15

10 1 0
                                    

"EH MONYET MONYET! KAGET GUE BANGSAT!" Reyline mengumpat sambil mengusap dada, terkejut karena melihat Reynald yang pagi-pagi sudah berada di depan pintu rumahnya.

"Astaga...calon pacar lo udah baik mau jemput pagi-pagi gini, dibilang monyet. Sabar...sabar..." Ujar Reynald geleng-geleng sambil mengusap-usap dadanya.

"Apaan dah nggak jelas banget, ngagetin orang lagi!"

"Kaget ya? Coba sini gue elusin dada lo." Ujar Reynald dengan tatapan mesumnya.

Refleks Reyline menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Ih, mesum. Gue masih di bawah umur ya!"

"Ya emang, bocah!" Ejek Reynald.

"Biarin, daripada lo, om-om! Mesum lagi!" Balas Reyline mengejek.

"Dih bocah." Ujar Reynald.

Reyline berlalu dari hadapan Reynald. Reynald pun menyejajarkan langkahnya dengan Reyline, merangkul mesra pinggangnya.

"Ih apaan sih?!" Ujar Reyline sambil berusaha melepaskan tangan Reynald dari pinggangnya.

"Yaelah cuma dirangkul doang. Biasanya gue cium juga lo nggak protes." Ujar Reynald.

Benar juga. Kenapa Reyline baru menyadari hal itu sekarang?

Selama ini Reyline tidak pernah memprotes saat Reynald menciumnya.

Walaupun Reyline marah kepada Reynald karena kejadian di ruang basket beberapa hari yang lalu, sejujurnya ia juga tidak bisa kalau lama-lama tidak bertegur sapa dengan Reynald. Rasanya hampa saja hidupnya tanpa Reynald yang selalu merecokinya dengan hal-hal berbau mesum yang sudah menjadi ciri khas laki-laki itu.

Ah ya, Reyline lupa akan satu hal.

Marah dengan Reynald?

Dirinya siapa?

"Lepas ah! Lo pacarnya Rika, jadi nggak usah nyentuh-nyentuh gue ya!"

Reynald mengerutkan keningnya.

"Gue? Pacarnya Rika?" Tanya Reynald heran.

"Sama pacar sendiri aja lupa. Oh atau pura-pura lupa kali." Ujar Reyline sambil mengangkat kedua bahunya acuh.

"Jadi orang jangan bego. Masuk!" Titah Reynald agar Reyline segera masuk ke dalam mobilnya.

Reyline tidak mengerti maksud dari perkataan Reynald barusan. Tetapi ia tetap menurut dan masuk ke dalam mobil Reynald.

"Maksud lo apaan ngatain gue bego?"

"Ya emang lo bego, percaya aja sama omongannya Rika." Ujar Reynald sambil mengemudikan mobilnya.

"Maksudnya?"

"Gue nggak punya pacar." Jawab Reynald.

"Oh jadi udah putus dari Rika, makanya lo ngedeketin gue?"

"Nggak gitu sayang. Gue nggak pernah pacaran sama Rika." Ujar Reynald.

Ternyata waktu itu Rika membohonginya? Bahkan waktu itu Rika dan teman-temannya memperlakukan Reyline dengan kasar. Reyline menyesal karena terlalu percaya pada omongan Rika. Dan sialnya, ia hanya diam saat dibully oleh Rika dan teman-temannya waktu itu.

Reyline tidak akan diam, ia akan membalas semua perbuatan Rika padanya.

"Lo siapanya gue, manggil-manggil gue sayang?!"

"Oh jadi kode nih, biar gue nembak lo?" Ujar Reynald menggoda.

What the fuck?!

Pipinya memerah menahan malu. Padahal ia tidak bermaksud seperti itu tadi.

"Cium dong, gue kangen bibir lo."

Reyline hanya diam, tidak membalas perkataan Reynald.

Terdengar helaan napas dari Reynald dan membuat Reyline menoleh menatapnya.

"Lo sebenarnya suka nggak sih sama gue Lin?" Tanya Reynald, tanpa mengalihkan fokusnya dalam mengemudikan mobil.

Reyline hanya diam sambil mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil.

Kedua sudut bibir Reynald mulai terangkat.

"Ditanyain malah diem." Ujar Reynald.

"Lo beneran nggak pacaran sama Rika?" Tanya Reyline.

"Kan tadi udah gue bilang, sayang. Perlu gue ulang?" Ujar Reynald.

Reyline tersenyum tipis, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Hal itu terlihat sangat menggemaskan di mata Reynald.

***

Rey's CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang