Masih part Niko dan Misha againn yaaa 🥰🥰
Sebelum Misha keluar dari apartement Niko, Davin meminta Misha memindai barcode diponselnya agar mereka bisa saling bertukar pesan. Davin pun melambaikan tangan lalu berlalu naik ke atas tangga menuju kamarnya. Misha mengangguk pelan ke arah Niko sebelum keluar dari pintu.
Namun tiba-tiba pintu di tahan oleh kedua tangan Niko. Walaupun Misha tergolong wanita yang tinggi, namun saat bersama Niko Misha hanya sebatas leher Niko saja. Jadi Niko bisa dengan mudah mengungkung tubuh Misha."Buka blokir nomorku dulu baru ku izinkan keluar!" Ucap Niko.
"Pemaksaan!" Omel Misha lalu membalikkan badan menatap Niko.
"Sekarang, Misha!" Perintah Niko dengan tegas.
Misha mendengus lalu mulai menyalakan ponselnya.
Niko mendelik saat melihat lock screen Misha adalah fotonya dengan gaya sensual."Foto macam apa itu?" Desis Niko.
Misha diam saja. Ia memilih segera membuka blokiran nomor Niko agar bisa segera pergi dari apartement Niko.
Setelah selesai, Niko mencekal tangan kanan Misha."Katakan padaku siapa yang memotret mu Misha?" Tanya Niko dengan nada tajam.
"Itu bukan urusan mu, Niko!" Jawab Misha sambil bersedekap.
Niko memaksa Misha mendongakkan wajahnya agar bisa menatap mata Niko langsung.
"Siapa Misha?" Tanya Niko dengan tegas.
"Sekali lagi itu bukan urusan mu!" Jawab Misha.
"Dasar nakal!" Gerutu Niko lalu menunduk dan mengecup pelan bibir Misha.
Misha terdiam.
"Tell me!" Ucap Niko lagi.
Misha memilih mengalah. Ia lelah jika harus berdebat dengan Niko. Ia ingin segera pulang dan beristirahat.
"Tidak ada siapapun! Aku memotret diriku sendiri." Ucap Misha.
"Sebagus ini? Dengan jarak sejauh ini? Ini seperti karya foto yang profesional, Misha!" Ucap Niko.
Misha menunduk malu karena merasa tiba-tiba merona karena pujian Niko.
"Di zaman ini ada yang namanya tripod kalau kau lupa, Niko!" Jawab Misha.
Niko diam saja mendengar nada suara Misha yang ketus.
"Boleh aku melihat foto yang lain?" Tanya Niko.
Misha mendongak menatap Niko lalu berbisik pelan.
"Ya," Niko tersenyum mendengarnya.
"Dalam mimpi mu!" Jawab Misha lagi lalu membuka pintu dan berlalu dari sana dengan cepat.
Niko menatap kepergian Misha dengan tatapan yang sulit di artikan.
Ia akan bertanya pada Davin tentang hubungannya dengan Misha besok. Saat ini Niko hanya ingin tidur karena kepalanya terasa berat.Ternyata beberapa hari ini Davin sering mengirim pesan pada Misha. Menanyakan Misha bekerja dimana dan terkadang mengajak Misha untuk keluar. Bukannya Misha tak mau, Misha berusaha keras mengejar ketinggalannya di perusahaan papanya. Ia selalu pulang terlambat dan tak punya energi lagi untuk hangout sepulang kerja dan lebih memilih pulang ke apartementnya untuk beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Back To Me, Please!!!
RomantizmWarning 21+ Bijak dalam membaca ya teman-teman^^. Bagi yang belum cukup umur, pilihlah bacaan sesuai dengan umur kalian. Thankyouu 😙 Alan Mahendra Robert Dingin, rupawan, kaya, idaman wanita "Aku tidak akan bisa mencintai wanita lain. Ini hanya na...