10. Polaroid

14 3 0
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

TANGGA YANG PENUH DEBU, JAMUR, DAN BERDECIT, June mendapati dirinya berada di dalam gedung tempat tinggal Jimin lagi. Dia mengangkat tangannya berkali-kali tapi kemudian dengan cepat menurunkannya kembali, takut untuk mengetuk pintu yang ada di hadapannya. Entah berapa lama dia berdiri di sana. Seperti orang bodoh, pikirannya mengatakan pada dirinya sendiri bahwa tidak ada yang salah, bahwa itu hanya kunjungan sederhana.

Padahal alasan sebenarnya di balik kunjungan ini adalah karena dia ingin tahu lebih banyak tentang Bo Young. Kalau saja dia bisa menemukan sesuatu di dalam apartemen yang menunjukkan bahwa mereka berdua memang berkencan, dia akan merasa tenang. Walaupun mungkin hanya sebentar.

Dengan beberapa napas dalam-dalam yang diambil, June akhirnya berhasil mengumpulkan cukup keberanian, tangannya bersandar ke pintu saat dia dengan hati-hati mengetuk tiga kali.

Kemudian dia menunggu.

Dan menunggu.

Tapi tidak ada yang menjawab.

Jadi dia mengetuk lagi, kali ini lebih keras dan lebih percaya diri, berharap seseorang mendengar suaranya.

"Halo?" Dia berbicara, nadanya agak dangkal saat dia meletakkan tangan di kenop pintu. "Jimin? Apakah kaudi rumah?"

Dengan sedikit putaran pada kenopnya, pintu itu segera terbuka, membuat mata June melebar lalu dia mundur kembali dengan cepat. "Jimin? Kau di sini?"

Setelah beberapa kata lagi diucapkan, dia merenungkan apakah akan masuk ke dalam atau menunggunya di luar. Mungkin dia pergi keluar untuk membeli sesuatu, tetapi sekali lagi kenapa dia membiarkan pintunya tidak terkunci? Apa dia sedang menunggu seseorang? Atau dia lupa?

Mungkin dia begitu ceroboh dan pelupa.

June menelan rasa gugup yang besar di tenggorokannya saat dia maju beberapa langkah, menutup pintu di belakangnya. Dia berpikir bahwa dia hanya akan duduk dan menunggunya kembali sehingga dia bisa bertanya tentang Bo.

Tapi dia dengan cepat menggelengkan kepalanya, merasa ngeri melihat betapa menyeramkannya semua ini; datang ke apartemen seseorang hanya untuk menanyakan status hubungan mereka saat. Siapa yang bahkan melakukan itu? Dia bisa saja memeriksa facebook dan melihat lebih banyak tentang hidupnya jika saja dia tahu nama belakangnya.

Tetapi, June tidak tahu banyak tentang Jimin sejak awal.

Sebuah gerakan tiba-tiba terdengar dari dapur membuat tubuh June menggigil. Tapi kegelisahan itu segera memudar ketika bola kecil berbulu datang berjalan ke arahnya dengan beberapa suara meong bernada tinggi bergema di dalam ruangan.

"Ah Yejin! Kau membuatku takut." Kata gadis itu, hampir menertawakan dirinya sendiri saat dia membelai kucing itu dengan lembut.

Tanpa pikir panjang, pandangannya melayang ke meja kosong di dapur. Tidak ada asbak atau buku yang tersisa di sana kali ini. Jimin pasti sudah bersih-bersih sebelum meninggalkan apartemen. Jadi dia berjinjit menuju pintu kamar tidur, membukanya dan mengintip ke dalam; seprai dilipat dengan baik, kamar rapi dan meja hampir kosong.

Atau begitulah pikirnya sampai dia mendekat, matanya melihat apa yang diletakkan Jimin di mejanya; beberapa buku, pensil, dan lampu yang tampaknya terlalu tua untuk berfungsi dengan baik.

"Siapa sebenarnya dirimu Jimin." Dia berkata pada dirinya sendiri, mengambil sebuah buku di tangannya, tetapi tindakan itu menyebabkan sebuah benda jatuh ke lantai, halaman-halamannya yang robek beterbangan kemana-mana bersama dengan sebuah foto lama.

June tidak bisa mengenali siapa orang di sebelah Jimin, jadi dia membalikkan foto itu dan tepat di bawahnya, ada sesuatu yang ditulis dengan huruf yang agak berantakan.

Forever, 2015, 1 Juni

Sebelum tangannya menyingkirkan foto itu, sebuah suara rendah dan tegas bergema dari belakangnya. Yang dia perhatikan pada saat itu adalah dialek yang berbeda, yang ini jauh lebih gelap. "Apa yang kau lakukan di sini?"

June | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang