Chapter~6 @

1.1K 132 7
                                    

Tok~~

Tok~~

Tok~~

Taehyung mengumpulkan semua tenaganya hanya untuk menggerakkan tangannya, mengetuk pintu dengan warna cokelat gelap. Entah kenapa warna pintu itu terlihat suram, seperti hidup masa depannya.

Berbeda dengan Jimin yang terlihat begitu santai dengan ke dua tangan yang masuk ke dalam saku celananya. Seakan tidak akan ada yang bisa menyuramkan masa depannya.

"Masuk~" Sahut seseorang di dalam. Dan entah kenapa Taehyung sangat tidak menyukai suara yang terdengar sangat tegas, rasanya belum apa-apa, Taehyung sudah merasa terintimidasi.

Taehyung dan Jimin pun masuk ke dalam ruangan yang memiliki aura dingin dan sangat menyeramkan. Seingat Jimin dan Taehyung, setiap kali mereka diminta untuk datang ke ruangan kepala sekolah, tidak pernah akan ada hal yang baik-baik saja.

Namun~ dengan santainya seolah tidak punya beban, Jimin langsung duduk tanpa menunggu dipersilahkan duduk. Berbeda dengan Taehyung yang masih kikuk berdiri dan baru berani duduk ketika sudah mendapatkan perintah.

Tentu saja Jimin berani seenaknya seperti itu, bahkan jika dianggap tidak sopan dan juga kurang ajar mungkin Jimin akan merasa senang. Mendapat teguran dari appa nya, sama saja mendapat perhatian.

Tapi apapun yang dilakukan Jimin entah itu perbuatan baik ataupun buruk, Appanya tidak pernah perduli. Dan ngomong-ngomong~ kepala sekolah itu adalah appanya Jimin.

Hubungan Jmin dengan appanya tidak begitu harmonis yang entah karena apa. Mungkin karena Jimin adalah anak laki-laki di keluarganya, namun tidak pernah memberikan prestasi apapun yang patut dibanggakan oleh keluarga. Sehingga sang appa pun menjadi malas berdebat dengan sang anak yang semakin bertambah umur semakin bertambah pula kekanak-kanakannya.

Tidak seperti kakak perempuannya, Irene. Yang selalu menjadi unggulan di manapun ia berada. Sehingga selalu mendapatkan pujian dari ke dua orang tuanya dan juga orang-orang di sekitarnya. Perlahan Jimin pun jadi terabaikan.

Melupakan keberadaan Jimin~

Suasana pun menjadi canggung, membuat Taehyung jadi salah tingkah, dan duduk dengan gelisah. Jimin selalu menghindari tatapan dengan appanya, sedangkan sang appa yang tak lain dan tak bukan adalah kepala sekolah, sudah memasang tatapan yang siap menelan hidup-hidup dua orang yang ada di depannya.

"Perbaiki nilai kalian di setiap mata pelajaran, atau kalian tidak akan lulus tahun ini. Dan kalian bisa ke luar ruangan sekarang." Penjelasan yang singkat, jelas padat dan mengerikan dari appanya Jimin.

Taehyung masih mem beo di tempat. " Ayo Tae~ tunggu apalagi?" Jimin lalu merangkul sahabatnya dan menariknya ke luar.

Terdengar helaan nafas kasar dari kepala sekolah. Tidak tahu harus memperlakukan anaknya seperti apa lagi. Sama sekali tidak pernah bermaksud keras kepada anaknya, namun~ seperti itulah yang selalu dipikirkan oleh Jimin terhadap appanya. Perk Haejin hanya ingin yang terbaik untuk puteranya.

Tapi dalam pemikiran Jimin leluarganya hanya menyukai anak yang pintar~

Bukan anak yang suka berbuat onar~

Setelah ke luar dari ruang kepala sekolah, Taehyung dan Jimin terus saja berdebat dan berkelahi perihal bagaimana cara untuk bisa mendapatkan nilai tambahan, yang jujur itu terdengar begitu sangat mustahil untuk mereka ber dua.

"Kita harus cari pebimbing Jimin~ tapi siapa? Aku tidak mau jadi murid abadi di sekolah ini." Nelangsa Taehyung.

Hingga jam istirahat tiba, yang dibahas mereka berdua pun masihlah sama. Taehyung terlihat memutar mutar garpunya di atas menu hidangannya siang ini, capjay, menu makan siang favoritenya di kantin sekolah. Tapi entah kenapa memikirkan nilai, napsu makan Taehyung menurun.

D.O.P [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang