36. Thirteen Candles

15 3 0
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

"Astaga?" Hanya itu yang Jimin katakan.

Hanya itu yang bisa dia katakan ketika di sana, tepat di depannya, ada sekitar sepuluh orang, bertepuk tangan dan menyanyikan lagu yang belum pernah dia dengar sejak dia berusia 13 tahun.

Terakhir kali senandung yang sama itu merayap di kedua telinganya adalah pada hari Jumat malam yang dingin. Malam ketika ibunya membuat kue kecil yang terbuat dari tepung beras, sedikit gula dan beberapa butir telur, karena itulah yang paling mampu dibeli oleh wanita miskin saat itu. Tidak mudah memberi makan keluarga yang terdiri dari empat orang. Tidak, ketika sang ayah tenggelam dalam candu botol alkohol hampir setiap hari.

Sejak malam itu, waktu ketika ayahnya sadar sudah tidak terhitung karena telah kalah dengan jumlah saat keadaannya mabuk. Hingga pada suatu malam, ketika jeritan yang merobek udara dan tangisan yang teredam terdengar di dalam rumah mereka, ayahnya pergi meninggalkan rumah itu, mengemudi dalam keadaan mabuk, pada hari terakhirnya, 13 Oktober.

Bisa dibilang, Jimin membenci hari ulang tahun. Dia tidak pernah merayakannya.

Karena setelah bertahun-tahun, merayakannya masih terasa salah.

Entah kenapa merasa muak dan sakit. Tidak secara fisik, tetapi lebih secara mental, ketika memikirkan itu semua.

"Make a wish."

Suara June melewati telinga Jimin, mengusir kenangan yang meninggalkan rasa pahit sesaat, dia melihat kue kecil dengan tiga belas lilin, semuanya berbagi api berwarna oranye yang sama, sumbu yang menghitam dan lilin yang terkumpul.

Setelah ditiup angin kecil, semua api itu padam.

"Saatnya bir dan ayam goreng!" Dengan gembira, Hoseok melompat-lompat, membawa semua orang ke ruang tamu di mana mereka semua duduk dengan nyaman di lantai. Tak lama kemudian, mereka mengambil potongan ayam goreng berminyak dari kotak kardus tipis. Dan ketika mereka tidak berbicara, mereka membasahi tenggorokan yang kering dengan bir termurah yang bisa didapatkan Namjoon dan Hoseok.

Bukan berarti mereka benar-benar memedulikan itu. Mereka tahu bahwa normal-normal saja bagi mahasiswa untuk lebih hemat atau ekonomis, apalagi hanya untuk alkohol.

Yoongi juga berpikir seperti itu, teman SMA Jimin dengan bibir berbentuk busur dan rambut memutih yang tidak bisa berhenti berbicara ketika mabuk bir murah, dan ketika bangun dia hanya bisa berbicara bahasa Spanyol.

Dia tidak lucu seperti Hoseok, tapi masih bisa membuat orang tertawa.

Bahkan Sam, kependekan dari Samin, tertawa. Dan Sam ini tidak terlihat seperti orang yang banyak tertawa. Bukan karena dia tidak sepenuhnya mengerti bahasa Korea karena dia adalah ras campuran, tetapi karena dia kehilangan gigi depan bawah. Alih-alih menjadi sesuatu yang akan mengangkat rasa insecure nya, hal itu menambah pesona pada karakternya.

Eddie di sisi lain, yang kulitnya berwarna sepeti telah dicium oleh matahari, adalah seorang siswa pertukaran, sangat luar biasa baik dalam menari maupun ahasa Korea. Tapi tanpa kacamata bundar besar yang menutupi sepasang mata cokelatnya, bocah itu tidak akan bisa melihat satu jari pun di depan hidungnya sendiri.

Dan begitulah, mereka semua mengobrol, tidak lama lagi Namjoon membungkuk ke Jimin, belum begitu mabuk saat ia berkata "Hei bocah yang berulang tahun, bisakah kau mengambilkan kami bir lagi? Hobi-hyung dan aku menaruhnya di kulkas atau di suatu tempat di bawah wastafel."

"Tentu bisa, hyung." Itu adalah ide yang buruk untuk minum sambil duduk karena ketika Jimin mencoba untuk berdiri, otot-ototnya sudah menyerah. "Atau mungkin tidak."

"Aku akan mengambilkannya untukmu." June tertawa. "Segera kembali."

Dengan itu, dia berdiri, kaki menyeret tubuhnya ke dapur kecil.

Gelap dan bau asap, tapi matanya masih bisa melihat cukup untuk tidak tersandung apa pun.

Hal pertama yang dia buka adalah lemari es tua yang telah kehilangan warna putihnya selama bertahun-tahun, tidak ada yang bisa dimakan di dalamnya. Minuman energi, kimchi dan satu apel merah yang hampir busuk. Jadi dia menutup lemari es, lalu membukanya kembali, seolah-olah melakukan itu akan membuat beberapa makanan muncul lagi di rak yang hampir kosong.

Astaga, apakah anak ini tidak makan?

Lemari dapurnya juga tidak lebih baik, berisi sesuatu yang tampak seperti sekantong beras putih yang kelihatannya sudah tiga tahun, beberapa ramen, dan sebungkus gula kristal. Tidak heran jika anak laki-laki itu terlihat sangat lelah akhir-akhir ini.

June berjalan lebih dalam, membuka lemari di bawah wastafel hanya untuk menemukan bungkusan setengah penuh makanan kucing yang tersembunyi di balik beberapa botol kosong berisi alkohol bermerek yang sama. Kecemasan menyelimuti tulang punggungnya, mengubah otot-ototnya menjadi tegang, tetapi entah bagaimana kepalanya tersentak ke kiri, matanya bertemu dengan kaleng-kaleng bir yang diminta Namjoon.

Ketika tangannya meraih minumanitu, ia menjatuhkan beberapa botol kosong, lalu sesuatu yang sangat kecil berjatuhan ke lantai bersamanya.

Pada awalnya itu semua tampak hanya hal-hal kosong yang tidak dibutuhkan Jimin lagi. Satu per satu, June telah mengembalikannya, membersihkan kekacauan kecil yang dibuat tangannya.

Ketika semua yang tersisa hanyalah dua wadah yang serupa, tetapi tidak terlihat sama, dia membalikkan wadah itu, matanya menyipit dan membaca huruf-huruf yang tercetak dengan hati-hati. Resep untuk Park Jimin. Yang satu tertulis Alprazolam, yang lain adalah Codeine.

June melemparkan keduanya bersama apel busuk ke dasar tempat sampah.


----

a/n: Sekadar informasi, Alprazolam adalah obat untuk mengatasi gangguan kecemasan, serangan panik, dan kecemasan yang disebabkan oleh depresi. Alprazolam merupakan obat golongan benzodiazepines, yang merupakan golongan obat penenang atau sedatif. PENYALAHGUNAAN ALPRAZOLAM DAPAT MENYEBABKAN KECANDUAN, OVERDOSE, ATAU KEMATIAN dan harus digunakan hanya oleh orang yang diresepkan. Sedangkan Codeine merupakan obat pereda nyeri sedang hingga berat.

June | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang