Chapter~8 @

831 105 1
                                    

Taehyung dan Jimin hanya bisa duduk cemas di kursi tunggu sebuah rumah sakit. Dengan Jimin yang tidak mau berhenti untuk menghentak-hentakan kakinya di lantai. Jimin begitu sangat gugup dan cemas karena tidak segera mendapatkan kabar dari dokter tentang kondisi saudara perempuannya.

Kecemasan Jimin secara tidak langsung membuat Taehyung yang tadinya diam dan anteng bak anak manis yang sangat menggemaskan. Akhirnya Taehyung ikut terseret dalam kecemasan dan kebingungan yang Taehyung sendiri masih belum tahu kenapa dan karena apa.

Taehyung memang tidak begitu dekat dengan saudara perempuannya Jimin. Tapi~ bukan berarti ia akan bisa duduk tenang dan nyaman, jika sahabatnya sedang tidak baik-baik saja dengan perasaan khawatirnya.

Selama itu Taehyung hanya bisa memandangi Jimin yang duduk di sebelahnya. Jimin terus mengusap wajahnya menggunakan telapak tangannya. Sebentar-sebentar berdiri, lalu duduk. Dan seperti itu saja terus yang Jimin lakukan.

Sudah lebih dari 30 menit semenjak kedatangan Taehyung dan Jimin ke rumah sakit, sampai detik inipun Taehyung masih belum berani menayakan hal apapun perihal tentang kakak perempuan Jimin. Taehyung hanya bisa pasrah dalam kecamuk yang tidak jelas.

"Jim~"

Hanya ingin memanggil saja, ya~ Taehyung hanya ingin memanggil saja. Berharap yang dipanggil bisa mengerti, jika Taehyung hanya ingin sedikit menenangkan Jimin.

Jimin menatap Taehyung dan mengulas sedikit senyuman. Sembari menepuk pundak Taehyung dan lirih dapat Taehyung dengar jika Jimin mengucapkan maaf.

Dalam batin Taehyung merutuk. Untuk apa Jimin meminta maaf. Taehyung sama sekali tak keberatan menemani Jimin di rumah sakit saat ini. Hanya Jimin teman satu-satunya yang bisa memahami keanehan Taehyung.

Dan~ setelah menunggu dengan penuh kecemasan selama satu jam, akhirnya seorang dokter ke luar dari salah satu ruangan bangsal dan segera memberikan kabar bahwa kondisi pasien sudah kembali stabil. Semua obat-obatan yang masuk ke dalam perut telah dikeluarkan semua.

"Apa saya sudah boleh masuk dok?"

"Tunggu sebentar lagi, perawat akan memindahkan Nonna Irene ke kamar inap."

Jimin mengangguk dan dengan sabar menunggu sampai Irene dipindahkan ke kamar inap.

Irene~ ya.. namanya Park Irene, kakak perempuan Jimin yang sekarang sedang tergeletak lemas di ranjang rumah sakit. Irene terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan meski bukan obat terlarang, tetapi jumlah yang dikonsumsi telah melebihi batas dosis pemakaian.

Dari yang obat diet, obat kecantikan, obat tidur dan berbagai macam vitamin lainnya yang terus dikonsumsi dalam waktu yang bersamaan setiap harinya. Hanya agar untuk membuatnya tetap terlihat segar dan bugar dengan segala rentetan kegiatan dan kesibukan yang menyiksanya.

Irene masih kuliah, tahun ini adalah tahun terakhirnya. Tapi kerena otak pintar dengan takdir yang camerlang, Irene sudah menjadi trendsetter di usianya yang masih muda. Menjadi model dari berbagai brand terkemuka yang diminati oleh banyak kaum muda.

Jimin dan Taehyung segera menghampiri kamar rawat inap Irene setelah mendapatkan ijin dari dokter sebelumnya. Perasaan lega terlihat jelas dari wajah Jimin yang telah mulai perlahan melunak. Tidak tegang seperti barusan.

"Irene Nunna~~" Panggil nya Jimin dengan suara lembut nan merdunya. Mengelus pipi chubby milik kakaknya, di mana sang empunya masih terlelap tidur di bawah pengaruh obat bius.

Hidup yang dijalani Nunna nya Jimin pun juga tidaklah mudah. Banyak sekali tuntutan dari orang tuanya agar menjadi anak yang sempurna dan menjadi kebanggaan keluarga Park. Semua kepintaran dan kesuksesan tidak akan datang dari langit begitu saja. Irene mati-matian menjaga kewarasannya untuk tetap bertahan di dunia yang keras.

Irene harus tetap terjaga dan belajar, ketika orang lain mungkin sudah terlelap tidur bersama mimpi indahnya. Dan Irene mesti giat meraih mimpi menggapai kenyataan, ketika orang lain mungkin sedang bersenang-senang dengan segala imajinasinya. Tidak ada yang tahu persis tentang bagaimana perasaan Irene yang sebenarnya.

Ada berjuta-juta iba dalam tatapan Jimin yang ia tujukan untuk Irene. Dan Jimin yakin, ketika Nunna nya sadar nanti, pasti akan langsung memarahinya untuk agar tidak terlalu mengkhawatirkan dirinya. Selalu merasa menjadi yang terkuat, padahal Irene lah wujud dari yang terlemah sesungguhnya. Karena tak bisa melawan apa kemauan dari ayahnya.

Jimin mengalihkan atensinya pada Taehyung, meski tidak untuk pandangannya.

"Tae~ kau bisa pulang dulu dan bawa motorku. Aku akan menginap di sini menemani Nunna." Ucap Jimin sambil terus memandangi Nunna-nya dengan tatapan sendu.

Jimin akan tinggal di rumah sakit, sampai keadaan Nunna nya benar-benar membaik. Meski ia sendiri juga tidak bisa dikatakan baik.

Pikirannya terus berkecamuk tentang apa yang harus dijelaskan kepada orangtuanya nanti. Cukup hanya ia saja yang sering membuat malu keluarga Park. Dan jangan sampai Irene juga mendapat kebencian dari ke dua orang tuanya, terutama ayahnya.

Taehyung tak bicara apapun dan hanya menepuk pundak Jimin, memberi semangat dan kekuatan kepada sahabatnya, lalu setelahnya bersiap pulang dan tak lupa membawa motor seperti permintaan Jimin tadi.

Taehyung tidak perlu mendapatkan penjelasan apapun tentang situasi sekarang ini, dan ia juga tidak berminat untuk meminta penjelasan. Taehyung bukan kemarin sore berteman dengan Park Jimin, hingga tidak tahu bagaimana hubungan keluarga dari Jimin.

Taehyung sudah bersiap memacu motor Jimin, bergerak perlahan meninggalkan kawasan basement rumah sakit. Semilir angin malam membuatnya sedikit bergidik ngeri. Bagaimana nanti kalau tiba-tiba ada begal yang mencegatnya dan lalu menculiknya.

"Arghhhh~ Sial! Ini semua gara-gara Sarah."

Perduli apa, Taehyung tetap harus melanjutkan perjalanannya untuk segera sampai ke rumah. Berkendara dengan aman dan utamakan keselamatan~

Motto andalan berkendara Taehyung, yang di mana Jimin bisa sampai dalam 30 menit, maka Taehyung akan sampai dalam 2 Jam. Beruntung jalanan yang Taehyung lewati adalah jalanan kota, jadi banyak lampu jalan yang kelap kelip menemaninya di sepanjang perjalanan.

Dan perihal ngebut di jalan. Taehyung ada trauma untuk itu, hingga bisa dikatakan jika dirinya memiliki phobia dengan berkendara secara ugal-ugalan. Semuanya kembali pada Sarah yang pernah menabrak mobil milik orang yang sedang terparkir di pinggir jalan. Ganti rugi yang harus Sarah dan Taehyung keluarkan tidaklah main-main. Untung saja keluarga Sarah lumayan kaya, jadi orang tua Taehyung yang hanya pekerja swasta biasa, bisa meminjam uang untuk ganti rugi terlebih dahulu.

Dan sekarang mari biarkan Taehyung menikmati perjalanannya yang seperti siput. Taehyung hanya ingin aman dan selamat sampai ke rumah, meski sesekali ia akan berjengit kaget jika ada suara bunyi klakson dari kendaraan lain.





.
.
.

Bersambung~

Publish ulang~

Taiwan, 27_ April_ 2024

D.O.P [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang