Saat ini Reyline sedang duduk di tepi kolam renang di rumahnya. Sejak tadi gadis itu mengecek ponselnya, untuk mengetahui apakah ada kabar atau tidak dari Reynald yang menyebalkan itu.
Ia sendiri masih belum tahu suara siapa yang ia dengar saat berbicara dengan Reynald di telepon kemarin, pastinya sudah jelas itu adalah suara perempuan.
Ya, suara yang tidak Reyline ketahui itu sebenarnya adalah suara desahan seorang perempuan dari video p*rno yang sedang ditonton oleh Leon.
Sialnya lagi, Reynald belum memberinya kabar hingga saat ini.
"Aaaa bosennn! Reynald mana sih? Bukannya hubungin gue, ngebujuk gue gitu buat ngejelasin tentang suara desahan sialan itu!" Ujar Reyline agak berteriak. Ia mengangkat ponselnya sendiri di depan wajahnya.
"Ini HP juga rusak apa gimana? Kenapa nggak ada 1 pun notifikasi sih?! Dasar HP butut! Pengen gue lempar ke air aja rasanya!"
"DORRR!!!" Ujar seseorang, membuat Reyline menoleh.
"Apaan sih? Lo pikir gue bakal kaget? Nggak! Oh iya, jangan bilang, lo yang disuruh sama nyokap gue buat datang ke sini?!"
"Emang gue yang disuruh sama nyokap lo buat dateng ke sini. Kenapa? Nggak suka lo?" Ujar Barra. Ya, laki-laki itu adalah sepupu Reyline. Usia mereka berdua hanya selisih 2 tahun.
Barra membawa Reyline ke dalam dekapannya.
"Heh manja, lo nggak kangen sama gue?!" Ujar Barra.
"Gue nggak manja! Lagian siapa juga yang kangen? Gue nggak kangen sama lo." Balas Reyline.
"Dih pake gengsi segala, bilang aja lo kangen sama gue." Ujar Barra.
"Terserah lo Bar!" Ujar Reyline lalu melepaskan pelukan mereka.
"Nggak kerasa lo udah gede ya. Kayak yang itu tuh, gede." Ujar Barra sambil melirik ke arah payudara Reyline.
"BARRA! MAU GUE CONGKEL YA MATA LO?!"
"Hehehe, bercanda beb."
"Ngomong-ngomong, tadi gue denger ada yang pengen ngelempar HP ke air, iya kan?"
"Nggak jadi, karena lo ada di sini sekarang, gue jadi pengen ngelempar ni HP ke kepala lo."
Barra berusaha merebut ponsel Reyline dari tangan gadis itu, dan ya, berhasil!
"Barra, balikin." Ujar Reyline berusaha tenang untuk menghadapi saudara sepupunya yang juga sangat menyebalkan itu.
Tidak semudah itu, Barra justru berlari untuk menghindari dari Reyline.
"Bar, nggak lucu bangsat! Balikin HP gue sini!"
Tiba-tiba...
BRUKKK!
Barra tersandung pot tanaman hias di pinggir kolam renang dan...
Plung~
Reyline mematung melihat ponselnya yang tercebur ke dalam air kolam.
"BARRA!!!" Teriak Reyline sambil menghampiri Barra, lalu menjambak kuat rambut sepupunya itu.
"Aw aww aduhh, ampun Lin! Durhaka lo ye sama gue!" Ujar Barra.
"LO TAU KAN APA YANG HARUS LO LAKUIN?! AMBIL HP GUE, DAN PASTIIN HP ITU NGGAK RUSAK! KALAU SAMPAI RUSAK, GUE GAK MAU TAU GIMANA PUN CARANYA LO HARUS BENERIN!" Ujar Reyline lalu pergi ke kamarnya sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"Wah sadis juga tuh cewek, dari kecil nggak berubah emang." Ujar Barra sambil geleng-geleng kepala. Terpaksa ia harus menceburkan dirinya ke kolam renang untuk mendapatkan ponsel itu.
***
"HP gue mana?"
"A-anu, HP lo...nggak bisa diperbaikin." Ujar Barra.
Reyline menghela napasnya kasar.
"Lo kenapa bego banget sih Bar?!"
"Maaf Lin, gue kan nggak sengaja. Besok abis lo pulang sekolah kita beli HP yang baru deh, gue beliin yang lebih mahal." Ujar Barra.
"Terus semua foto-foto, semua file yang ada di dalamnya? Bisa lo beliin juga yang sama persis? Lo sih, bercandanya nggak lucu Bar!"
"Lagian, abis pulang sekolah besok gue ada janji sama temen gue."
"Siapa, punya pacar lo?"
"Lo nggak denger gue bilang apa? Temen gue."
"Ya santai aja kali ngomongnya Lin, nggak usah ngegas gitu. Yaudah besok lo gue antar jemput."
"Bar gila lo ya? Gue nggak-"
"Sssttt! Syukur-syukur gue mau. Nggak usah kebanyakan protes oke?!"
***
