Warning 21+
Bijak dalam membaca ya teman-teman^^. Bagi yang belum cukup umur, pilihlah bacaan sesuai dengan umur kalian. Thankyouu 😙
Alan Mahendra Robert
Dingin, rupawan, kaya, idaman wanita
"Aku tidak akan bisa mencintai wanita lain. Ini hanya na...
Di dalam mobil, Alan mengetuk-ngetukkan kepalanya ke kemudi mobil. "Bodoh...bodoh.... Kenapa kamu cium dia?. Sialan!!". Maki Alan. Entah kenapa tadi Alan merasa marah melihat Abel meminum kopi. Baru kemarin ia merasa ketakutan melihat Abel pingsan didepan matanya. Bagaimana Alan merasa sangat bersalah karena Abel sakit karena kebodohan dirinya.
"Bagaimana aku menghadapinya esok hari? Tapi......dia membalas ciumanku. Dan aku yakin dia juga menikmatinya". Gumam Alan sambil menyentuh bibirnya.
Abel berguling-guling di sofa. Adegan ciuman tadi masih terbayang-bayang jelas di pikirannya.
"Kenapa dia terlihat marah sekali? Ahh...sudahlah aku tidak mau memikirkannya lagi". Gumam Abel lalu beranjak dari sofa dan masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.
Saat baru mengambil handuk, ponselnya berdering menunjukkan nomor telpon catering yang tadi pagi ia pesan untuk acara ulang tahun Tante Mala. Setelah mengkonfirmasi ulang pesanannya, Abel pun meletakkan ponselnya lalu masuk kedalam kamar mandi.
Alan kembali ke kantor untuk mempersiapkan rapat dengan Pak Edison, namun ciuman tadi masih berputar di pikirannya.
"Ya tuhan..ini bukan pertama kalinya aku mencium wanita. Kenapa hal itu berputar-putar terus di pikiranku?". Kata Alan dengan gusar.
Ternyata rapat dengan Pak Edison berlangsung cepat karena Pak Edison buru-buru untuk ke bandara.
Tiba-tiba Alanteringat dengan kata-kata mamanya yang memintanya pulang untuk merayakan ulangtahun.
Kado untuk mamanya pun masih dibawa oleh Abel. Abel...Abel.... Akhir-akhir ini Alan sering memikirkan tentang gadis itu. Ini benar-benar bukan pertanda baik.
Selesai mandi dan berganti pakaian, Abel berjalan ke dapur untuk memasak sesuatu. Namun bahan-bahan makanannya sudah habis. Hanya ada 2 butir telur yang tersisa. Abel hanya menghela napas lalu menutup lemari es nya.
Abel pun kembali duduk di ruang tamu menonton acara kartun kesukaannya.
Kalau sedang tidak bekerja begini Abel justru merasa bosan karena tidak ada hal yang ia kerjakan.
Ponselnya berdering memperlihatkan nama "Jun". Abel mengabaikannya dan lebih memilih menonton tv. Mengobrol dengan Jun setelah kejadian tadi terasa seperti sedang selingkuh. Rasanya tak nyaman sekali.
Abel menghela napas.
"Pasti besok kalau ketemu Pak Alan rasanya akan canggung. Gue mesti ngomong apa?. Ya ampun!! Kenapa pula tadi gue bales ciumannya dia ya? Kebawa suasana apa bagaimana?. Emang dasar betina ya lu Abel!!". Omel Abel kepada dirinya sendiri.
"Daripada gue pusing mikirin hal tadi, mending gue nonton aja kali ya sama sekalian nyari bungkus kado buat Tante Mala". Sambung Abel lalu beranjak ke kamarnya untuk berganti pakaian. Abel mengambil dompetnya dan kunci mobil lalu bergegas keluar dari apartementnya menuju tempat parkir.
*******
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.