Taehyung sudah sampai di depan gedung perkantoran Jeon-Tech. Gedung yang menjulang tinggi ke atas pastinya bukan ke bawah. Membawa langkah kaki yang gemetar penuh riang namun tidak gembira. Yang diiringi dengan suara degupan jantungnya, mirip seperti permainan orchestra.
Dan ini harusnya bukanlah hal yang baru jika ehyung itu kemusuhan dengan yang namanya sepatu, jadi meski sekarang musim dingin ia pun tetap setia dengan sandal andalannya.
Mulutnya tak bisa berhenti untuk komat kamit merapalkan do'a. Entahlah~ perasaannya sangat tidak nyaman ketika dirinya telah sampai pada tempat yang dituju.
Hembusan nafas panjang tanda gugupnya yang semakin menjadi ketika dirinya sudah sampai pada tempat information. Di sana Taehyung harus melaporkan kedatangannya terlebih dahulu agar bisa mendapatkan ijin untuk bertemu dengan pemilik laptop yang tengah ia peluk dengan sepenuh jiwa dan raga.
Tetapi karena sang pemilik sudah memulai rapatnya, Taehyung hanya bisa bertemu dengan asistennya saja yaitu Jungwon.
"Tuan Kim."
Sapa Jungwon sambil berlari kecil menghampiri Taehyung dan segera mengambil laptop nya dengan tak sabaran. Tak lupa Jungwon mengucapkan terima kasih sambil membungkuk. Setelah itu ia pun langsung bergegas melesat pergi tanpa ada niat untuk memperpanjang basa basi. Setengah mati Jungwon menyiapkan pekerjaan bossnya, dan nyaris mati Jungwon karena hampir saja kehilangan pekerjaan untuk dirinya sendiri.
ANEH!!
Gumam Taehyung.
Mengingat pekerjaannya juga masih banyak di coffe shop, Taehyung juga tak berpikir untuk berlama-lama di tempat asing ini. Lagipula juga buat apa dia mau berlama-lama di sini? Tapi langkahnya terhenti karena ada dua bocah yang sudah mengayun-ayunkan lengannya, tersenyum begitu sangat manis kepadanya, dan menatapnya manja.
Tentunya~ Taehyung tak bisa untuk tidak gemas dengan segala bentuk manis yang disuguhkan dua gadis kecil yang datang menghampirinya.
Dan di sana~ terlihat Jungwon yang kembali lari sempoyongan. Sepetinya Jungwon punya kegemaran berlari di dalam ruangan tertutup. Jungwon panik karena kehilangan dua anak asuhnya, bocah yang tak pernah mau diam di tempat. Hingga terlihat gurat lega dari wajah Jungwon, meski ada canggung yang menyelinap. Di mana ia harus berurusan lagi dengan Taehyung kali ini.
Yoojung sudah berada digendongan Taehyung, bertumpu pada lengan kanannya, dan yang lebih tua Sohyun masih asik mengayun-ayunkan lengan kiri Taehyung.
"Maaf Tuan Kim sudah merepotkan anda lagi."
Taehyung hanya menggeleng, mendengar Jungwon mengucapkan rasa terimakasihnya, tapi seperti ada beban di sana. Sungguh Taehyung tidak merasa repot sama sekali, apalagi terganggu. Taehyung begitu menyukai interaksinya yang tercipta secara tiba-tiba, namun begitu sangat manis.
"Akan aku maafkan jika kamu berhenti manggilku Tuan." ucap Taehyung dengan bibirnya yang merengut main-main, seolah ia sedang marah. Memang benar, Taehyung paling tidak suka ketika dipanggil 'Tuan', Taehyung merasa itu terlalu formal dan ia terkesan begitu sangat tua.
"Panggil aku hyung, aku tidak se-tua itu untuk dipanggil Tuan, lagi pula, aku juga bukan majikanmu." Dan seperti itulah segala gerutuan protes dari Taehyung, yang membuat Jungwon hanya bisa tersenyum canggung dan mencoba memanggilnya hyung, meski awalnya terasa sangat berat dan sulit.
Jungwon pun kembali ke ruang rapat meninggalkan Sohyun dan Yoojung bersama Taehyung yang menawarkan dirinya dengan sukarela untuk menjaga Sohyun dan Yoojung. Lagi pula nampaknya dua bocah itu juga tidak akan rela begitu saja jika Taehyung langsung pergi.
Dan tolong tidak usah ingatkan Taehyung kalau dia masih banyak pekerjaan.
Kakinya terus bergerak maju mundur syantik, dan memutari seluruh area lobi. Entah sudah berapa kali Taehyung melakukannya dengan menggendong dan menggandeng dua bocah manis.
Pikirannya sedang dipenuhi dengan banyak pertanyaan dan berbagai macam perkiraan.Siapa dua bocah ini, kenapa memanggil Daddy pada Jungkook? Tidak mungkin Jungkook menikah saat ia masih duduk di bangku sekolah kan?
Taehyung menggeleng ribut, mencoba menepis pikiran bodoh itu tapi muncul lagi pikiran bodoh yang lainnya. Sehingga memperjelas kalau dia memang bodoh.
Jangan-jangan jungkook menikah dengan seorang janda kaya raya yang sudah punya anak. Dan~ seperti itulah isi pikirannya.
Taehyung terlihat celingukan mencari tiang atau pilar mungkin untuk menjedotkan kepalanya agar tak muncul lagi pikiran-pikiran anehnya itu. Ok. Setidaknya sekarang Taehyung sudah sadar kalau semua isi pikirannya itu aneh.
Tak terasa sudah dua jam Taehyung menyusuri tiap inci lantai lobi dan sekarang duduk di sofa panjang berwarna merah tua yang berada di lobi, yang biasa digunakan oleh para tamu yang sedang menunggu bertemu dengan kliennya.
Yoojung sudah tertidur pulas, bagaimana polosnya wajah cuby yang sedang tertidur dipangkuan Taehyung dan Sohyun yabg tadinya masih memainkan game di poselnya pun sekarang sudah menempelkan kepalanya pada lengan Taehyung dan ikut tidur juga.
Taehyung tersenyum memandangi dua bocah lucu itu bergantian, tidak perduli lagi anak siapa itu, jika memang itu adalah anak Jungkook~ bagaimana cara Jungkook menjalani hari-harinya. Bekerja dengan membawa dua anaknya ke kantor bukankah itu merepotkan. Dan seperti itulah kira-kira yang sekarang sedang merasuki pikiran Taehyung, mengalahkan semua pikiran anehnya tadi.
Alhasil~ karena terus menggunakan otaknya untuk berpikir, Taehyung pun lelah dan ikut tertidur juga di sofa bersama Sohyun dan Yoojung.
"Dingin Tae~ kenapa hanya memakai sandal!"
Jungkook mengganti sandal Taehyung dengan sepatu yang diambilnya dari mobil, kebetulan ukuran sepatu mereka memang sama.
Taehyung yang kini sudah terbangun hanya bisa mematung di tempat duduknya. Jungkook terlihat tidak kaget sama sekali dengan adanya dirinya. Berbeda dengan Taehyung saat pertama kali melihat Jungkook di coffe shop tadi pagi. Dan di sini Taehyung menjadi merasa terbodohi.
Jangan bilang ini adalah scenario Jungkook ya____ yang sengaja meninggalkan laptop nya di coffe shop dan minta untuk diantarkan ke kantornya.
Sarah!!
Iya~ hanya ada Sarah yang bisa di lpikirkan Taehyung, untuk dijadikan orang pertama dan satu-satunya yang akan jadi tertuduh dalam permainannya Jungkook.
Sepasang sepatu sudah terpasang, Yoo-Jung pun sudah pindah di gendongan Jungwon dan Sohyun sudah digendong oleh Jungkook.
Reflek Taehyung ikut berdiri dan melangkah bersama mereka, satu lengan Jungkook menggendong Sohyun dan satu lengannya lagi meraih tangan Taehyung, menautkan jari-jarinya di sana, menggenggam erat namun terasa lembut. Seolah ada berjuta rindu yang diungkapkan di dalam tangan yang saling menggenggam mesra.
Namun tiba-tiba Taehyung menghentikan langkahnya. Seperti ada yang terlupakan, tapi apa itu. Jungkook pun menatap Taehyung penuh tanda tanya.
"Sandalku bagaimana, Jungkook?"
Entahlah~ Hanya ada senyuman tampan dari Jungkook yang Taehyung dapati. Perkara sandal, baiklah, Taehyung akan mencoba ikhlas jika memang harus hilang.
Jungkook sedang menganut program keluarga berencana, dua anak cukup. Heheeeee~~
Jungkook membawa Taehyung ikut serta naik ke mobilnya, duduk di jok belakang bersamanya dan masing-masing memangku bocah manis~ dan sudah bisa dipastikan Taehyung dapat Yoojung karena dari awal Yoojung sudah jatuh hati dengan pesona Kim Taehyung.
Dan~ jangan ada yang tanya ke mana mobil Taehyung, yang pasti sudah diamankan sama Jungwon tentunya, sandal ketinggalan saja heboh apalagi mobil.
Jungkook pulang bersama dengan supirnya yang bernama Mark. Supir Mark yang sedari tadi terus tersenyum dan terus melihat penumpangnya di belakang dari spion, melihat betapa manisnya dua sedjoli itu. Mereka terlihat seperti pasangan muda dengan dua orang puteri.
Hanya ada sunyi dan hening di dalam mobil. Selain dua bocah yang superaktif itu masih tertidur. Jungkook maupun Taehyung juga tak ada tanda-tanda niat untuk membuka obrolan. Hanya ada Jungkook yang sesekali memainkan rambut Taehyung. Seperti menyelipkannya dibalik telinga, atau yang hanya sekedar ingin menyisir rambut Taehyung dengan menggunakan jari-jarinya. Tak ada maksud apapun dari Jungkook, ia hanya rindu. Meski Taehyung masih tampak bergeming di tempat duduknya tanpa ada respons yang berarti.
.
.
.Bersambung~
Publish ulang~
Taiwan, 19_ Mei_ 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
D.O.P [[ KookV ]]
Fiksi Penggemar[[ End~ ]] Part terakhir dikemas dalam bentuk PDF berbayar~ Siapapun boleh mengambilnya dengan cara payment~ Dan akan dikirim lewat email yang sudah diberikan keamanan~ Jika menemukan cerita yang serupa dengan judul yang sama~ Itu memanglah cerita y...