"Kamu kemarin ke mana aja sih? Seharian nggak ngasih kabar, aku telpon nggak bisa." Ujar Reynald.
"Bilang aja kamu seneng nggak aku recokin seharian. Sok-sok an aja ceritanya nyariin." Ujar Reyline.
"HP aku rusak, kecemplung ke air kemarin, bukannya sengaja dimatiin!" Tambahnya.
"Selamat pagi, Reynald." Ujar bu Mita, salah satu guru kelas 10 di SMA Antartika.
"Eh, bu Mita? Selamat pagi. Ada apa ya bu?" Tanya Reynald.
"Ibu mau minta tolong sama kamu untuk membimbing adik kelas kamu, namanya Keyra, dia mau mengikuti olimpiade matematika sekitar bulan depan. Kamu saya percayakan karena dulu waktu kelas 10 kamu pernah juara 1 olimpiade matematika kan?" Ujar bu Mita.
"Kok saya bu? Kan biasanya juga guru yang jadi pembimbingnya. Lagipula saya nggak bakat matematika, dulu itu karena hoki aja saya bisa menang olimpiade matematika. Waktu kelas 11 juga saya nggak pernah menang kan?"
"Saya tahu kemampuan kamu. Dan kamu nggak menang saat kelas 11, karena kamu sengaja mengerjakan soal-soalnya dengan jawaban yang salah, padahal sebenarnya kamu tahu betul jawaban yang benarnya."
Reynald menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung harus mencari alasan apa lagi untuk menolak permintaan bu Mita. Sesekali ia melirik ke arah Reyline yang sedang membuang mukanya sambil bersedekap dada.
"Nggak bisa bu. Saya sibuk banget soalnya buat persiapan kejuaraan basket pekan depan."
"Baiklah, kamu fokus aja dulu ke kejuaraan basket kamu. Setelah selesai, baru kamu mulai membimbing Keyra selama kurang lebih 3 minggu." Ujar bu Mita final.
"Tapi bu-"
Bu Mita mengangkat sebelah tangannya, menandakan bahwa ia tidak ingin mendengar bantahan lagi dari Reynald, lalu pergi dari sana.
"Sayang, yang kemarin kamu dengar di telfon itu, anu..itu...suara cewek dari video yang ditonton Leon." Ujar Reynald.
"Video apaan?!"
"Ya itu...kamu pasti tau lah. Biasa cowok."
"Ah bodoamat lah. Aku mau ke kelas."
"Aku mau latihan basket dulu sama yang lain."
"Kamu latihannya ngambil jam pelajaran?"
"Iya."
"Yaudah sana!"
"Cium dulu dong, biar semangat latihannya."
Reyline menarik kerah seragam Reynald, lalu berkata "Minta cium aja sana sama yang namanya Keyra itu!"
Reynald tersenyum lalu melingkarkan tangannya pada pinggang gadisnya.
"Kenapa, cemburu?"
"Oh iya, nanti abis pulang sekolah, aku mau jalan bentar sama Rangga. Katanya ada yang mau dia omongin."
"Nggak boleh." Ujar Reynald.
"Kenapa?"
"Ya nggak boleh aja. Awas aja kalau berani jalan sama cowok lain!"
"Berani lah, ngapain takut? Au ah. Gue mau ke kelas." Ujar Reyline lalu berlari setelah melepaskan pelukan mereka.
"Anjir, belum juga dapet ciuman malah kabur!" Ujar Reynald.
***