Besok akhir pekan adalah hari yang telah ditentukan Sarah untuk pergi berkencan dengan Jungkook. Ada perasaan tidak rela dalam hati Taehyung, tapi ada rasa puas juga dan lega yang meliputi hati rapuh itu.
Jadwal keberangkatan Yoongi juga telah ditentukan dengan sangat cepat, yaitu minggu depan. Sarah telah menepati janjinya pada Oppa-nya, dan Taehyung juga tak mendapati rambutnya yang berguguran.
Itulah kepuasan yang dirasakan Kim Taehyung yang dari persentasi 100% hanya menyentuh 10% saja dan sisanya seperti ada yang meremuk redamkan hatinya.
Jimin tidak ada masuk sekolah, bahkan ini sudah memasuki satu pekan. Menolak panggilan dan juga tidak membalas pesan Taehyung. Mungkin masih sedang menemani Irene Nunna, pikir Taehyung, tapi bukankah itu terlalu lama dan terlalu keterangan sampai tak mengabari Taehyung.
Seharusnya Irene Nunna sudahlah membaik. Namun daripada harus menebak-nebak dan hanya memenuhi ruang otak Taehyung yang sempit. Taehyung berencana besok akhir pekan akan pergi berkunjung ke rumah Jimin langsung saja. Itung-itung untuk mencari teman main juga ketimbang harus meratapi nasib melasnya sendirian.
Taehyung juga kepikiran dengan motor Jimin. Senang sih senang dapat motor. Lumayan, kegantengan Taehyung jadi bertambah sedikit dengan mengendarai motor sport Jimin. Tapi sumpah mampus Taehyung hampir nggak bisa jajan gara-gara mesti isi bensin.
.
.Taehyung datang ke rumah Jimin dan disambut hangat oleh eomma Jimin. Beberapa camilan seperti biscuits dan kue kering sudah memenuhi meja tamu. Bahkan untuk yang dibawa pulang Taehyung saja, eomma Jimin sudah menyiapkannya dua paper bag besar.
Tapi Taehyung ke sini bukan untuk mendapatkan oleh-oleh atau apapun itu. Taehyung ingin bertemu Jimin.
"Eomma... bisakah Tae~ bertemu dengan Jimin?" Taehyung menatap harap-harap cemas ke arah eomma Jimin yang sedang meletakkan satu cup ice cokelat ronde ke dua.
Eomma Jimin tersenyum dan mengusap rambut Taehyung gemas. "Kamu anak yang manis, eomma sangat senang Jiminie bisa mempunyai teman sepertimu."
Taehyung yang dipuji bukannya senang malah merengut lucu. Dan eomma Jimin yang melihat bibir Taehyung mengerucut jadi gemas dan malah mencubit pipinya.
"Aduh ini sakit eomma... sebenarnya di mana Jimin..Tae~ mau mengembalikan motornya dan mau minta ganti uang bensin. Gara-gara Jimin, Tae~ hampir nggak bisa jajan."
Eomma Jimin malah semakin gemas dan berakhir menguyel-uyel pipi Taehyung. Taehyung yang merasa dianiaya di sini hanya bisa pasrah dengan mulutnya yang terus sibuk mengunyah makanan.
Satu cup ice cokelat tandas sudah, dan Taehyung menolak halus saat hendak diambilkan cup yang ke tiga.
"Sudah sore.... supir akan mengantarkan Tae~ pulang."
Seketika Taehyung melongo. Baiklah, setelah ia dijamu layaknya tamu agung, sekarang Taehyung diusir. Tapi bukan itu yang menjadi persoalan yang sedang Taehyung pikirkan.
Taehyung bahkan belum sampai bertemu dengan Jimin. Jangankan bertemu, mendapat kabar tentang Jimin saja tidak. Dan sekarang Taehyung dapat menyimpulkan jika di dalam keluarga Jimin sedang tidak baik-baik saja.
Taehyung mengangguk sopan dan menunduk memberi hormat. Pamit pulang meski rasanya ingin sekali berteriak memanggil nama Jimin. Jimin ada di rumah, Taehyung yakin akan hal itu.
Rasanya seperti orang yang sedang patah hati. Seperti orang yang tengah dijauhkan dari kekasih hatinya. Dan semua derita Taehyung semakin sempurna ketika hari patah hati se dunia sudah tiba.
Taehyung mencoba menghibur dirinya dengan menonton siaran ulang Run BTS. Acara ragam yang sangat populer di Korea Selatan. Yang dibintang oleh artis k-pop idol BTS. K-pop global yang menjadi idola kebanggaan Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
D.O.P [[ KookV ]]
Fanfic[[ End~ ]] Part terakhir dikemas dalam bentuk PDF berbayar~ Siapapun boleh mengambilnya dengan cara payment~ Dan akan dikirim lewat email yang sudah diberikan keamanan~ Jika menemukan cerita yang serupa dengan judul yang sama~ Itu memanglah cerita y...