Reynald sengaja berdeham menyadarkan Reyline yang sedang sibuk sendiri dengan ponselnya.
Reyline tidak bisa menahan senyumnya saat menyadari bahwa mobil Reynald sekarang sedang berhenti di depan sebuah kedai es krim.
"Lo marah ya gara-gara yang tadi, Rey?" Tanya Reyline menahan tangan Reynald agar tidak turun dulu dari mobil.
"Yang mana? Gue banyak ya marahnya sama lo." Ujar Reynald.
"Yang gue ngobrol sama Rangga tadi mungkin?"
"Cih, gue nggak selebay itu kali. Kecuali kalau lo selingkuh sama dia, gue bunuh sih." Ujar Reynald.
"Lo mau bunuh gue sama Rangga?"
"Nggak lah, tuh cowok aja."
"Lo nya nanti aja belakangan gue bunuhnya, setelah gue perkosa." Tambah Reynald.
"Reynald!"
***
"Udah mau malam nih, pulang yuk?" Ajak Reynald.
"Buru-buru amat, emang mau ke mana?"
"Nggak kemana-mana sih, tapi ada janji sama Dimas mau latihan basket malam ini."
"Latihannya di rumah kamu?"
"Iya." Jawab Reynald.
"Oh yaudah ayo pulang."
Lapangan basket yang berada di belakang rumah Reynald itu sering Reynald gunakan untuk latihan. Teman-teman Reynald juga sering berkumpul untuk latihan basket di sana, kadang mereka latihan basket pada pagi hari, sore, atau bahkan malam hari, walaupun sebenarnya tidak baik berolahraga pada malam hari, tetapi mereka sangat sering melakukannya.
Dan sebentar lagi Alvin, Reynald, Dimas, Keno, dan Leon akan mengikuti kejuaraan basket terakhir mereka di SMA, mereka akan semakin berlatih keras untuk memenangkan kejuaraan itu.
Mereka sudah mempersiapkan diri sejak lama untuk mengikuti kejuaraan tersebut, tetapi coach menyuruh mereka agar tetap sering berlatih untuk lebih memantapkan diri.
***
"Sayang aku minta maaf deh kalau udah bikin kamu kesel hari ini." Ujar Reyline.
"He'em."
"Ih, apaan he'em? Dimaafin nggak?" Tanya Reyline.
"Iya-iya."
"Lagian kamu marah kenapa sih? Katanya bukan karena aku ngomong sama Rangga tadi, trus kenapa?"
"Udah, nggak usah dibahas. Cepetan masuk sana!"
"Yaudah berarti kamu nggak marah lagi kan?"
"Iyaaa."
Reyline menarik hoodie yang dikenakan Reynald agar mendekatinya, lalu mencium pipi dan bibir Reynald singkat.
"Semangat latihannya sayang!" Bisiknya tepat di samping telinga Reynald.
Saat Reynald ingin balas menciumnya, Reyline malah dengan sengaja menghindar.
Reynald mengerang kesal, membuatnya menarik paksa tangan Reyline, lalu dilumatnya kasar bibir gadisnya.
Reyline mendorong dada Reynald pelan agar menyudahi ciumannya.
"Bye sayang!" Ujar Reyline sambil melambaikan tangannya lalu keluar dari mobil Reynald.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/305272726-288-kbfd1f8.jpg)