"Reynald! Ngapain sih lari-lari? Capek tau!" Omel Reyline sambil mengatur napasnya mengikuti Reynald yang baru saja kabur karena berhasil menjahili Gaby sampai menangis.
Reynald membuka pintu mobilnya, lalu menyuruh Reyline masuk.
"Kita mau ke mana?"
"Gue mau beli sepatu basket."
"Oh iya, gue lupa! Lo kan nggak lama lagi ikut kejuaraan basket putra melawan SMA Antariksa ya."
"Kok tahu? Padahal kan gue belum ngasihtau ke lo."
"Hehe, Diva sih yang ngasihtau."
"Oh iya, gue nggak suka ya ngomongnya lo-gue gitu. Lo kan cewek, kalau ngomong lo-gue gitu kedengarannya agak kasar aja di telinga gue." Ujar Reynald.
"Telat banget protesnya. Nggak dari kemarin-kemarin."
"Ck! Lo orangnya mesti dikasihtau dulu sih. Kalau nggak dikasihtau mah nggak bakal nyadar." Ujar Reynald kesal.
"Iya deh. Terus ngomongnya harus anda-saya gitu?"
"Terserah lo cantik!"
***
Reyline hanya mengikuti langkah Reynald dari belakang. Mereka sejak tadi hanya berkeliling, karena Reynald belum menemukan sepatu yang diinginkannya.
"Nah! Antara yang 2 ini, lo lebih suka yang mana? Yang warna merah atau yang warna abu-abu?" Tanya Reynald sambil mengangkat kedua sepatu itu, meminta pendapat dari Reyline.
"Yang warna abu-abu bagus tuh!"
"Oke, gue ambil yang warna merah."
"Kan gue bilang yang warna abu-abu lebih bagus." Ujar Reyline mengulangi perkataannya.
"Ya gue pilih yang warna merah." Ujar Reynald lalu kembali meletakkan sepatu yang berwarna abu-abu itu ke tempat semulanya.
"Terus lo ngapain minta pendapat gue, kalau ujung-ujungnya lo milih sepatu yang lain Rey?"
"Gue ngetes doang sih. Cewek kan biasanya emang suka menilai sesuatu dari luarnya aja. Yang dilihatnya bagus dan menarik, ya itu yang dipilih. Iya kan?"
"Terus menurut lo, gue pilih lo karena lo menarik, gitu?"
"Gue nggak bilang gitu."
"Hm, terserah deh Rey." Ujar Reyline lalu memilih duduk di kursi yang biasanya digunakan pelanggan di sana untuk duduk sambil mencoba sepatu. Reynald pun pergi menuju kasir untuk membayar sepatunya.
"Ngeselin banget! Dia kira gue sama cewek yang lainnya sama gitu?!"
"Nggak kok. Menurut gue, lo beda dari cewek-cewek yang lainnya, makanya gue suka sama lo." Ujar seseorang menyahuti omelan Reyline. Ternyata itu adalah Rangga.
"Rangga? Lo ngapain di sini? Lo ngikutin gue ya?"
"Ini kan tempat umum. Nggak boleh gue ke sini?"
"Nggak gitu juga. Ya boleh-boleh aja sih."
"Lo ke sini sendirian aja? Mau gue anter pulang?" Ujar Rangga.
Reyline menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gue ke sini sama Reynald." Ujar Reyline sambil menunjuk Reynald yang sedang membayar sepatu di kasir.
"Oh gitu. Oh iya, lo udah nggak marah lagi kan sama gue? Lo sekarang kayak orang gak kenal aja sama gue." Ujar Rangga.
"Emm, kayaknya sih udah nggak ya Ga."
"Yaudah gini deh, lusa pas pulang sekolah gue traktir lo makan. Sebagai permintaan maaf gue." Ujar Rangga.
"Nggak usah gue–"
"Lo harus mau. Gue pergi duluan ya. " Ujar Rangga mengedipkan sebelah matanya kepada Reyline lalu pergi dari sana.
"Udah selesai ngobrol nya?"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/305272726-288-kbfd1f8.jpg)