20

9 2 0
                                    

"Lo apa-apaan njing?!" Ujar Reynald tidak terima karena Rangga membuka penyamarannya, dengan cara yang tidak santai pula.

"Pak! Ada anak kelas 12 yang nyasar ke bus kita!" Adu Rangga kepada pak Dibyo.

"Reynald?! Kalian berlima ini berulah terus ya!" Ujar pak Dibyo geleng-geleng kepala.

Sementara Reynald hanya cengengesan mendapati omelan dari pak Dibyo.

"Pak, kita berlima di sini aja ya? Lagian sepi kayak kuburan aja ini bus kalau nggak ada kita." Ujar Reynald.

"Gimana yang lain, boleh nggak kalau gue, Alvin, Dimas, Keno, sama Leon ikut di bus ini??" Tanya Reynald meminta persetujuan dari seisi bus tersebut. Tentu saja mereka semua bersorak setuju.

"Ya sudah! Lagipula ini sedang di tengah perjalanan. Tidak mungkin saya menurunkan kalian di sini! Bus kelas 12 sudah jauh di depan pula. Ingat, jangan bikin onar!" Ujar pak Dibyo.

Reynald mengacungkan kedua jempolnya.

"Siap pak!"

Pak Dibyo pun kembali ke kursinya yang berada di depan.

Setelah pak Dibyo pergi, Reynald mengarahkan kedua jempolnya tadi kepada Rangga, lalu dibaliknya. Kalau tadi jempolnya menghadap ke atas, sekarang jempolnya menghadap ke bawah. Kemudian Reynald mengacungkan jari tengahnya kepada Rangga.

Gitar yang tadinya dimainkan oleh Alvin, kini beralih ke tangan Keno. Tentu saja Keno memainkannya dengan lebih heboh daripada Alvin.

Mereka berlima itu memang ajaib. Selain berbakat di bidang olahraga yang pastinya adalah basket, mereka juga berbakat dalam memainkan musik.

"Teman-teman lo gila juga ya? Sama kayak lo!" Ujar Reyline lalu tertawa.

"Lo nggak mau ke belakang, nyamperin mereka?" Tanya Reyline. Reynald menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nggak mau ah. Gue mau nya dicium sama lo!" Ujar Reynald menggoda.

Rangga yang mendengar obrolan Reynald dan Reyline, lantas menendang kursi Reynald dari belakang.

"Reynald jangan aneh-aneh deh! Ini di bus, banyak orang!" Ujar Reyline.

"Berarti kalau di tempat yang sepi, mau?" Goda Reynald.

"Udah makan?" Tanya Reynald. Reyline menjawab dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Belum."

"Kenapa belum makan? Inget, lo punya penyakit mag ya! Ntar kambuh lagi." Ujar Reynald.

Reyline tersenyum, ternyata Reynald masih mengingat kalau ia memiliki penyakit mag yang juga membuatnya sampai masuk ke rumah sakit waktu itu.

"Iya-iya, ini gue makan." Ujar Reyline lalu mengambil roti dan beberapa camilan yang lainnya dari dalam tasnya. Setelah itu mereka tidur dengan posisi Reyline bersandar pada bahu Reynald.

Teman-teman Reynald juga sudah kelelahan karena mereka bernyanyi terlalu heboh tadi, mereka pun ikut tidur selama perjalanan menuju lokasi perkemahan.

***

Rey's CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang