Chapter 10 : Pertama?

3.4K 98 2
                                    

Abel bangun sekitar pukul 05.30 pagi. Ia menyalakan tv lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sekitar 15 menit kemudian ia keluar kamar mandi, berganti pakaian lalu melihat ponselnya. Ternyata ada beberapa pesan dari Jun. Pesan yang dikirim sejak pukul 05.00.

"Ayo makan siang bersama!".

"Kamu masih belum bangun?".

"Aku kesepian T_T".

Abel tersenyum dan membatin. "Pria ini menggemaskan sekali".

"Aku baru selesai mandi. Sekarang bahkan belum jam 06.00 dan kamu sudah memikirkan tentang makan siang? Ckckckck". Balas Abel

Abel meletakkan ponselnya kembali lalu berdiri untuk menyalakan pemanas air. Ia ingin minum kopi pagi ini.

Baru saja mau menuang kopi di cangkir, ponsel Abel berdering. Jun yang meneleponnya. Saat Abel menerima panggilannya suara Jun yang khas orang baru bangun tidur menyambut Abel.

"Pagiii...!". Sapa Jun

"Pagi. Kamu baru bangun? Kok bisa setelah mengirim pesan lalu ketiduran?. Kernyit Abel.

"Aku memang tidur lebih sedikit dari orang lain. Dan aku mudah terjaga". Balas Jun

"Maaf ya.. pesanku membangunkanmu berarti?". Kentara sekali suara Abel jadi sungkan.

"Tentu tidak. Aku sudah menunggu balasan sejak satu jam yang lalu. Akhirnya aku ketiduran. Kau sedang apa?". Tanya Jun.

"Mau menyeduh kopi".

"Ayo minum kopi bersama. Aku juga ingin minum kopi". Bujuk Jun.

"Baiklah aku akan kesana. Apa di tempatmu ada kopi?".

"Ada. Sudah kau langsung kesini saja. Diujung lorong ada lift, saat didalam langsung saja pencet tombol VVIP, nanti kau akan diminta untuk mengucapkan kata sandi ucapkan saja kata "Jun" dan kau akan sampai di lift depan kamarku". Terang Jun panjang lebar.

"Ribet sekali ya mau kekamarmu saja banyak sekali lika-likunya. Begitulah orang kaya". Cibir Abel.

"Heii.. terserah aku dong. Ini kan hotelku". Kekeh Jun.

"Iya..iya aku kesana sekarang". Abel pun mematikan ponselnya lalu menguncir rambutnya asal. Membawa beberapa cemilan lalu keluar kamarnya dan bergegas ke lift yang diujung lorong itu.

Yang tidak diketahui Abel saat ia berjalan kearah lift, Alan pun keluar dari kamarnya untuk sarapan di lantai bawah. Ia menoleh kearah Abel mengerenyit heran namun tidak berkata apa-apa. Alan pun berjalan kearah yang berlawanan dengan Abel menuju lantai bawah untuk sarapan.

"Mau kemana gadis itu pagi-pagi begini? Ke lift yang berbeda pula!. Ahh..untuk apa aku memperdulikannya?". Alan seperti sedang berbicara dengan dirinya sendiri.


*******

Abel pun masuk kedalam lift yang dimaksud Jun. Melakukan semuanya sesuai instruksi Jun dan akhirnya sampai di lantai VVIP milik Jun. Sekeluarnya Abel dari lift, Abel tidak langsung mengetuk satu-satunya pintu yang sudah pasti kamar Jun namun malah berjalan kearah jendela panjang dan lebar di ujung ruangan yang memperlihatkan sinar malu-malu matahari yang hendak terbit.

"Wuahh indahnya...". Gumam Abel sambal mengabadikan momen ini di ponselnya. Setelah beberapa menit, Abel pun kembali kedepan pintu dan mengetuknya perlahan.

Setelah beberapa kali Abel mengetuk pintu, akhirnya pintu terbuka memperlihatkan Jun yang wajah dan rambutnya terlihat basah dan tersenyum lebar melihat Abel.

Setelah dipersilahkan Abel pun masuk dan kembali ternganga melihat kamar Jun yang begitu indah. Ada kolam renang pribadi didalam kamarnya, ada bar, bahkan ada tempat bersantai di sebelah kolam renang tersebut.

Arabella Back To Me, Please!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang