Tumbang

1K 78 2
                                    

"Sesuai pesanan tuan muda Watanabe, yg banyak kaca kacanya" ucap Airi menoleh kearah Haru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sesuai pesanan tuan muda Watanabe, yg banyak kaca kacanya" ucap Airi menoleh kearah Haru.

"Good job" ucap Haru dengan smirk nya yg membuat Lily merinding melihatnya.

"Turun yuk, kita liat dalamnya, belum terlalu banyak furniture, takut nggak sesuai selera kalian" jelas mommy Haru.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana? Masih kurang kaca-kacanya?" tanya Airi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana? Masih kurang kaca-kacanya?" tanya Airi.

"Airi yg terbaik" Haru nyengir.

"Tadi katanya nggak mau rumah baru" sindir Airi terkekeh.
"Kamar nya ada diatas kak, kak Lily bisa naik keatas nya? Perlu Airi bantu?" tanya Airi menatap Lily yg masih duduk di wheelchair.

"Ngapain kamu dek? Kan ada gw yg bisa gendong istri gw naik keatas" ucap Haru yg langsung menggendong Lily ala bridal style naik ke kamar mereka.

"Dih....sombong amat yg uda nikah" cibir Airi.

"Beneran penuh kaca ya" sindir Lily yg merinding melihat smirk Haru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beneran penuh kaca ya" sindir Lily yg merinding melihat smirk Haru.

"Aku suka kaca, cermin dan kamu" ucap Haru mengecup lembut bibir Lily.
"Apalagi kalo lihat kamu dari bayangan kaca atau cermin, suka banget" bisik Haru dengan deep voice nya dan menciumi area leher Lily.

"Kak Lily......" suara Airi memanggil Lily dan mengetuk pintu kamar.

Haru yg membuka setengah pintu dan hanya menampilkan kepala Haru tanpa memperbolehkan Airi masuk.

"Anak kecil, ganggu aja sih" protes Haru.

"Orang Airi cuma mau ngasih ini ke kak Lily, salep pereda nyeri, kasian tau kesakitan gitu. Main geber aja." protes Airi memicingkan matanya.

"Iri bilang bos" Haru cengengesan.

"Awas anak orang sampe pingsan" teriak Airi karena pintu kamar sudah ditutup Haru.

"Anak orang itu istri gw" teriak Haru nggak mau kalah sambil menutup pintu.

Lily yg baru sama keluar dari kamar mandi berjalan tertatih kearah tempat tidur.
"Kenapa?" tanya Lily yg sempat mendengar keributan.

"Airi nganter ini, salep pereda nyeri" ucap Haru.

"Oh...." ucap Lily yg masih membaca Cara pemakaian nya.

"Bisa pakainya? Tinggal diolesin aja kan? Mau aku bantuin?" ucap Haru dengan wajah meyakinkan nya.

Lily salah kali ini, harusnya nggak minta tolong ke Haru, harusnya dia mengoleskan nya sendiri. Tapi sudah terlambat, saat ini Haru sudah berada tepat di depan milik Lily tanpa penghalang sehelai kainpun.
Sangat dekat hingga Lily bisa merasakan hembusan nafas Haru di miliknya.

"Shit....kalopun Haru bisa menahannya mungkin gw yg justru akan mendesah atau menggeliat" ucap Lily meremas sprei menahan untuk tidak menggeliat atau mengeluarkan suara aneh saat jari-jari Haru bergerak di miliknya.

"Shit...warna nya indah banget, gw nggak yakin bisa tahan kalo segini deket nya, tapi gw nggak boleh egois, Lily lagi kesakitan." gumam Haru menepis fikiran nya.

Saat Haru menggerakkan jarinya berputar-putar di milik Lily, Lily menggeliat mengangkat sedikit pinggulnya hingga nyaris menempel ke hidung Haru, meski tidak sampai menempel tapi aroma nya jelas tercium Haru.

"Kenapa baby? Kenapa wajah kamu memerah hmm?" goda Haru yg sengaja tangannya semakin dimainkan di milik Lily hingga Lily menggigit bibir bawahnya.

"Jangan pasang wajah seperti itu baby kalo nggak mau aku terkam lagi" bisik Haru.

"Haru....stop-it" ucap Lily terbata.

"Apa nya yg harus berhenti baby?" goda Haru.

"Ta-ngan-ka-mu-ja-ngan-di-si-tu" ucap Lily terbata sambil menggigit bibir bawahnya karena tangan Haru yg mulai mengocok milik Lily.

"Terus apa yg mestinya ada di dalam sini baby?" Haru semakin semangat menggoda istrinya yg semakin menggeliat.

"Ayo cobain ranjang baru kita baby" ucap Haru yg langsung memasukkan miliknya ke milik Lily tanpa membuka baju atas mereka.

"Haru sakit..." ucap Lily ditengah desahan nya. Tapi Haru yg sudah sangat horny tidak mendengar ucapan Lily dan malah mempercepat gerakan pinggulnya keluar masuk milik Lily.
Suara desahan mereka berdua, suara dua milik mereka yg beradu dan suara decitan ranjang pun beradu di dalam kamar. Sesaat kemudian Haru menegang dengan tiga kali hentakan di dalam milik Lily.
Lily fikir sudah selesai dan dia bisa beristirahat, ternyata dia salah, Haru membalikkan tubuh Lily hingga tengkurap diatas ranjang dan kembali memasukinya dari belakang kurang lebih setengah jam barulah Haru mendapat pencapaian nya dan terkulai lemas di samping Lily.
.
.
.
Pagi harinya saat mentari mulai masuk ke kamar Haru yg dipenuhi kaca, Haru membuka mata dan mengecup kening istrinya untuk mengucapkan selamat pagi.
"Sayang, kening kamu panas banget" Haru semakin panik saat memegang tubuh Lily yg lain nya dan sama panas nya. Lily yg sedari tadi dipanggilpun tidak menjawab dan masih menutup mata.

Mommy Haru yg mengetahuinya pun segera memanggil dokter pribadi mereka.

"Gimana keadaan istri gw kak?" tanya Haru ke dokter Jessica yg kebetulan masih sepupunya.

"Lo bukan nya baru kemarin nikah?" tanya dokter Jessica.

"Iya" jawab singkat Haru.

"Dan semalam yg pertama buat istri lo?" tanya dokter Jessica memicingkan matanya.

"Iya" jawab singkat Haru.

Dokter Jessica menarik nafas dalam dalam sebelum melanjutkan pertanyaan nya.
"Main berapa kali?" tanya dokter Jessica mengintimidasi.

"Hmm 5kali" ucap Haru pelan yg langsung mendapat sentilan di jidatnya oleh dokter Jessica.

"Pantes istri lo pingsan, lo geber gitu" teriak dokter Jessica.

"Hah pingsan? Gw nggak kasar kok" bela Haru.

"Nggak kasar pun tetep butuh istirahat Haru.....lo kata mesin apa, apalagi ini baru pertama kali buat istri lo, setidaknya istri lo perlu penyesuaian dulu, biar relex. Istri lo antara kecapekan acara nikahan kalian kemarin plus terlalu tegang karena ini yg pertama buat dia." jelas dokter Jessica.

"Trus mesti gimana?" tanya Haru.

"Puasa dulu 2x24jam bedrest total, nggak boleh turun dari tempat tidur, dan yg terpenting jangan kamu apa apain dulu, faham" perintah dokter Jessica.

"Lama amat" protes Haru yg langsung dapet tatapan tajam dokter Jessica.
"Iya, oke, Haru faham" ucap Haru mengantarkan dokter Jessica keluar kamar.

"Jangan lupa obatnya diminum dan jangan telat makan juga, istri kamu butuh banyak gizi biar bisa ngimbangin kamu" sindir dokter Jes

"Dih emang Haru apaan"protes Haru terkekeh.

Exacta -(Haruto Lalisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang