Chapter 20 : Selingkuhan (PRIVATE 21+)

4.7K 108 4
                                    

Dua kali up yang panas-panas. Fiuhhhh!!!!

Alan yang terlebih dahulu terbangun karena ponselnya yang berdering kencang. Alan bergerak turun dari ranjang untuk mengambil ponselnya yang berada di saku celananya. Untungnya Abel tidak terbangun sama sekali.
Ternyata Adrian yang menelepon.
"Halo..ada apa Adrian?".
"Maaf Pak mengganggu, apa Pak Alan melihat Bu Arabella? Dari tadi saya coba telepon tapi tidak diangkat. Saya coba ketuk kamarnya juga tidak ada jawaban. Ini saya bertemu dengan kekasihnya Bu Arabella. Dan beliau menanyakan keberadaan Bu Arabella". Terang Adrian.
"Tidak. Aku tidak melihatnya. Mungkin dia sedang tidur atau keluar dari hotel untuk berjalan-jalan". Kilah Alan.
"Baik kalau begitu Pak Alan. Mohon maaf sudah mengganggu. Selamat malam". Jawab Adrian lalu menutup telepon.
"Cih, kekasih katanya". Sinis Alan.
Alan pun kembali ketempat tidur lalu berbaring memeluk Abel dari belakang. Abel bergerak dan memutar tubuhnya menghadap Alan. Saat itulah Alan melihat beberapa tanda merah tersebar ditubuh Abel.
"Astaga..aku ganas sekali tadi". Gumam Alan.
Ia pun kembali mencoba memejamkan mata namun kejadian panas tadi menari-nari dipikirannya.
Alan pria pertama Abel. Kemungkinan Abel bisa hamil karena ia tidak memakai pengaman tadi.
"Sepertinya kita harus menikah". Batin Alan.
Abel bergerak sedikit. Ia tersenyum dalam tidurnya.
"Sepertinya kamu bermimpi indah". Gumam Alan sambil tersenyum lalu mencium kening Abel. Alan kembali memejamkan mata lalu memeluk erat Abel dan mencoba tidur.

Abel terbangun satu jam kemudian. Tubuhnya terasa remuk redam. Ia mencoba bangun, namun ada tangan yang memeluk tubuhnya dengan erat. Abel mendongakkan kepalanya dan melihat Alan yang tidur nyenyak sambil memeluknya. Keduanya masih telanjang bulat dibawah selimut. Abel merona. Ia benar-benar melakukannya dengan Alan. Dengan perlahan ia mengangkat tangan Alan dari tubuhnya berusaha untuk tidak membangunkannya. Abel turun dari ranjang berjalan pelan kearah kamar mandi. Abel menyalakan shower dan mulai membasuh rambutnya, kenangan tadi melintas dibenaknya. Abel menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mulai menyabuni tubuhnya sampai ada kedua tangan yang melingkari pinggangnya.

"Kau mandi sendiri tanpa membangunkanku hmmm?". Suara serak khas bangun tidur berbisik mesra ditelinga Abel.

"Pak Alan..". Jawab Abel dengan berbisik.

"Pak? Setelah apa yang kita lakukan tadi kamu masih saja memanggilku pak?". Alan melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Abel menghadapnya.

"Maaf. Maksudku Alan". Balas Abel tertunduk malu. Alan tersenyum melihatnya.

"Bantu aku menyabuni belakang tubuhku, sebaliknya aku juga akan membantumu". Kata Alan sambil memutar tubuhnya membelakangi Abel.

Abel mengambil spons yang telah diberinya sabun dan mulai mengusapkan ke punggung Alan dengan perlahan. Abel memulainya dari bahu dan perlahan turun hingga ke pinggang Alan. Abel merona ketika ia mengusap spons ke pantat Alan. Alan menggertakkan giginya. Gerakan Abel yang perlahan seolah menggodanya dan membuatnya kembali bergairah.

"Giliranmu". Kata Alan lalu memutar tubuh Abel memunggunginya. Alan memulai mengusap dari bahu Abel. Dengan sensual ia mengusap bagian belakang tubuh Abel dengan seksama. Abel sedikit mendongak menikmati sentuhan Alan. Alan menyalakan shower yang seketika menyapu bersih sabun di tubuh Abel.

Alan merapatkan tubuhnya ke tubuh Abel. Abel bisa merasakannya. Alan kembali bergairah.

Kedua tangan Alan mempermainkan payudara Abel dengan lembut. Satu tangan Alan meluncur turun menuju kewanitaanya. Menyentuhnya. Menggodanya dengan gerakan memutar. Abel tak dapat menahannya lagi. Ia pun mendesah.

"Shhh..Alan..aku...". Abel tiba-tiba lupa harus mengatakan apa karena perhatiannya dialihkan oleh jari-jari Alan yang ahli.

Alan mengecup bahu Abel.

Arabella Back To Me, Please!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang