Lagi-lagi Reynald mengerang frustasi karena Reyline melepaskan pagutan mereka.
"Bukain tuh pintu nya." Titah Reyline.
Reynald berdecak kesal, lalu ia bangkit untuk membuka kunci pintunya.
"Kok dikunci sih pintunya kak?" Tanya seorang gadis bernama Gaby. Gadis itu adalah adik Reynald.
"Ya suka-suka gue lah. Ini kan kamar gue." Jawab Reynald.
Pandangan Gaby beralih ke arah belakang punggung Reynald, lebih tepatnya Gaby sedang memandang Reyline.
Reyline tersenyum kepada Gaby, lalu ia melambaikan tangannya, mengisyaratkan gadis itu untuk masuk.
"Pantes tadi pintunya dikunci. Pasti kakak lagi apa-apain kakak itu kan?!" Bisik Gaby kepada Reynald.
Reynald memutar kedua bola matanya malas.
"Bukan urusan lo bocil! Ngapain lo ke sini?" Ujar Reynald.
Gaby mengangkat bolu cokelat keju yang dibawanya ke depan wajah Reynald.
"Disuruh bunda nganterin ini."
Gaby mendorong bahu Reynald untuk memberinya jalan, lalu ia menghampiri Reyline.
"Hai, kamu siapa namanya?" Tanya Reyline.
"Hai kak. Aku Gabriella, panggil aja Gaby. Kalau kakak namanya siapa?" Tanya Gaby balik.
"Aku Reyline." Jawabnya sambil tersenyum.
"Oh iya kak, ini bolu cokelat keju buatan bunda buat kakak. Dimakan ya!" Ujar Gaby sambil menyodorkan piringnya kepada Reyline.
"Wah, makasih ya Gaby." Ujar Reyline menerima bolu cokelat keju itu.
"Kamu masih SMP ya?" Tebak Reyline.
"Iya bener, kok kak Reyline tau sih? Reynald yang ngasihtau ya?" Tanya Gaby.
"Aku cuma nebak-nebak aja. Reynald juga belum pernah cerita tentang kamu."
"Banyak tanya nih si bocil."
"Biarin, lo jelek sih." Balas Gaby mengejek.
"Wah bener-bener lo ya bocil, berani banget pake lo lo segala sama gue." Ujar Reynald.
"Reynald! Namanya Gaby, bukan bocil!" Ujar Reyline.
"Dia emang gitu kak, jahat orangnya. Kakak kenapa mau aja pacaran sama dia?" Ujar Gaby.
Reynald menatap Gaby tajam.
"Kak Reyline, Gaby keluar dulu ya. Udah dikode-kodein tuh sama dia, nyuruh Gaby cepet keluar." Ujar Gaby sambil melirik ke arah Reynald.
"Oh iya, kalau kakak diapa-apain sama Reynald, teriak aja. Gaby siap kok nolongin kakak. Gaby gebukin dia kalau berani macam-macam sama kakak."
"Heh, lo diajarin sopan santun kan sama ayah bunda?! Lo manggil gue kayak gitu lagi gue jitak ye pala lo!" Ancam Reynald.
"Bunda! Reynald mau jitak kepala Gaby! Tolongin Gaby bunda!" Adu Gaby lalu berlari secepat mungkin untuk menghindari Reynald.
"Ngadu aja lo sana! Tutup pintunya!" Ujar Reynald memperingati sebelum Gaby keluar dari kamarnya.
Bukannya menutup pintunya, Gaby malah semakin melebarkan pintu kamar Reynald.
"GABY BOCIL! AWAS LO YA GUE BALAS LO NANTI!" Teriak Reynald.
Reyline tertawa puas melihat Reynald yang begitu frustasi dan kesal karena ulah adiknya itu.
Reynald bangkit lalu menutup pintu kamarnya kembali, sambil mengeluarkan sumpah serapahnya.
"Dia nggak tau aja, nggak mungkin kan lo teriak kalau gue apa-apain juga, justru lo suka kan?"
"Dih, kata siapa gue suka lo apa-apain?"
"Lanjutin lagi yang."
"Nggak mau ah, gue mau ke bawah."
Saat Reyline ingin membuka pintunya, Reynald dengan cepat mencabut kuncinya lalu menyembunyikannya.
"Reynald ih buka pintunya! Nggak enak sama bunda. Gue udah kelamaan di sini!"
"Nggak akan gue bukain pintunya sebelum kita lanjutin yang tadi." Ujar Reynald. Reyline mendengus kesal mendengar ancaman Reynald.
***