Chapter~2 @

1.6K 168 20
                                    

Sadar tak mendapati kehadiran dari teman yang selalu membuat mood Jimin rusak, pemuda bermata sipit itu pun terus gusar dan tak tenang di bangku duduknya.

Jam istirahat sudah akan tiba, dan Jimin masih belum melihat ada tanda-tanda Taehyung kembali ke dalam kelas. Bahkan pesan singkat yang dikirim Jimin pun tak mendapati balasan.

"Sial! Di mana bocah brengsek itu?!"

Jimin menggebrak mejanya tanpa sadar, membuat seluruh pasang mata murid menatap tajam ke arahnya, dan tak lupa Miss Bona, guru seni yang selalu berlagak sok ke bule-bulean juga tak luput menatapnya.

Sadar menjadi pusat perhatian, Jimin pun menunduk malu setelah sampat tersenyum dan meminta maaf.

Taehyung ada di ruang kesehatan, tentu Jimin tahu. Taehyung yang dengan pongah dan angkuh menyeret Jungkook naik ke roftoop, Jimin juga tahu. Tapi Jimin sudah bertekad untuk tidak mau tahu, pokoknya Taehyung harus membalas pesannya.

Bel istirahat pun akhirnya berbunyi. Dan Jimin menjadi orang pertama yang ke luar dari kelas, bahkan ketika Miss Bona saja masih duduk di kursinya. Dan Jimin tak perduli. Pikirannya sekarang hanya segera menuju ke ruang kesehatan untuk menemui Taehyung.

"Di mana bocah sialan itu?!"

Jimin langsung berteriak tak sabaran begitu sampai di ruang kesehatan. Wonwoo yang masih berjaga di sana ditemani satu orang temannya yang ber nama Woozi hanya bisa menjulurkan jarinya, menunjuk di mana Taehyung sedang berbaring di salah satu brankar.

Namun alangkah terkejutnya Jimin ketika menyibak tirai yang menjadi penutup. Posisi Taehyung yang duduk di atas perut Jungkook membuat otak Jimin traveling seketika.

Dan bukan hanya Jimin saja yang terkejut, Taehyung pun juga sama terkejutnya. Taehyung tak tahu bagaimana awalnya dirinya bisa sampai berada di atas perut Jungkook. Beberapa saat lalu mereka hanya bertengkar seperti sepasang kekasih yang di mana satunya posesif dan satunya agresif. Taehyung tampak seperti ingin memukul Jungkook terus, sedangkan setiap kali di lerai oleh Wonwoo, Jungkook bilang tidak apa-apa, ini hanya salah paham. Bahkan Jungkook dengan nada menggoda, bilang ingin mengobati luka di bibir Taehyung. Dan di sanalah pertarungan yang sengit dimulai.

"Jimin, ini tidak seperti yang kamu lihat." Taehyung gelagapan seperti orang yang kepergok mesum. Sedangkan Jungkook nampak tenang di bawah, tersenyum santai sembari terus menatap Taehyung.

"Teruskan saja, maaf kalau sudah mengganggu." Jimin langsung berlari pergi. Hatinya kecewa dan sakit. Ternyata semudah itu Taehyung melupakannya. Setelah mendapatkan buruan yang errrrr dirinya pun dilupakan. Pantas saja pesannya tak ada yang dibalas.

"YAKK JEON JUNGKOOK!"

Jungkook menatap Taehyung lekat dan tajam. Dadanya masih bergemuruh di sana, antara kesal, marah dan gemas. Sebenarnya Jungkook tak perlu menjelaskan masalah antara dirinya dengan Sarah. Tapi entahlah Jungkook yang biasanya malas berdebat dengan siapapun, kini ia seperti kecanduan jika itu dengan Taehyung.

Taehyung turun dari brankar dan buru-buru merapikan penampilannya yang acak-acakkan. Baju kusut, rambut ruwet dan keringat yang membasahi tubuhnya. Sudah mirip seperti orang yang habis melakukan hal cabul.

"Mau makan apa, biar aku yang traktir." Ucap Jungkook sambil menyunggingkan senyuman tampannya yang tampak sialan di mata Taehyung.

Taehyung menoleh ke arah Jungkook, menatapnya garang dan mengacungkan jari tengahnya. Lalu berlari ke luar ruangan, membawa jantungnya yang tantrum.

.
.
.

Setelah kejadian di roftoop gedung sekolah yang memalukan waktu itu, dan ditambah lagi dengan kejadian di ruang kesehatan, Taehyung tidak ada pergi ke sekolah, dan ini adalah hari ke dua dimana Taehyung tidak mengikuti kelas tanpa ada keterangan apapun.

D.O.P [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang