Chapter~11 @

812 100 5
                                    

Dengan kecepatan bak pembalap handal, Jungkook dan Taehyung pun sudah sampai di rumah sakit dengan waktu yang di atas normal. Di atas normal jika yang sedang berpikir itu adalah Taehyung. Berbeda lagi kalau Jimin. Maka Jimin akan merasa mendapatkan teman satu circle.

Meski niat datang ke rumah sakit adalah untuk melanjutkan acara belajar yang tertunda. Tapi, tetap saja mereka tak bisa berlama-lama di sana, karena hanya akan menganggu istirahat dari Irene. Meskipun berkali-kali Irene sudah mengatakan jika dirinya merasa tidak terganggu sama sekali. Bahkan suana menjadi ceria ketika ada Taehyung.

Jimin sendiri terpaksa harus mengganggu waktu luang Jungkook dan juga waktu istirahat Nunna nya. Selain ada nilai yang sedang Jimin kejar, keberadaan Nunna nya yang sedang sakit pun juga tidak boleh sampai ketahuan oleh ke dua orang tuanya.

Jimin dan keluarganya tidaklah tinggal di dunia yang berbeda atau di rumah yang terpisah. Tapi tak saling tatap muka di rumah bukanlah suatu hal yang aneh bagi anggota keluarga Jimin yang super sibuk.

Entah sudah dari kapan Jungkook yang tertidur dengan menyenderkan kepalanya pada pundak Taehyung. Jungkook terlihat lelah sekali, tidurnya sangat lelap, membuat Taehyung tak tega untuk membangunkannya meski pundak sudah pedas dan kebas rasanya.

Mereka duduk di sofa panjang sebelah kanan dari ranjang tempat tidur Irene. Sedari tadi Jimin berusaha sekuat yang ia bisa agar tak berteriak sebab dibuat kesal dengan ulah Taehyung. Meski berkali-kali Irene mengatakan bahwa dirinya tidak merasa terganggu, tetap saja yang dibutuhkan paling utama dari penyembuhan Irene adalah dengan banyak beristirahat.

Seoalah terhipnotis dengan ketampanan Jungkook. Taehyung terus saja memandangi wajah tenang dari seorang pemuda yang pernah dihajarnya habis-habisan di rooftop sekolah.

Taehyung semakin tenggelam dalam fantasy liarnya. Bahkan tanpa ia sadari, jika jemari lentiknya itu telah memainkan bulu mata yang panjang milik Jungkook. Sesekali tersenyum gemas, dan lalu beralih memainkan bagian wajah yang lainnya. Dari alis, hidung bahkan Taehyung semakin lancang dengan memeta bibir merah Jungkook.

Tak ada jarak. Posisi wajah Taehyung dengan Jungkook begitu sangat dekat. Hingga rasa hangat pun menerpa pipi mulus Taehyung dari hembusan nafas yang Jungkook keluarkan.

Jimin terlihat menggelengkan kepalanya di sebelah sana. Duduk di bangku tunggal dan terlihat sedang membantu Nunna nya meminum segelas air putih segar. Mata sipit Jimin menandakan bahwa ia siap murka dan siap menjambak rambut Taehyung, agar sahabatnya itu sadar, jarak sedekat itu bahkan sudah bisa dibilang hampir ciuman. Nanti kalau benar ciuman lagi.... heboh lagi.... drama lagi..... Merasa si yang paling jadi korban....

"Mengganggu saja." Jungkook yang masih terpejam matanya tengah mencengkeram tangan Jimin yang tadi sudah terulur mau menjambak Taehyung. Jimin perlahan benar mendekat ke arah Taehyung. Tapi sebab Taehyung yang sedang mabuk Jungkook, kehadiran Jimin pun sampai tidak disadarinya.

"Tidak tidur?" Taehyung melotot ke arah Jungkook. Dia terkejut dengan gerakan rflek Jungkook yang menangkis tangan Jimin. Itu berarti sejak tadi Jungkook tahu apa yang sedang dilakukan Taehyung padanya.

"Tidur.." Jungkook mengangkat kepalanya dari pundak Taehyung. Sedikit menguap sembari meregangkan badannya.

"Kau terus mendekat dan mengedip kedipkan bulu matamu tepat mengarah ke mataku, bagaimana aku tidak terbangun hummm... Dengan jarak yang sedekat itu memangnya kau mau apa?" Ucap Jungkook dengan nada meledeknya di akhir kalimat, yang sukses membuat wajah Taehyung bersemu merah.

SIALLL

Taehyung mati kutu, tak bisa menjawab atau mengelak, pura-pura pingsan saja mungkin ya? batin Taehyung. Dan untung Jimin menyelamatkan nya di saat yang kritis.

D.O.P [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang