Chapter 57 : Pertama Kalinya (Private 21+)

1.1K 29 1
                                    

Pleaseee bangettttt ya baca setelah buka puasa bagi yang berpuasa, karena penulis lagi tidak berpuasaaa jadi bisa edit cerita ini hehehehe^^

Abel menumpangkan sebelah kakinya keatas paha Alan. Alan memeluknya erat sambil sesekali mengecup keningnya. Suasana kamar yang panas setelah pergumulan mereka tadi membuat Abel menyalakan AC.
"Kenapa kau membalas pesannya begitu, hmmm?". Tanya Alan.
Abel tersenyum jail.
"Kau tau tidak kalau kau menggemaskan sekali kalau sedang cemburu begini?"
"Jawab, Arabella!". Balas Alan lagi. Tatapannya penuh peringatan. Tangannya menangkup wajah istrinya hingga bibirnya mengerucut.
"Well, sejak kita menikah aku tidak pernah mendengar kabarnya sama sekali. Ketika aku mengirim pesan pun, tak pernah ada balasan".
"Bajingan itu mencintaimu. Tentu saja dia pergi untuk menenangkan diri ketika tahu kita menikah. Dia tidak mau membalas pesanmu karena takut gagal moveon". Jawab Alan ketus.
"Astaga masih saja pikiranmu itu. Dan berhenti menyebutnya bajingan. Dia sahabatku tau!". Abel mencebik.
"Dulu, dia yang selalu membantuku. Jadi saat dia pergi tentu saja aku merasa kehilangan. Apalagi dia tidak pernah ada kabar sama sekali". Lanjut Abel lagi.
"Sepertinya aku saja tidak cukup". Alan memalingkan wajahnya sambil berkata dengan lirih.
Abel kembali tersenyum geli mendengar nada suaminya yang cemburu. Ia pun bangun dan duduk menghadap ke Alan mengabaikan selimutnya yang melorot hingga ke pinggang. Ia menangkup wajah suaminya dengan satu tangan memaksanya untuk menghadap ke arahnya.
"Dengar suamiku tersayang! Kau dan dia punya porsi yang berbeda didalam hatiku. Aku mencintaimu. Selalu. Sedangkan Niko, aku hanya menyayanginya sebagai teman tak lebih. Aku bahkan mau menerimamu kembali lagi padahal kau dulunya bajingan karena aku mencintaimu. Walaupun ada puluhan orang yang mencintaiku, aku tidak akan berpaling. Aku tetap akan mencintaimu. Lagipula untuk apa aku berpaling, kalau semua kriteria pria yang aku mau ada padamu. Kau tampan, kaya, dan jago diranjang. Jadi berhentilah menggerutu dan cemburu kepada hal yang tidak perlu". Jelas Abel panjang lebar.
Alan tersenyum lebar. Ia menarik tangan istrinya agar Abel jatuh ke pelukannya.
"Aku jago diranjang?". Tanya Alan sambil mengangkat sebelah alisnya seolah mengejek.
"Oh ayolah! Kau ingin pembuktian yang bagaimana lagi?". Jawab Abel jengah.
"Aku mencintaimu Arabella. Aku benar-benar mencintaimu". Kata Alan dengan penuh penekanan.

Abel menutup matanya mencoba untuk tidur. Ia ingin memulihkan tenaga setelah suaminya yang mesum menguras energinya habis-habisan.
Alan menyingkirkan rambut-rambut halus yang menutupi wajah istrinya yang cantik. Merasa gemas dengan wajah istrinya, Alan mengecup kedua mata Abel yang tertutup. Kecupannya pun berlanjut ke hidung, pipi, dan bibir Abel. Abel bergerak lalu memunggungi Alan.
"Biarkan aku tidur sebentar. Tenagamu berbeda denganku. Obat kuat macam apa sih yang kau konsumsi hingga tak ada lelahnya". Abel mengomel dalam tidurnya.
Alan kembali tertawa geli mendengar kata-kata istrinya. Ia pun kembali memeluk istrinya dari belakang lalu ikut menutup mata untuk memulihkan tenaganya.

Alan terbangun setelah tertidur kurang lebih 2 jam. Ia mendengar nafas yang teratur dari istrinya menandakan kalau istrinya masih tertidur lelap. Ia bangun lalu mencuci mukanya sebentar dan menyalakan tv dengan volume kecil. Dia mengganti channel beberapa kali hingga menemukan film yang sedang menayangkan adegan ranjang. Mau tidak mau adegan ranjang yang disuguhkan membuatnya menelan salivanya. Alan menoleh ke samping dan melihat tubuh istrinya yang tidak tertutupi selimut dengan sempurna mau tidak mau membuat Alan bergairah kembali. Alan meletakkan remote tv lalu mulai menciumi wajah Abel. Kecupannya menjalar ke leher Abel. Alan menggigit kecil hingga meninggalkan tanda kemerahan di leher Abel. Ciumannya kini beralih ke payudara Abel yang indah. Pertama Alan hanya mengecup pelan namun puncak payudara Abel yang menegang karena rangsangan Alan membuatnya memasukkan kedalam mulutnya. Menghisapnya kuat sambil mempermainkan puncak satunya lagi menggunakan tangannya.
"Enggghhh". Abel mendesah pelan namun tidak membuka matanya.

Jari Alan yang tadinya memilin puncak payudara Abel, merayap turun lalu membuka lebar kaki kiri Abel agar Alan lebih leluasa. Tangannya kembali merayap turun hingga ke puncak kewanitaan Abel. Memberi rangsangan hebat, mengusap dengan gerakan memutar membuat Abel kembali mengerang pelan. Satu jari Alan masuk kedalam kewanitaan Abel, menggodanya dengan melakukan gerakan keluar masuk yang intens.
Sambil tersenyum mesum Alan berhenti menghisap payudara Abel, namun mulutnya yang nakal ikut turun dan menghisap puncak kewanitaan Abel. Abel terbangun karena merasakan geli dan nikmat secara bersamaan di area kewanitaannya. Ia menunduk dan melihat kepala suaminya yang tenggelam diantara kedua pahanya. Rangsangan Alan yang hebat membuat Abel mencengkeram sprei dibawahnya. Pinggulnya bergetar hebat.
"Ahhh...Alan....please!!!". Desah Abel sambil mencengkeram rambut Alan seolah menginginkan lebih.
Alan mendongak dan tersenyum mesum. Rambutnya yang acak-acakan menambah kesan sexy di mata Abel.
"Kau bangun?". Tanya Alan dengan wajah polos.
"Dengan kau berada di selangkanganku? Mustahil jika aku masih tidur". Ucap Abel sarkas.
"Astaga sayang. Mulutmu nakal sekali". Balas Alan lalu naik keatas tubuh Abel.
"Nakal-nakal begini, tapi kau menyukainya". Jawab Abel dengan mata menyipit.
"Oh tentu saja aku menyukainya. Amat sangat suka". Alan mengusap bibir bawah Abel dengan sensual.
Abel menjilat jari Alan yang sedang memainkan bibirnya. Abel mengeluarkan tatapannya yang menggoda.
Alan menggeram lalu mengangkat tubuh Abel membalikkan posisi mereka. Kini Alan yang telentang dengan Abel yang duduk diatas perutnya yang keras.
"Puaskan aku!". Titah Alan dengan mata yang berkilat-kilat.
"My pleasure, darling". Ucap Abel lalu menunduk mencium leher Alan. Merambat hingga ke jakun Alan yang menonjol. Alan menggeram pelan. Tangannya mencengkeram pinggul Abel erat. Ciuman Abel merambat turun hingga ke kejantanan Alan yang sudah tegak sempurna.

Tanpa pikir panjang, Abel langsung menghisap kejantanan suaminya penuh nafsu.
"Sial!!". Alan mengerang. Tangannya berpindah dari pinggul istrinya ke rambut istrinya. Ia menyingkirkan rambut istrinya yang menghalangi penglihatannya dari pemandangan erotis ini.
Abel melepaskan kulumannya lalu tersenyum menggoda ke arah suaminya, Abel menjulurkan lidahnya menjilat ke ujung kejantanan Alan. Ia melakukan gerakan memutar yang menyiksa. Alan menggertakkan gigi sambil memejamkan mata merasakan rangsangan istrinya yang nakal.
"Aku tak tahan lagi". Alan menggeram lalu mengangkat tubuh Abel dengan mudah menempatkannya di tengah tengah kejantanannya.

Abel yang mengerti mengangkat pantatnya sedikit lalu dengan sekali hentak memasukkan kejantanan suaminya. Abel menjerit dan Alan menengadah merasakan kewanitaan istrinya yang menjepitnya erat.
Abel menggerakkan pinggulnya naik turun dengan ritme teratur. Alan menggertakkan gigi nya karena merasa gerakan istrinya yang lambat.
"Nggghhh...penuh sekali". Abel mendesah.
"Lebih cepat sayang!". Perintah Alan sambil mendongakkan kepalanya merasakan kenikmatan menjalar disekujur tubuhnya. Ibu jarinya menggesek puncak kewanitaan Abel sehingga membuat
Abel menggerakkan pinggulnya lebih cepat.
"Ohhh..so close...close..". Abel menghentakkan pinggulnya lebih dalam saat merasakan puncaknya semakin dekat. Jarinya memilin puncak payudaranya sendiri menambah kenikmatan yang ia rasakan. Gigi Alan bergemeletuk melihat keseksian istrinya saat ini.
Lalu Abel menjerit, tubuhnya mengejang hebat saat klimaks menghantamnya.
Tanpa menunggu, Alan membalik tubuh Abel membelakanginya dan tanpa aba-aba memasukkan kejantanannya. Kewanitaan Abel yang masih sensitif karena klimaks barusan langsung mencengkeram erat kejantanan Alan.
"Sial...ketat sekali!". Alan mengumpat.
"Tunggu...Alan...aku...". Abel kehilangan kata-kata.
"Maaf sayang! Aku tidak bisa menunggu". Jawab Alan lalu menggenjot istrinya tanpa ampun.
Dengan gemas ia mencengkeram pantat istrinya lalu ia merangsang puncak kewanitaan Abel dengan jarinya membuat Abel mendesah lalu menundukkan kepala. Jarinya mencengkeram erat selimut dibawahnya.
Posisi ini membuat kejantanan Alan menyentuh titik Gspotnya.
"Alan...please..berhenti sebentar...aku tidak tahan lagi". Abel mengucapkan dengan terbata-bata.
"Jangan ditahan. Aku pun sebentar lagi". Ucap Alan sambil menghentak pinggulnya lebih dalam.
"Bersama sayang!". Alan menggeram. Mendorong pinggulnya dan menyemburkan cairannya didalam rahim Abel.
Abel menjerit saat merasakan kewanitaannya berkedut hebat dan Untuk pertama kalinya Abel squirting. Cairannya memancar deras membasahi kasur dibawahnya. Tubuh Abel pun ambruk karena lemas. Nafasnya terengah dengan tubuh yang bergetar hebat. Alan mengecup punggung istrinya yang hangat.
Ia memeluk tubuh Abel tanpa melepaskan penyatuan mereka. Mata Abel masih terpejam karena merasakan sensasi kenikmatan yang tadi ia raih.
"Aku ingin membuatmu squirting lagi. Aku ingin melihat wajah sexymu saat meraihnya". Alan tersenyum mesum.
"Kau gila!". Ucap Abel.

Abel kembali tertidur karena kelelahan. Alan yang melihatnya hanya tersenyum.
"Dia benar-benar tertidur nyenyak".
Setelah menyelimuti tubuh istrinya, Alan bangun dan membersihkan diri.

Haloooowww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haloooowww.....
Selamat menunaikan ibadah puasaaaa ya.....
Cuacanya panas tsayyy, jadi update yang panas panas jugaaa..
Enjoyyy ya!!!!

Arabella Back To Me, Please!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang