Menghindar

997 97 0
                                    

Semalaman Lily nggak bisa tidur, kepikiran hal yg dia sendiri nggak tau apa. Yang jelas pagi ini Lily sangat bersemangat untuk berangkat ke sekolah, biasanya juga semangat sih. Hanya saja kali ini double double semangat nya. Pasalnya hari ini Lily teringat janjinya untuk menunggu seseorang di depan gerbang sekolah. Ralat...Lily tidak pernah mengiyakan, tapi entah kenapa Lily merasa bersalah karena hari itu dia tidak melakukannya.
Tidak, Lily tidak ingin terlihat menunggunya. Gengsinya terlalu tinggi untuk sekedar menunggu laki laki, apalagi yg Notabennya bukan siapa siapanya. Entah kenapa kaki nya membeku saat orang yg ditunggu datang.
"Hei apa yg sedang aku lakukan, tidak seharusnya aku berdiri disini, seseorang tolong sadarkan aku" rutuk Lily dalam hati.
Dan doa Lily terkabul sohibnya Rosie ce'es tiba-tiba muncul dihadapan Lily, yg secara tidak langsung menutupi keberadaan Exacta dari pandangan Lily.
"Woy Ly kemarin seharian kemana aja lo, pamit nya mau nyalon ama nyokap, giliran kita susulin ke rumah lo kata maid lo nyokap lo uda seminggu di luar kota." Jennie

"Iya ih parah lo Ly, kita uda berharap nyalon gratis ama nyokap lo padahal" Rosie

"Jadi nyokap siapa yg lo ajak nyalon?" Jenie

"Gw nggak ke salon, kemarin gw ke panti" Lily

"Bergaul sama anak akhlak-less bikin lo belajar bohong?" Jennie

"Nggak gitu Jen"

"Sama dia kan?" Jennie

"Bener kata gw kan ly, lo nggak akan bisa marah kalo deket dia. Kayak ada pelet nya gitu..." Rosie

"Ochie....... 🤬" Jennie

"Pokoknya gw nggak suka ya lo terlalu deket sama dia. Mau gimanapun keinginan ortu lo. Status lo sekarang tetep masih pacar nya Jae, hargai itu! Dan gw tau apa yg barusan lo lakuin, jangan aneh aneh di sekolah " Jennie

"Sorry girls...." Lily

Dan benar, mulai hari itu Lily mengurangi ralat memblokir kontak Exacta, bahkan sangat terlihat menghindari bertemu Exacta terutama saat di sekolah.
Lily rela putar balik dan lewat jalan yg lebih jauh hanya karena melewati koridor yg sama dengan Exacta, jangan tanya seperti apa perasaan Exacta, aneh...dan seperti ada yg hilang.

"Segitu cinta nya ya lo sama cowok lo, ketara banget ngehindar dari gw sampe puter balik gitu." rutuk Exacta dalam hati

Sudah seminggu ini Lily benar benar menghindar dari segala yg berhubungan dengan Exacta, bahkan Lily yg notabenya selalu nonton pertandingan basket sekolah nya untuk memberikan semangat pada sang kekasih pun untuk kali ini tidak dia lakukan, iya karena ada Exacta di sana. Exacta yg satu team basket dengan Jae.

Sore ini selepas latihan dance dengan teman teman nya, Lily harus pulang paling akhir karena dia bertanggungjawab untuk merapikan semua perlengkapan pendukung dance dan mengunci ruang latihan.
Anggap ini hari sial Lily karena dia harus bertemu dengan Exacta di Koridor sempit dan satu satu nya jalan untuk pulang, Lily lupa kalo tadi ada pertandingan basket dan lapangan basket tepat di sebelah ruang latihan dance, tapi siapa sangka dari semua anak basket, kenapa Lily harus bertemu dia. Sudah terlalu sore dan hanya mereka berdua yg ada disana.
Sialnya Lily tak punya jalan lain untuk putar balik. Sempat saling tatap beberapa detik, sampai Exacta menyapa duluan "Hai Ly"

"Sorry gw buru buru, jemputan gw uda nunggu diluar" segeralah Lily lari sekencang kencang nya.

"Dipikir gw setan kali ya, sampe lari kayak gitu ketemu gw doang.."

Dewi Fortuna masih berpihak pada Exacta, Lily masih berdiri diujung gerbang depan sekolah mereka. Belum terlihat ada jemputan Lily, padahal langit sudah mulai gelap.

"Jemputan nya pergi lagi Ly?

"Astaga kaget....eh itu tadi kesana" jawab Lily tanpa menoleh kearah Exacta dan malah berlari kecil kearah gang sempit agak jauh dari sekolah dan penerangan disanapun sangat minim, hingga Lily tak menyadari ada segerombolan pemuda yg kelihatannya mabuk sedang memperhatikan Lily seperti singa yg sedang kelaparan. Lily yg baru sadar keberadaan mereka, tapi terlambat untuk lari, salah satu dari mereka sudah mencekal lengan Lily. Lily merutuk dirinya sendiri kenapa dia malah lari ke gang sempit yg minim penerangan kayak gini. "Siapapun tolong Lily" gumam Lily.

"Taa tolong gw..." naif memang, tadi Lily berlari menghindari Exacta, tapi disaat seperti ini Lily berharap Exacta yg menolong nya.

"Broh jangan sembarangan pegang pegang cewek orang" Exacta tiba tiba disebelah Lily dan menangkis tangan yg memegang lengan Lily.

"Nggak usah ngaku ngaku broh, kalo lo mau ni cewek juga, antri dong kita duluan."

"Antri pala lo, dia cewek gw, mau mati lo?" Exacta

"Ly, hitungan ketiga lari sekenceng kenceng nya ya, jangan nengok ke belakang".
Buuugghhh.... Exacta hanya sempat memukul satu kali pria yg memegang lengan Lily, sampai pemuda itu tersungkur. Setelah nya Exacta lebih memilih menarik tangan Lily dan lari sekencang kencang nya. Jangan berharap akan ada adegan action yg kemudian dimenangkan oleh sang pahlawan, kalo Exacta sendirian mungkin baku hantam takkan terelakkan lagi.

"Masuk mobil... Gw anter lo pulang"
Setelah nya mereka sama sama diam, tak ada yg berniat untuk memulai pembicaraan. Sampai di depan gerbang rumah Lily.

"Lain kali pastiin cowok lo bakal anter lo pulang dengan selamat kalo supir lo lagi berhalangan, jangan cuma jadi pacar di status doang. Dan satu lagi, lo nggak perlu repot repot menghindari gw lagi, gw yg akan dengan senang hati menghindari kita untuk bertemu. Anggap kita nggak pernah saling kenal" Exacta

Setelah turun dari mobil Exacta, Lily hanya terdiam di depan pintu rumah nya, kakinya melemas bukan karena adegan lari larian tadi, tapi karena perkataan terakhir Exacta.

"Gw kenapa ya, kenapa sesakit ini..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Exacta -(Haruto Lalisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang