih mendengar suara guyuran air dari dalam kamar mandi. Ternyata Reyline belum juga selesai dengan mandinya, padahal sudah sekitar 20 menit lebih lamanya gadis itu berada di kamar mandi.
"Dasar cewek! Mandi doang lama banget. Betah banget ya di kamar mandi? Heran gue." Gerutu Reynald.
"Cepetan yang! Lama banget lo di dalam!" Ujar Reynald yang sudah kesal, sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan tidak sabaran.
"Iya-iya, ini udah selesai kok. Gue lupa bawa handuk, ambilin dong!" Teriak Reyline.
Reynald menghela napas kasar.
"Ini handuknya, cepetan buka pintunya!" Ujar Reynald.
Reyline membuka sedikit pintu kamar mandinya, tangannya sudah terulur untuk mengambil handuknya dari Reynald.
Reynald yang jail itu, bukannya memberikan handuk yang dipegangnya, ia malah menarik tangan Reyline. Untungnya Reyline bisa menahan pintunya dengan kuat dari dalam.
"Ih Reynald!!! Cepetan mana handuknya?!" Ujar Reyline setelah ia berhasil mencubit tangan Reynald dari balik pintu.
"Nih! Cepetan keluar!" Ujar Reynald yang akhirnya memberikan handuknya.
"Mandi sana! Malah lanjut rebahan." Ujar Reyline setelah keluar dari kamar mandi, ia melihat Reynald sedang tengkurap di kasurnya.
Tanpa berkata apa-apa, Reynald pun bangkit, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sementara menunggu Reynald selesai mandi, Reyline memilih untuk memainkan ponselnya.
Sudah bosan memainkan ponselnya sendiri, Reyline mengambil ponsel Reynald yang berada di atas nakas.
"Banyak banget notifikasi chat nya."
Reyline menghela napas lega, ia membuka room chat Reynald dan melihat ada beberapa chat teratas yang diabaikan oleh Reynald, tidak dibaca dan tidak dibalas oleh laki-laki itu.
Reyline melihat Reynald yang menamai kontaknya dengan nama depannya, yaitu 'Reyline'.
"Udah selesai ngebajak HP gue?" Tanya Reynald yang sudah berada di samping Reyline tanpa ia sadari.
Reyline menoleh sebentar, lalu kembali memainkan HP Reynald.
Reynald mengangkat alisnya sebelah karena tidak mendapat respons dari Reyline.
"Jangan main HP terus. Lo pasti capek." Ujar Reynald lalu merebut ponselnya dari tangan Reyline.
"Buset..santai aja kali ngambil HP nya." Ujar Reyline karena Reynald mengambil ponselnya dengan agak kasar.
"Iya-iya, maaf."
Reynald menghela napas lega, sepertinya Reyline tidak membuka arsip chatnya. Ya, isi arsip chat Reynald semua adalah chatnya dengan semua gebetannya yang kalau dihitung pasti semuanya lebih dari 10 perempuan.
Bisa mampus Reynald kalau Reyline melihat isi arsip chatnya itu. Baru saja kemarin jadian, bisa-bisa hari ini ia diputusi Reyline kalau sampai ia mengetahuinya.
"Nanti mau jalan?" Tanya Reynald.
"Mau." Jawab Reyline dengan semangat sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Mau nya ke mana?" Tanya Reynald.
"Emm, terserah lo aja deh mau ke mana. Asal jangan ke mall aja, udah keseringan ke sana soalnya."
"Yaudah, nanti main ke rumah. Mau?"
"Mau."
"Yaudah, tidur dulu."
Reyline mengangguk-anggukan kepalanya mengiyakan.
***