Haru, flashback on
Japan, Summer three Years ago."Airi dengerin kakak, tidak-ada-yg-terjadi-hari-ini. Mengerti?" ucap Haru memeluk erat adiknya setelah membersihkan diri dari lumuran darah di seluruh badan dan pakaian nya.
Sesampainya di rumah, tubuh Airi terus gemetar, peluh sudah membanjiri seluruh tubuhnya. Airi menggigil bahkan hingga suhu tubuhnya naik, Haru tetap menolak saran dari maid nya untuk membawa Airi ke rumah sakit.
Haru berjalan mondar mandir bingung apa yg harus dia lakukan selanjutnya. Masih untung orang tua nya tidak sedang berada di rumah saat ini, yg di fikiran Haru hanya, semakin sedikit yg tau akan semakin baik.
Haru menatap adiknya yg semakin memucat, tangan nya sangat dingin tapi keningnya sangat panas, Airi meringkuk diatas ranjang tidurnya dengan tangan nya yg terus menggenggam tangan kakaknya.
"Airi...maafin kakak, kakak nggak becus jaga kamu" lirih Haru, Haru menangis terisak dalam hati, dia tak berani menumpahkan air mata nya dihadapan adiknya, karena dia tau itu akan semakin menghancurkan Airi.
"Ri....kita pergi dari sini ya, kita lupain semua yg pernah terjadi disini, nanti kakak yg bilang ke daddy n mommy, Airi cukup diam dan ikut kakak, mengerti?" perintah Haru dan Airi hanya mengangguk.
"Nanti setelah kita pergi darisini, kakak janji bawa kamu terapi buat hapus semua memory yg terjadi disini tanpa ada orang lain yg tau, termasuk daddy n mommy. Tapi Airi harus janji ke kakak untuk menjadi Airi yg baru lagi, bukan Airi di hari ini, ok" Airi mengangguk patuh.
Tanpa Airi tau apa konsekuensi yg diambil Haru untuk mengembalikan nya menjadi Airi yg sebelum hari ini.
Keesokan hari nya, Airi yg tidak berangkat ke sekolah dengan alasan kurang enak badan, mendengar sedikit perseteruan di ruang tamu, dan memutuskan untuk turun dan melihatnya langsung.
Plaaaakkkk....sebuah tamparan hebat yg barusan dilayangkan daddy nya ke pipi Haru dengan posisi Haru yg berlutut dihadapan daddy nya.
"Apa alasan kamu melakukan ini?" tanya Daddy teriak namun Haru tetap bungkam.
"Apa alasan kamu menjadi seorang pembunuh haaaahhhh...." teriak Daddy yg emosinya sudah diubun ubun. Haru masih tetap bungkam.
Hingga Daddy melepas ikat pinggang nya dan bersiap untuk mencambuk Haru. Mommy yg melihatnya hanya bisa menangis, tak ingin membela putranya karena sungguh tak ingin putranya menjadi seorang jagal.
Airi yg melihatnya ingin berlari mendekat dan menjelaskan ke daddy nya bahwa kakak nya tidak bersalah namun Haru menggelengkan kepala nya pertanda jangan. Hingga akhir nya
Ctttaaaaarrrr....cambukan pertama menggores punggung Haru yg sebelum nya telah melepas kan kemejanya, saking kuat cambukan nya hingga keluar darah dari bekas luka nya.
Haru tidak merasakan sakit disana, yg dia rasakan justru sakit di dadanya kala mengingat teriakan adiknya.
"Kak Haru tolong Airi".
"Kak Haru tolong Airi"
Kalimat itu terus berputar putar diotak Haru membuat nya semakin jijik dengan diri nya sendiri.Dan Airi hanya bisa menangis terduduk sambil memegangi lututnya di balik tembok.
.
.
.
Ternyata masalah nya tidak berhenti disitu.
Ini adalah kasus pembunuhan, TKP nya di sebuah sekolahan, pelakunya adalah seorang pelajar dan korban nya adalah guru nya sendiri. Meski tidak ada saksi disana namun ada mayat di sekolah dengan luka tusukan yg anarkis dan jangan lupa CCTV disana yg memang benar memperlihatkan Haru yg melakukan semua itu."Besok kita semua pergi dari sini" perintah Daddy.
Dan entah bagaimana Cara nya daddy bisa membuat Haru tidak sampai di penjara dan kasus itu pun ditutup pihak yg berwajib. Dan sekolah seolah tak ada yg terjadi. Tak ada yg membahas kejadian itu lagi baik para guru, para murid maupun para orang tua murid.
Namun sampai saat ini pun orang tua Haru masih belum tau apa yg sebenar nya terjadi di hari itu.
Haru, Flashback off.
.
.
.
Haru terbangun dari tidurnya dengan bulir bulir peluh yg membanjiri tubuhnya.
"Mimpi sialan itu lagi" gumam Haru dan langsung berlari kearah Kamar Airi, adiknya. Yg kebetulan hari ini sedang menginap di rumah.Melihat Airi yg baru keluar dari Kamar nya juga dan tersenyum melihatnya, membuat Haru langsung lagi berhambur memeluk Airi.
"Kenapa kak?" tanya Airi bingung.
"Hmm? Nggak apa apa, cuma pengen meluk" jawab Haru cengengesan.
"Idih nggak jelas, sarapan kuy, Airi yg masak barusan" ucap Airi.
"Loh bukanya kamu baru bangun juga?" tanya Haru
"Enak aja, Ri uda bangun dari tadi tau....uda masak juga, tadi kekamar soalnya ponsel Ri bunyi, ada yg telfon"
"Oh, ayang Ji yg telfon ya" goda Haru nyengir nyengir nggak jelas sambil berjalan menuruni tangga.
"Loh kok orang nya uda ada disini Ri? Katanya barusan telfon" teriak Haru saat melihat Panji yg uda duduk di kursi ruang tamu nya.
"Emang siapa yg mengiyakan? Orang yg telfon kak Lily yg bilang dia datangnya telat baru bangun soalnya" ucap Airi berjalan menuruni tangga.
"Oh....pantes tiba-tiba rajin bangun pagi trus bikin sarapan, ada ayang ternyata. Itu namanya pencitraan tauuukkk."
Meski terlihat sering cekcok dan adu pendapat, tapi Haru dan Airi adalah kakak beradik yg sangat saling menjaga satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exacta -(Haruto Lalisa)
Fiksi Remaja"Call Me Exacta" cuma orang yg gw sayang yg gw ijinin manggil gw "Haru" Dan lo mau nggak gw ijinin manggil gw "Haru"