Chapter 49 : Tasty

1.1K 72 2
                                    

Alan membasuh tubuh mereka dibawah pancuran shower. Abel memejamkan mata saat merasakan Alan menuangkan shampoo kerambutnya. Abel menggosok rambutnya merasakan sensasi dingin yang menyebar di kulit kepalanya. Abel merasakan nafas Alan berubah menjadi sedikit cepat.
"Jangan berani-berani memikirkannya,Tuan! Atau aku akan benar-benar terlambat". Abel menasehati Alan.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Alan sambil tersenyum jail.
"Tentu saja aku tahu, nafasmu jadi lebih cepat. Kau mencengkeram pundakku, dan ini..ini mulai bangun lagi".  Kata Abel menunjuk ke kejantanan Alan yang menegang.
"Aku memang menikmatinya, tapi sepertinya mandi bersama bukan ide yang bagus". Lanjut Abel sambil mengerutkan kening.
Melihat ekspresi Abel yang lucu dan dipenuhi dengan busa shampoo membuat Alan tertawa, benar-benar tertawa.
Abel makin cemberut mendengar tawa suaminya.
"Ya Tuhan! Aku benar-benar mencintaimu!!". Balas Alan lalu mengecup bibir Abel cepat.
Seketika Abel ikut tersenyum mendengar ungkapan perasaan Alan.
"Sepertinya aku harus keluar dari sini daripada aku menahan diri untuk tidak menyerangmu lagi. Aku akan melihat apakah Arlan sudah bangun atau belum". Kata Alan lalu pergi dari kamar mandi mereka dan membiarkan Abel mandi dengan tenang.
Abel pun melanjutkan mandinya sambil sesekali bersenandung. Memang dibenaknya ada beberapa hal yang mengganggu pikirannya dari mulai siapa model pria yang akan menggantikan Jun. Dan bagaimana kabar Jun sekarang?. Abel menggeleng-gelengkan kepala berusaha menepis pikiran negatif yang tanpa diundang masuk kedalam pikirannya.

*****

Abel selesai mandi sekitar 15 menit kemudian. Ia keluar kamar mandi dan samar-samar terdengar suara celotehan putra semata wayangnya yang riang. Abel duduk di meja rias mengeringkan rambutnya. Saat rambutnya setengah kering, Abel membuka lemari dan mengambil kemeja dan celana highwaistnya karena toh dia akan memakai pakaian untuk pemotretan saat di kantor nanti.

Abel hanya menggunakan sunscreen dan lipbalm saja. Karena wajah cantiknya akan dirias dikantor juga nanti. Alan dan putra mereka masuk ke kamar dan melihat istrinya sedang mengeringkan rambut.

"Arlan biar ku mandikan ya?". Tanya Alan.

Abel hanya mengangguk karena fokus mengeringkan rambutnya.

Alan berjalan ke arah Abel lalu menangkup kedua pipinya dan mendongakkan kepalanya. Alan membungkuk dan melumat singkat bibir istrinya.

"Hmmm...cherry's flavour! Tasty". (Hmmm..rasa ceri! Nikmat). Gumam Alan lalu menggandeng putranya yang tertawa masuk kedalam kamar mandi. Abel hanya melongo melihat kelakuan suaminya yang absurd. Hilang sudah kesan dingin tak tersentuh yang selama ini Abel lihat dari diri Alan.

Setelah selesai mengeringkan rambutnya, Abel menguncirnya asal lalu berjalan cepat kekamar Arlan untuk mengambil baju Arlan dan perintilan yang Arlan pakai setelah mandi. Lalu ia membawanya kedalam kamar lagi. Ponsel Abel berdering menunjukkan sekretarisnya yang menelepon. Sekretarisnya bilang kalau ia datang kerumah orang tua Abel namun orang tuanya mengatakan kalau Abel ada dirumah suaminya. Sekretaris Abel bertanya apakah Abel ingin dijemput. Abel mengiyakan karena ia akan kekantor lebih dulu dibanding Alan. Setelah selesai berbicara singkat dengan sekretarisnya, Abel mengambil pakaian Alan dari lemari dan meletakkannya di kasur. Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan putranya yang lucu berdiri. Dengan sigap, Abel mengambil handuk dan membungkus rapat tubuh putranya dengan handuk tebal agar putranya tidak kedinginan. Abel lalu menggendong putranya.

"Arlan aja? Handuk untuk aku mana?" Alan merajuk menatap Abel.

"Astaga tuan! Anda masuk kekamar mandi tadi tidak membawa handuk apa?". Omel Abel.

Alan menggelengkan kepalanya. Abel berdecak lalu membalikkan badan berniat mengambil handuk di dalam lemari. Alan menarik tubuh Abel ke tubuhnya lalu melumat bibir Abel cepat.

Arabella Back To Me, Please!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang