"Astaga! Lo kenapa Lin?!" tanya Diva, sama seperti Reynald yang terkejut melihat keadaan Reyline.
"Gue gapapa," jawab Reyline sambil memaksakan senyumnya.
"Gapapa gimana?! Rambut lo acak-acakan, seragam lo sobek gini?!"
Reyline memeluk Diva erat, lalu ia menangis terisak di dalam dekapan Diva.
"Lo pakai jaket gue. Kita pulang sekarang!" titah Diva. Ia tidak berniat untuk menanyakan apapun kepada Reyline saat ini. Nanti jika Reyline sudah mulai tenang, pasti ia akan memberitahu Diva dengan sendirinya tentang apa yang terjadi kepadanya.
Diva meminta tolong kepada Rangga untuk meminta izin kepada guru piket agar ia dan Reyline diperbolehkan untuk pulang, setelah itu Diva membawa Reyline menuju mobilnya, lalu mengantarkannya ke rumah gadis itu.
Sesampainya di rumah, Reyline mulai menceritakan apa yang terjadi tadi kepada Diva. Tangisnya kembali pecah, untungnya Diva bisa kembali menenangkannya.
"Nggak usah dipikirin, Rika tuh emang brengsek! Beraninya jago kandang doang emang," ujar Diva kesal.
"Sekarang lebih baik lo istirahat dulu Lin."
"Oh ya masalah mobil lo, biar nanti gue suruh sopir gue yang nganterin mobilnya ke sini," ujar Diva.
"Makasih Div, lo udah banyak bantu gue."
"Nggak masalah. Sama-sama Lin."
"Gue pulang dulu ya. Lo harus istirahat ya," ujar Diva pamit, lalu diangguki oleh Reyline.
Setelah kepergian Diva, tangisnya lagi-lagi pecah. Ia terngiang-ngiang akan ucapan Rika yang menyebutnya sebagai 'bitch', juga tentang hubungan Rika dan Reynald.
***
Di sisi lain, Reynald sejak tadi berusaha menghubungi Reyline namun tidak ada jawaban dari gadis itu.
Reynald sudah meneleponnya, tidak dijawab. Mengirim chat, juga tidak dibalas.
***
