Keesokan paginya Alan yang terbangun lebih dulu. Abel memeluknya dalam tidurnya. Alan mencium kening Abel dengan lembut dan bergegas bangun lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Alan ingat dia yang menggendong Abel ke ranjang karena Abel kelelahan. Semalam mereka berdua liar sekali. Alan tersenyum mesum ketika membayangkan kelakuan mereka berdua.Alan menyalakan shower lalu mandi. Kenangan semalam berputar-putar dibenaknya. Dibawah guyuran air Alan mulai bergairah lagi.
"Astaga! Sejak kapan aku menjadi semesum ini?". Alan menggosok rambutnya dengan kasar.
Abel menggeliat. Merasakan tubuhnya yang terasa remuk redam. Abel tidak ingat kembali ke ranjang. Ia hanya ingat ia bersender ke Alan lalu ketiduran. Abel melihat kearah jarum jam dan terkejut melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 08.00 pagi.
"Astaga! Aku tidak pernah bangun sesiang ini". Gumam Abel.
Alan keluar dari kamar mandi. Aroma harum dan segar menguar diudara. Alan pun tersenyum melihat Abel yang sudah bangun. Alan berjalan lalu duduk disamping Abel yang masih belum sadar sepenuhnya. Alan mengecup kening Abel lalu memeluknya erat. Abel merapatkan tubuhnya kedalam pelukan Alan.
"Maaf aku kesiangan!". Kata Abel penuh penyesalan.
"Aku juga kesiangan. Kita berdua liar sekali semalam". Balas Alan dengan nada menggoda.
Abel merona mengingatnya. Alan memang benar. Semalam mereka berdua memang liar.
Abel bangkit dari tempat tidur lalu masuk kedalam kamar mandi. Ponsel Abel berdering. Alan melihat nama Niko yang terpampang. Alan menggertakkan giginya. Ia pun mengangkat panggilan telepon Abel. Belum juga menjawab, suara Niko lah yang terdengar lebih dulu.
"Halo! Bel, lu semalem pulang sama siapa? Maafin gua ya! Gua malah mabok. Padahal lu dateng sama gua, harusnya gua yang nganterin lu pulang". Nada suara Niko terdengar bersalah.
"Tenang saja. Arabella aman bersama saya!". Jawab Alan singkat.
Niko diam sejenak.
"Abel mana? Kok anda yang mengangkat teleponnya?". Tanya Niko lagi.
"Dia sedang mandi. Nanti saya sampaikan pesan anda pada Arabella". Alan lalu menutup teleponnya lalu meletakkannya di nakas dan bangun dari tempat tidur untuk berganti pakaian. Alan dengan seksama mencari pakaiannya yang sekiranya pas dipakai oleh Abel.
Niko menatap ponselnya nanar.
"Mandi? Mereka berdua sepagi ini?". Gumam Niko sakit hati.
Akhinya Alan menemukan baju yang pas untuk Abel. Celana training dan sweater. Alan meletakkannya di ranjang lalu ia keluar kamar.
Abel yang telah selesai mandi memakai handuk dibadannya lalu membuka pintu kamar mandi. Kepalanya ia keluarkan untuk melihat apa Alan masih ada dikamar. Abel tidak menemukan Alan namun ia melihat pakaian bersih di atas meja. Dengan bergegas Abel mengambil pakaian tersebut dan membawanya kekamar mandi. Rasanya menyenangkan sekali bisa mengganti pakaian kotornya yang bau asap rokok dan minuman keras. Walau sedikit kebesaran, tapi Abel lebih nyaman menggunakan pakaian bersih ini daripada pakaian kotor. Setelah berpakaian, Abel keluar dari kamar mandi dan berjalan keluar mencari keberadaan Alan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella Back To Me, Please!!!
RomansaWarning 21+ Bijak dalam membaca ya teman-teman^^. Bagi yang belum cukup umur, pilihlah bacaan sesuai dengan umur kalian. Thankyouu 😙 Alan Mahendra Robert Dingin, rupawan, kaya, idaman wanita "Aku tidak akan bisa mencintai wanita lain. Ini hanya na...