19

10 2 0
                                    

Hari ini seluruh murid kelas 11 dan 12 sudah berkumpul di sekolah pada pukul 3 sore. Kemungkinan rombongan mereka nanti akan sampai di lokasi perkemahan saat hari sudah mulai senja.

Ada beberapa bus yang sudah terparkir di halaman sekolah untuk mengantarkan mereka ke lokasi perkemahan.

"Naik apa tadi berangkat ke sini?" Tanya Reynald kepada Reyline.

"Taksi. Lo naik apa tadi?"

"Gue bawa mobil." Jawab Reynald.

"Woi! Pacaran mulu lu berdua!" Ujar Leon. Reyline mengerutkan alisnya bingung, sambil tersenyum tipis karena melihat Leon bersama Diva menghampiri Reynald dan Reyline.

Reyline menatap Diva seakan meminta penjelasan atas apa yang dilihatnya.

"Mereka baru jadian." Jelas Reynald yang mengerti maksud tatapan Reyline kepada Diva.

"Kok lo gak ngasih tau gue Div?"

"Ehehe maaf, lupa gue Lin." Jawab Diva.

Reyline menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Selamat ya, semoga langgeng terus ya kalian berdua." Ujar Reyline kepada Diva dan Leon.

"Makasih. Lo juga selamat ya, udah jadian sama kak Reynald."

"Gue belum jadian sama Reynald."

"Belum berarti nanti bakalan jadian kan?"

"Nggak tau deh." Ujar Reyline.

"Kalian kenapa nggak nunggu di deket bus kelas 12?" Tanya Reyline.

"Gue, Reynald, Alvin, Dimas, sama Keno nanti ikut bus kalian." Jawab Leon pelan.

"Hah?! Gimana caranya? Kan anak kelas 12 nggak gabung sama anak kelas 11."

"Nekat banget sih!" Ujar Reyline sambil menoleh ke arah Reynald.

"Kalau nanti ketahuan gimana?" Tanya Reyline.

"Banyak tanya deh. Kenapa, nggak mau satu bus sama gue? Mau nya deket sama Rangga?" Ujar Reynald.

"Apaan sih, kok jadi bawa-bawa Rangga?"

Reynald tidak membalasnya lagi. Reynald dan Leon memilih untuk berkumpul dengan Alvin, Dimas, dan Keno untuk memikirkan bagaimana menjalankan rencana mereka nanti.

***

"Woi! Lu nggak liat, gue mau duduk di sini? Ngapain lu di sini? Pergi lu sana!" Ujar Rangga. Ia tidak tahu kalau orang yang berada di depannya ini adalah Reynald, karena Reynald memakai hoodie dan masker untuk menutupi wajahnya.

Hampir saja Rangga merebut tempat duduk yang diincarnya sejak tadi, yaitu di samping Reyline. Untungnya Rangga kalah cepat oleh Reynald.

"Ada apa ini, kok ribut-ribut?" Tanya pak Dibyo, guru pendamping yang berada di bus mereka.

"Ini pak, dia rebut tempat saya." Jawab Rangga.

Pak Dibyo menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu ini Rangga, seperti anak kecil aja! Itu di belakang masih kosong, kamu duduk di situ!" Titah pak Dibyo sambil menunjuk ke arah kursi yang tepat berada di belakang Reynald dan Reyline.

Rangga mendengus kesal, gagal niatnya ingin mendekati Reyline lagi. Terpaksa ia duduk di kursi yang disuruh oleh pak Dibyo untuk ia tempati tadi.

Rangga masih penasaran dengan orang yang duduk di samping Reyline itu. Ya, orang yang sebenarnya adalah Reynald.

Reyline menggeleng-gelengkan kepalanya, tentu saja ia tahu bahwa itu adalah Reynald.

Bus itu pun mulai berangkat menuju lokasi perkemahan.

Suasana bus yang tadinya hening, tiba-tiba menjadi riuh.

Dari sekitar kursi paling belakang bus itu lah yang menjadi sumber suara yang kini tengah menjadi pusat perhatian itu.

Alvin memainkan gitarnya dengan sangat heboh, sehingga para murid kelas 11 yang berada di dalam bus itu berteriak heboh karena baru menyadari kehadiran mereka, terutama fansnya Alvin.

Dimas, Keno, dan Leon kini ikut bernyanyi untuk menghibur seisi bus yang ditumpanginya itu.

Keno yang biasanya terlihat lebih cool dan pendiam, kali ini yang kelihatan justru sebaliknya.

Rangga terkejut, ia tahu bahwa mereka berempat adalah komplotannya Reynald. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh isi bus, guna mencari keberadaan Reynald. Pandangannya terhenti pada orang yang duduk di depannya, lebih tepatnya orang yang sedang duduk di samping Reyline. Dengan cepat ia membuka masker dan hoodie hitam yang menutupi wajah Reynald.

***

Rey's CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang