Chapter 18 : Mimpi Aneh

1.5K 89 3
                                    

Abel sudah terbangun ketika jam di dinding menunjukkan pukul 04.30. Abel segera mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang dipinjamkan oleh Tante Mala semalam. Ia lalu melipat baju tidur dan pakaiannya sendiri dengan rapi.
Dress yang diberi Tante Mala melekat indah ditubuh Abel. Abel tersenyum melihatnya.
Tak lama kemudian Abel mendengar ada suara dari dapur. Ia pun keluar dari kamarnya dan melihat kalau ada beberapa orang berkeliaran didapur sambil mengobrol pelan. Abel pun tersenyum lalu menghampiri mereka.

Awalnya mereka terkejut melihat Abel. Namun setelah beberapa saat, Abel malah mengobrol dengan mereka bahkan sesekali Abel dan mereka yang ada didapur tertawa bersama.
Mereka berempat yang terdiri dari Bu Asih, Bu Mar, Bu Marni, dan satu anak Bu Mar yang berkisar umur 6-7 tahun bernama Rifka. Rifka yang melihat Abel langsung duduk disebelah Abel menatapnya dengan kagum.
"Kakak cantik sekali". Ucap Rifka spontan.
Abel tersenyum lalu menyentuh pipi Rifka yang bulat dengan lembut.
"Terima kasih. Kamu juga cantik sekali".
"Nama kakak siapa?". Tanya Rifka sekali lagi.
"Arabella. Tapi kamu bisa panggil kakak Kak Abel". Jawab Abel.
"Namanya juga cantik. Betul kan Bu?". Tanya Rifka sambil menoleh kepada ibunya. Ibunya mengangguk menanggapi.
Abel yang merasa bosan diam saja pun beranjak menghampiri Bu Mar yang sedang mengaduk bubur.
Abel pun menggantikan Bu Mar mengaduk bubur ketika Bu Mar mengambil wadah untuk bubur tersebut.
Melihat Abel yang ikut mengaduk bubur, Bu Mar berjalan tergopoh-gopoh sambil berkata.
"Aduhhh jangan Non, nanti kamu luka lho kalau ikut masak. Udah duduk saja disitu, kamu kan tamu masa ikut masak?"
"Mana ada luka Bu? Saya bosan duduk saja. Lagipula dirumah saya biasa masak kok Bu! Hmmmm aromanya wangi lho Bu". Abel mengambil bubur sedikit lalu meletakkannya di telapak tangannya lalu mencicipinya.
"Mantap Bu! Pas...". Jawab Abel mengangkat ibu jarinya sambil tersenyum.
Yang lain tertawa menanggapi kata-kata Abel.
Setelah Bu Mar memindahkan bubur ke wadah besar, Abel membawanya ke meja makan. Bu Mar sempat melarang Abel membawa bubur itu namun Abel tak mengindahkannya. Beberapa makanan seperti roti tawar, bubur, dan buah-buahan sudah tertata rapi di meja makan.
Abel pun bertanya kepada Bu Asih.
"Memang setiap pagi sarapannya selalu berbagai macam begini ya Bu?".
"Betul Non. Nanti biar dipilih sendiri mau makan yang mana?"
"Bukannya sarapannya hanya untuk 3 orang ya Bu? Kalau sebanyak ini dan gak habis kan mubazir Bu". Tanya Abel.
"Cuma berdua non, ibu sama bapak saja. Karena Mas Alan pulang jadi bertiga. Biasanya setelah Bapak dan Ibu sarapan, kita-kita yang sarapan setelahnya Non". Jawab Bu Asih.
"Lho tadi malam ada wanita yang datang Bu. Saya tidak tahu namanya tapi dia cantik, rambutnya coklat terang. Saya kira adiknya Pak Alan". Balas Abel.
Bu Asih terlihat berfikir sebentar.
"Mas Alan anak tunggal Non. Ya Allah itu Nona Cindy, Non Abel. Jadi semalam dia datang ? Kalau begitu ibu mau bikin roti bakar dulu ya Non buat sarapannya Nona Cindy". Balas Bu Asih lalu tergopoh-gopoh menyiapkan roti bakar.
Abel jadi makin bertanya-tanya siapa Cindy itu?
"Mar, kamu aja ya yang masak nasi goreng. Ini sudah aku siapkan semua. Aku ke dapur belakang mau masak roti bakar dulu". Kata Bu Asih kepada Bu Mar sambil berjalan tergopoh-gopoh tanpa menoleh ke arah Bu Mar.
Tapi Bu Mar yang dimintai tolong tidak ada entah kemana.
Abel berdiri lalu mencepol rambutnya asal. Dengan sigap ia mengambil sayur sayuran, ayam yang sudah matang dan sudah dipotong kecil-kecil, udang kupas, dan telur yang memang sudah disediakan Bu Asih. Abel menoleh ke kanan ke kiri mencari bumbu nasi goreng tapi tidak menemukannya.
Abel akhirnya mengambil bawang merah,bawang putih,cabe merah, cabe rawit dan sejumput terasi. Abel mengulek semua bumbu tadi dengan kasar. 

Abel memasukkan sedikit margarin kedalam wajan lalu menyalakan kompor. Setelah margarin didalam wajan sudah meleleh, Abel memasukkan udang kupas menumisnya sebentar lalu menyisihkan ke pinggir lalu memasukkan bumbu yang sudah ia ulek tadi. Setelah dirasa sudah matang, Abel memasukkan telur dan mengorak-ariknya sebentar lalu Abel memasukkan sayur-sayuran dan nasi dan mengaduknya perlahan. 

Abel menambahkan garam, gula, dan merica bubuk sedikit. Saat hendak mematikan kompor, Abel memasukkan potongan ayam dan kembali mengaduknya agar tercampur rata. Setelah matang, Abel mematikan kompor lalu menuang nasi gorengnya ke dalam wadah besar, Abel melihat bawang goreng lalu mengambil dan menaburkannya diatas nasi goreng. Abel lalu membawa nasi goreng buatannya ke meja makan. Aroma nasi goreng yang menguar didapur mau tidak mau membuat Abel menelan ludah.

Arabella Back To Me, Please!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang