Misha menghela nafas karena suasana tegang masih terasa melingkupi meja mereka.
Ia menarik satu kursi meminta Niko duduk disana.
Di belakang Niko, Davin juga berdiri dan melambaikan tangan menyapa Misha.
Ia menatap Mas Seno sambil mengerenyitkan kening."Geser dong Misha!" Ucap Davin kepada Misha.
Niko menatap Davin tajam.
Misha berdiri membiarkan Davin masuk. Ia tidak mau bergeser karena malas harus menggeser mangkuk hot potnya.
Setelah Davin duduk, Misha dan Niko pun duduk."Apa yang kau makan enak? Aku mau pesan makanan yang sama dengan mu saja. Beberapa hari dengan kak Niko lama lama bisa membuatku gizi buruk!" Gerutu Davin.
Misha tertawa.
"Kenapa memangnya?" Tanya Misha.
"Aku di beri makan salad terus." Davin mengerutkan bibirnya lucu.
"Bagus dong, sehat." Jawab Misha sambil menyuap mie nya.
"Tapi tidak mengenyangkan! Padahal aku tidak kelebihan berat badan. Tapi diberi makan salad terus!" Gerutu Davin.
"Tidak usah berlebihan, aku tau kau setiap malam selalu makan mie!" Jawab Niko.
Davin menjawab dengan gerutuan.
Namun wajahnya berubah saat melihat Mas Seno.
Davin menyenggol tangan Misha."Ini siapa? Kekasihmu? Aku kira kau bersama kak Niko!" Ujar Davin.
"Sembarangan! Ini Mas Seno. Kakak sepupuku! Jangan gagal fokus dengan wajahnya yang bule banget. Jiwa raganya Javanese kok!" Jawab Misha sambil terkekeh.
Mas Seno hanya menatap Misha sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Ia mengulurkan tangan lalu menyentil dahi Misha pelan.
Hal itu tak luput dari tatapan Niko yang seolah sedang menilai interaksi mereka berdua.
Pelayan kembali mendatangi meja mereka. Niko dan Davin memesan hot pot yang sama dengan Misha. Misha mendongak dan mengatakan pada pelayan kalau yang satu jangan yang pedas."Yang satu kuah kolagen saja." Ucap Misha.
Niko tersenyum puas melihat perhatian Misha yang masih ingat kalau Niko tidak bisa makan pedas.
Niko memperhatikan baju Misha. Misha terlihat sangat cantik. Selama menjadi sekertarisnya, Niko tak pernah melihat Misha dalam balutan outfit santai. Dan sekarang Niko memperhatikan Misha dengan tatapan tajam.
Saat Mas Seno izin ke kamar mandi, Niko melepas jaketnya dan berdiri lalu menyampirkan di tubuh Misha. Dan mengancingkan resletingnya hingga ke leher Misha."Tidak mau! Gerah!" Ucap Misha menolak jaket Niko sambil berontak.
"Pakai saja! Aku bisa memindai seluruh bagian tubuh mu sekarang. Dan aku tak mau pria lain juga begitu!" Omel Niko.
Misha mendelik mendengar omelan Niko.
Terpaksa Misha memakai jaket Niko sebelum menjadi bahan gunjingan pembeli yang lain disana karena sejak tadi terlihat meja mereka yang terdengar heboh dan berisik.
Misha cemberut namun tetap melanjutkan makannya. Davin hanya melihat interaksi mereka berdua sambil geleng geleng kepala.
Tak lama setelah itu, pesanan Niko dan Davin datang. Davin terlihat memejamkan mata saat menyeruput kuah hot pot."Enaknya!!! Akhirnya rasanya seperti kembali ke jalan yang benar setelah berkali kali makan salad!" Gumam Davin dengan nada bahagia.
Misha tertawa.
"Justru kau salah. Salad adalah jalan yang benar, ini makanan jahat tau!" Bisik Misha.
Davin mengangkat bahunya cuek. Ia menyuap mie dan potongan seafood di dalam hot potnya.
Niko melihat kuahnya yang putih sangat kontras dengan kuah di mangkuk Nath, Davin, dan Mas Seno yang merah merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Back To Me, Please!!!
RomansaWarning 21+ Bijak dalam membaca ya teman-teman^^. Bagi yang belum cukup umur, pilihlah bacaan sesuai dengan umur kalian. Thankyouu 😙 Alan Mahendra Robert Dingin, rupawan, kaya, idaman wanita "Aku tidak akan bisa mencintai wanita lain. Ini hanya na...