Airi

780 70 0
                                    

Duduk berdua di pinggir pantai beralaskan pasir pantai dengan kaki yg basah di terpa ombak. Tapi tak ada pembicaraan apapun, mereka sibuk dengan fikiran nya masing masing, iya mereka....Airi dan Panji.

"Selamat ulang tahun kak" ucap Airi mengawali pembicaraan dengan menunduk tak berani menatap lawan bicaranya.

"Eh? Aku malah lupa kalo sekarang ulang tahun" ucap Panji nyengir.

"Kayak nya kak Haru emang uda ngrencanain ini semua" ucap Airi.

"Ri..kenapa segitunya menghindari aku?" tanya Panji menatap lekat Airi, tak ada jawaban dari Airi beberapa detik.

"Kak Haru pernah bawa aku buat terapi syaraf otak, katanya bisa menghilangkan sebagian memory yg tidak kita inginkan, dan aku berharap sebagian itu termasuk tentang kak Ji" ucap Airi dengan pandangan lurus ke depan.

"Aku-pernah-salah-apa" lirih Panji mendengar ucapan Airi barusan.

"Justru karena terlalu baik, aku nggak mau ingat pernah kenal kakak, aku...takut... Melukai..." lirih Airi.

"Airi...i miss you so bad, butuh waktu setahun akhir nya aku bisa nemuin keberadaan kalian disini, dan aku pindah kesini buat ketemu kamu, tapi 2tahun aku disini dan berteman dengan Haru, baru hari ini aku bisa ketemu kamu, Airi...aku..." ucapan Panji terjeda.

"Please don't say anything" mohon Airi meremas ujung baju nya.

"Aku..cinta..sama..kamu"
"Aku cinta kamu dari 3tahun lalu sampai saat ini, aku cinta kamu yg dulu, aku cinta kamu yg sekarang, aku cinta kamu yg merengek minta ditemenin beli mainan, aku cinta kamu yg jutek selalu nolak kalau mau aku anter ke sekolah, aku cinta kamu yg hobby ngacak acak rambut aku, aku cinta apapun yg ada di kamu"
"Jadi aku mohon...jangan pergi lagi" lirih Panji menatap sendu Airi.

Airi terkekeh mendengar semua ucapan Panji barusan.
"Kak Panji jangan aneh aneh deh, Airi yg sekarang bukan Airi yg dulu. Dan aku yakin setelah kak Panji tau semuanya, kakak akan berubah fikiran terhadap aku"

"Aku..tau..semuanya" ucap Panji lirih.

"Tentang?" Tanya Airi menatap Panji.

"Haru nggak mungkin berbuat seperti itu tanpa alasan, dan kalau sampai dia lepas kendali berarti terjadi sesuatu sama kamu, dan keluarga kalian yg benar benar menghilang setelah itu berarti sesuatu itu sangat buruk.
Dan..terapi yg kamu maksut, aku jadi semakin mengerti apa yg terjadi di hari itu" lirih Panji.

Mendengar ucapan Panji, mata Airi membola, dadanya berasa sesak napas, matanya semakin memanas dan berjalan meninggalkan Panji.

"Airi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Airi....cobalah percaya aku tidak meninggalkan kamu dan tidak akan pernah meninggalkan kamu" ucap Panji memohon.

Airi hanya menatap nya sesaat lalu pergi, berjalan mendekati Haru dan Lily.

"Kak Haru, aku mau pulang" ucap Airi membuat Haru Lily saling menatap sesaat dan kemudian menatap Panji yg berada di belakang Airi.
.
.
.
"Bunda...." panggil  Airi yg datang ke rumah bunda.

"Masuk Ri, gimana...ada yg bisa bunda bantu?" tanya bunda mempersilahkan Airi duduk.

"Bunda...kemarin Airi diajak kak Haru ketemu kak Panji"

"Panji? Yg pernah kamu ceritain?" tanya bunda.

"Iya bunda"

"Ketemu langsung?" tanya bunda

"Iya bunda"

"Lalu?" tanya bunda lagi.

"Terapi yg Airi lakuin kenapa nggak bisa menghapus kak Panji bunda?"

"Karena kamu nggak ingin" jawab bunda menatap dalam Mata Airi.

"Airi pengen banget lupain dia bunda" ucap Airi lirih.

"Bibir kamu bilang seperti itu, tapi otak dan hati kamu menolak nya, setelah ketemu masih mau menghapus?" tanya bunda menatap Airi semakin dekat.

"Airi takut bunda, dia bilang dia tau semuanya, Airi jadi semakin takut"

"Takut apa? Takut dia berubah dan pergi, atau takut dia tetap bertahan nunggu kamu?"

"Ayah nya seorang tentara dan ibu nya jaksa, bunda" jelas Airi terhenti sejenak. "Sedangkan Airi orang yg bermasalah" ucap Airi lirih.

"Hei, apa yg terjadi sama kamu itu musibah, bunda yakin orang berpendidikan seperti orang tua Panji nggak akan pernah berfikiran seperti itu." ucap Bunda Dara memeluk Airi.

"Semakin dia bilang akan menunggu, semakin Airi membencinya bunda" Airi menangis di pelukan bunda.

"Boleh bunda ketemu dia? Bunda hanya ingin tau dia beneran tulus nggak sama Airi. Dan kalau dia memang tulus sama Airi, Airi harus membuka hati lagi buat dia, mau janji sama bunda hmm?" ucap Bunda.

"Iya bunda"
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Lily berlarian menuruni anak tangga di rumah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lily berlarian menuruni anak tangga di rumah nya.
"Kok nggak bilang mau kesini?" Tanya Lily.

"Lah barusan kan bilang" jawab Haru.

"Iya, tapi bilang nya pas uda sampe sini"

"Bedanya apa?" Tanya Haru.

"Ya kan aku nya belum make up, masih kucel" Lily manyun.

"Masih cantik kok, ke rumah bunda yuk" ucap Haru memegang tangan Lily.

"Mau ngapain?" Tanya Lily sedikit curiga.

"Mau nerusin yg di rooftop" bisik Haru menggoda Lily.

"Heh...." Mata Lily membola membuat Haru terkekeh.

"Bunda mau ketemu Panji, Airi minta ditemenin sama kita, yuk" ucap Haru menggenggam tangan Lily dan berjalan keluar, setelah berpamitan dengan orang tua Lily tentunya.

Di dalam mobil, setelah memakaikan seatbelt Lily dan mulai melajukan mobil nya keluar dari halaman rumah Lily.
"Ly...tentang ngelanjutin yg di rooftop jadi kan?" ucap Haru dengan deep voice nya menoleh ke arah Lily.

"Nggak..." ucap Lily singkat karena uda deg degan level 10

Exacta -(Haruto Lalisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang