"Reynald!" sapa seorang gadis bernama Rika. Ia adalah salah satu penggemar Reynald yang paling gila dan berani mendekati Reynald, padahal Reynald sudah menolaknya berkali-kali. Tangannya sudah memeluk tangan Reynald, tak lama dihempas kasar oleh Reynald.
Reyline yang malas menonton hal itu, memilih untuk bangkit berdiri lalu pergi dari sana. Melihat perempuan seperti itu membuatnya ingin muntah saat itu juga.
***
"Belum pulang? Mau ikut gue nggak?" ujar Reynald. Ia memberhentikan motor sport nya saat melihat Reyline masih berdiri di gerbang sekolah.
"Nggak," tolak gadis itu.
"Lama! Udah sore ini," ujar Reynald lalu menarik tangan Reyline.
"Lo tuh siapa sih? Sok kenal banget jadi orang!"
"Gue mau ngebut, peluk!" titah Reynald.
"Nggak usah modus," tolak Reyline.
Lagi-lagi Reynald menarik paksa tangan Reyline untuk memeluk pinggangnya. Akhirnya Reyline pasrah lalu dengan terpaksa memeluk pinggang Reynald.
"Lo suka nya dipaksa dulu ya?" tanya Reynald menggoda. Sementara Reyline hanya diam, tak menjawabnya.
***
"Masuk kalau mau," ujar Reyline berbasa-basi. Reynald yang tidak tahu diri itu justru benar-benar mengikuti Reyline ke dalam rumahnya.
Reynald mengikuti langkah Reyline, lalu duduk di sofa tanpa dipersilakan. Tidak lama kemudian gadis itu keluar dari kamarnya. Reynald menatap Reyline yang hanya memakai tanktop putih dan celana hitam di atas paha.
"Nggak usah gitu ngeliatinnya. Gue colok mata lo ya!"
"Lo sengaja bikin gue nafsu ya, dengan pake baju kayak gitu? Untung gue bisa nahan."
"Ge'eran banget sih jadi orang," balas Reyline ketus.
"Lo punya pacar?" tanya Reynald tiba-tiba.
"Harus banget gue jawab? Emang penting buat lo?"
"Harus lah. Ya sebenarnya, nggak penting-penting amat sih buat gue. Cuma gue pengen tau aja," jawab Reynald.
"Iya, gue udah punya pacar," ujar Reyline menekankan setiap katanya.
Reynald tersenyum miring.
"Pulang lo sana! Udah sore ni, dicariin emak lo ntar," ujar Reyline.
"Sembarangan, gue bukan anak mami ya. Jadi, lo ngusir gue nih?" ujar Reynald.
"Iya. Kenapa, nggak suka?"
"Oke. Kasih gue nomor HP lo dulu, baru gue mau pulang."
"Apaan sih? Ini nih yang gue nggak suka. Alesan doang mau nganterin gue pulang, ternyata ada maunya."
"Yaudah gue nginep di sini. Kita tidur bareng."
"Ck! Bangsat lo ya. Maksa mulu daritadi," umpat Reyline.
"Eitss...Mulut manis lo ini nggak pantes ngomong gitu ke gue. Mending dipake buat ciuman sama gue," ujar Reynald lembut sambil mengelus bibir bawah Reyline dengan jarinya.
***