Sisi lain

838 83 0
                                    

Lily yg berusaha menetralkan detak jantung nya dan menahan malu karena uda seagresif tadi.

"Bentar lagi ujian akhir, habis ini mau lanjut kemana Ly?" Tanya Haru menatap Lily.

"Eh? Pengen nya sih lanjut ke Caltech, aku suka mathematics soalnya. Haru mau lanjut kemana?" tanya Lily.

"Rencana mau ke Caltech juga"

"Oya? Kok bisa samaan sih, kenapa Haru mau ke Caltech?" tanya Lily heboh.

"Biar bisa sama kamu" ucap singkat Haru.

"Dih bucin" ledek Lily.

"Yakin mau jauhan aja kuliahnya? Aku sih apapun yg kamu mau Ly" ucap Haru menatap Lily.

"Kalo kita satu kampus, nanti susah nyari gebetan baru dong" goda Lily memanyunkan bibirnya.

"Bisa aja sih tergantung niat, seperti aku juga bisa sekarang macarin salah satu teman kelas kamu, tinggal bilang yg mana besok dia uda jadi pacar aku" ucap Haru santui.

"Heh, awas aja kalo berani" Lily menatap Haru marah.

"Dih bucin" goda Haru.

"Punya aku nggak boleh disentuh orang lain" ucap Lily overprotective mode.

"Siapa?" Tanya Haru.

"Harjiawan Exacta" ucap Lily

"Dih ngaku ngaku, katanya nggak pernah taken" Haru terkekeh.
"Lily, kasih aku motivasi dong biar semangat belajar" pinta Haru menatap Lily.

"Semangaaaaaatttt...." teriak Lily

"Bukan seperti itu, misal kayak target yg harus aku capai gitu" jelas Haru.

"Eh? Hmmm....3 besar parallel di ujian akhir nanti?" tantang Lily.

"Reward nya?" Tanya Haru.

"Hmm...as your wish"

"Nikah sama aku ya" ucap Haru menatap Lily intense.

"Iya, nanti kalo uda lulus kuliah trus kerja" jawab Lily enteng tidak menganggap tatapan serius Haru.

"Kalo itu namanya bukan reward buat aku dong, kan kita emang dijodohin" ucap Haru kecewa.
"Kalo aku bisa capai target dari kamu, lulus dari SMA ini kita nikah ya" pinta Haru

"Heh...jangan ngadi ngadi ah" tolak Lily

"Kenapa?"

"Kan kita mau kuliah dulu" jelas Lily.

"Ya after nikah kita langsung terbang ke US buat kuliah bareng di Caltech" jelas Haru

"Tapi kita masih terlalu muda Haru....." tolak Lily lagi

"Orang tua aku dan orang tua kamu sama sama nikah muda, dan nggak ada kesulitan yg terlalu berarti" jelas Haru.

"Ya tapi kan...." Lily masih berusaha cari alasan untuk menolak.

"Tinggal bilang nggak mau, kenapa bahasa nya dipersulit Ly" ucap Haru kecewa.

"Haru...."

"Hmmm..." jawab Haru.

"Marah?" Tanya Lily menatap Haru yg menatap lurus ke depan.

"Nggak...kan nggak boleh maksain prinsip ke orang lain, aku cuma takut kamu jauh" Haru menatap lekat Lily.
"Dan aku juga takut kalo terlalu deket sama kamu, akunya yg nggak bisa menahan diri buat nggak ngapa ngapain kamu, makanya aku pengen kita nikah dulu." Haru terkekeh.

"Nyebelin...uda di dengerin serius juga malah jawaban nya kayak gitu" ucap Lily ngambek.

"Itu juga serius sayaaaaanggg....masak ada yg bisa gitu tahan nggak ngapa ngapain kamu kalo sedeket ini terus sama kamu."

"Emang kamu uda yakin mau nikah sama aku?" Tanya Lily mode serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang kamu uda yakin mau nikah sama aku?" Tanya Lily mode serius

"Nggak pernah seyakin ini sih, tapi kalo kamu nya nggak yakin, aku nggak mau maksa" Haru tersenyum tipis.

"Aku cuma takut kamu akan berubah fikiran kalo ketemu cewek yg jauh lebih baik dari aku, usia kita masih usia labil soalnya" Lily menatap Haru sendu.

"Aku yg malah takut kamu akan benci dan pergi dari aku kalo kamu tau seperti apa aku sebenarnya." gumam Haru tapi tak terdengar oleh Lily.

"Aku nggak akan pernah siap kalo kamu membenci lalu meninggalkan aku, Ly" ucap Haru sendu menatap hamparan pasir pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku nggak akan pernah siap kalo kamu membenci lalu meninggalkan aku, Ly" ucap Haru sendu menatap hamparan pasir pantai.

"Kenapa aku harus benci kamu? Kamu orang baik, baik banget malah, kecuali kamu pernah bunuh orang gitu, baru aku fikir fikir lagi buat mau sama kamu" Lily terkekeh, tanpa menyadari ekspresi wajah Haru berubah datar.

"Gw mohon agar hari itu nggak pernah datang"
Lirih Haru.

Exacta -(Haruto Lalisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang