"Jadi...apa aja yg aku belum tau?" tanya Haru tiba-tiba yg tiduran dipangkuan Lily.
"Takut ah, nanti kamu marah lagi" jawab Lily.
"Lagi? Aku nggak pernah marah sama kamu, kemarin aku diem itu karena takut kamu akan ninggalin aku" ucap Haru.
"Yakin nggak akan marah?" curiga Lily.
"Yakin, asal kamu janji nggak akan ninggalin aku" ucap Haru dengan tatapan seriusnya.
"Kamu tanya nanti aku jawab, kalau suruh cerita bingung mulai darimana" ucap Lily.
Haru terlihat berfikir sejenak.... "Symbol huruf J yg jadi gantungan di ponsel kamu diawal kita kenal itu Jisung kan bukan Jae? Dan dia yg ngasih gantungan itu ke kamu" tanya Haru yg masih santai rebahan dipangkuan Lily.
Mata Lily sampai membola mendengar kalimat Haru barusan. "Tau darimana? Kamu beneran bukan cenayang kan?" ucap Lily menutup mulutnya dengan tangan nya.
"Nggak perlu jadi cenayang buat gituan doang, hanya perlu mengamati lebih teliti. Gantungan yg dari kamu buat dia masih ngegantung tuh di HP dia" goda Haru dengan smirknya.
"Bodo amat, uda nggak peduli" Lily savage.
"Sekarang dimana? Terakhir aku lihat waktu kita di rumah bunda...malam itu" ucap Haru.
"Correct, emang abis itu langsung aku buang dijalan waktu kamu anter aku pulang" jawab Lily.
Haru terlihat berfikir sesaat, "Waktu kamu tiba-tiba buka kaca jendela mobil bilang mau cari udara segar?"
"Ingatan kamu beneran sepanjang itu? Daebak...." Lily yg antusias banget.
"Ada hal yg ingin selalu kita ingat atau ingin segera kita lupakan, dan tentang kamu...itu pilihan yg pertama" blush....pipi Lily langsung memerah mendengar nya.
"Jadi kenapa dibuangnya waktu itu? Bukan karena habis aku cium di rooftop rumah bunda kan?" Haru terkekeh. "Emang kamu nggak pernah diapa-apain sama dia?" pertanyaan Haru yg berakhir dahinya kena sentil Lily.
"First kiss aku itu sama kamu, jadi kira-kira aku sama dia bisa ngapain hmm?" Lily sebel.
"Ya....ngopi bareng mungkin" Haru cengengesan.
"Dasar nyebelin..." Lily menjeda kalimat nya sejenak. "Aku anak tunggal dari keluarga kaya Raya, jadi nggak banyak yg mau jadi temenku karena minder kata mereka. Satu satu nya temen aku dari kecil ya Jisung. Karena cuma dia temen aku, diotak aku seperti terdoktrin ucapan nya adalah kewajiban yg harus aku lakuin, banyak sisi positif sih seperti dia suka belajar, suka mathematics, suka ikut olympiade, tapi lama-lama aku jadi seperti dia manusia ambis yg harus selalu jadi nomor satu. Kayaknya Jisung mulai menyadari aku jadi duplicate nya saat kita kelas satu SMA makanya dia tiba-tiba menghilang biar aku nggak ngikutin dia dan nggak menjadi penghalang nya masuk ke Caltech. Dan tentang Jae, dia adalah orang yg paling dibenci Jisung karena pernah terang-terangan bilang suka sama aku dihadapan Jisung. Jisung nggak suka kekalahan, makanya aku terima jadi pacar Jae. Merasa bersalah banget sebenernya aku sama Jae." cerita Lily panjang lebar dan Haru menyimaknya dengan baik.
"Awal nya aku fikir akan bisa jatuh Cinta sama Jae, tapi ternyata Jae sama aja manusia ambis yg nggak suka kekalahan, meskipun jauh lebih manusiawi dari Jisung sih, tapi tetep aja nggak bisa buat aku jatuh Cinta sama dia" ucap Lily.
"Kalo aku?" tanya Haru
"Hmmm? Apa nya?" Lily bingung.
"Kesan kamu tentang aku....apa?" Haru penasaran
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kesan awal tentang kamu ya...hmm" Lily tampak berfikir sejenak. "Manusia sombong sok ganteng yg super nyebelin dan nggak punya hati, berani-beraninya mempermalukan sohib gw depan umum, pengen banget aku tonjok sebenernya" Lily menceritakan nya menggebu-gebu dan Haru hanya terkekeh.
"Trus kalo sekarang?" goda Haru.
"Emang beneran ganteng sih" Lily cengengesan.
"Jadi pengen nonjok nggak?" goda Haru.
"Kalo pengen cium aja boleh?" Lily yg balik godain.
"Idih...emangnya aku cowok murahan gitu yg gampang dicium cium sembarangan." Haru terkekeh.
"Haru...." panggil Lily.
"Hmm?" jawab Haru.
"Terima kasih karna uda mengembalikan aku jadi mahkluk normal yg berhati lagi, kalo ada manusia yg boleh di panggil malaikat, itu kamu" ucap Lily menatap dalam mata Haru.
"Katanya aku monster" goda Haru.
"Iya, jadi monster nya kalo diatas ranjang" bisik Lily mencium lembut bibir Haru.
"Jangan mancing, kata dokter nggak boleh sering sering, dedek bayinya masih lemah" Haru terkekeh melihat Lily ngambek.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . California, USA 6bulan kemudian.
"Sayang, kamu kapan mulai cuti kuliah? Perut kamu makin besar, aku kasihan lihat kamu makin kesusahan bawanya." ucap Haru karena saat ini usia kandungan Lily sudah memasuki bulan ke8.
"Lusa uda mulai cuti, barengan sama libur semester. Biar bisa libur bareng sama kamu" ucap Lily tersenyum memegang tangan Haru.
"Ada apa? Ada yg mau disampein?" tanya Haru yg tau dari tatapan mata Lily ada yg sedang Lily inginkan.
"Haru....boleh nggak kalo aku lahiran nya di Korea aja, pengen deket sama keluarga" lirih Lily, takut Haru tidak setuju.
Haru menatap Lily, dan menangkup kedua pipi Lily dan tersenyum. "Aku baru mau ngusulin itu ke kamu sayang, biar ada yg rawat kamu juga kan kalo deket keluarga"
"Tapi kamu sendirian disini nanti" ucap Lily sedih.
"Karena lagi libur semester, aku ikut pulang juga, nanti balik kesininya mepet kalo uda mulai masuk kuliah lagi." jelas Haru.
"Yeyyyyy...kita pulang" teriak Lily kegirangan membuat Haru terkekeh gemas. . . . "Siapa?" tanya Lily melihat Haru yg baru saja menerima telfon.
"Mommy, kita suruh memastikan ke dokter keadaan bayinya beneran aman kalo diajak perjalanan jauh, dan dokter nya harus ikut selama perjalanan kita" jelas Haru.
"Oh....oke, kapan mau check up?" tanya Lily.
Setelah memastikan semua aman dan sehat untuk bayi dan ibunya, akhirnya Lily dan Haru pulang ke Korea, dengan jet pribadi mereka lagi tentu nya. Karena tidak akan ada maskapai yg mengijinkan ibu hamil usia kandungan lebih dari 8bulan untuk melakukan perjalanan udara jarak jauh. Dan sesuai perintah mommy nya, mereka membawa serta seorang dokter kandungan dan seorang suster ikut dalam perjalanan udara mereka.
Ditengah-tengah perjalanan mereka Haru masih sempat menggoda istrinya "Rame banget yank, jadi nggak bisa ngapa ngapain" Haru terkekeh saat melihat istrinya meliriknya tajam. . . . Incheon international airport "Kak Lily...kangen banget tau" yg super berisik pasti Airi. "Kak Lily sama dedek bayi di perut sehat kan?" tanya Airi mengusap perut Lily.
"Sehat kok Ri, aku juga kangen banget sama kamu, sama semuanya juga, makanya pengen lahiran disini aja" ucap Lily.
"Emang kapan lahiran nya kak?" tanya Airi.
"Minggu depan uda mulai masuk hpl nya sih" ucap Lily yg berjalan bersama Airi kearah mobil.