Chapter 96 : Kekasih Masa Kecil

216 8 1
                                    

Misha mulai tenggelam dalam pekerjaannya. Mengabaikan suara bisik bisik di luar ruangannya yang Misha yakini masih ada hingga sekarang jika Misha mau memeriksa lebih jauh. Sekitar satu jam kemudian, pintu ruangannya di ketuk.

"Maaf Bu manajer, ada yang ingin bertemu dengan anda." Ucap salah satu karyawannya yang bernama Jiang Rouyan.

"Siapa?" Tanya Misha.

"Seorang pria bersama dengan putrinya Xu Zhenghan dan Xu Ziqiong." Ucap Jiang Rouyan.

"Pimpinan Xu kemari? Ada apa? Tumben sekali." Batin Misha.

"Baik. Suruh mereka masuk." Ucap Misha.

Dua orang yang di bilang Jiang Rouyan tadi masuk dengan wajah yang terlihat pongah dan sombong. Misha mempersilahkan keduanya untuk duduk.

"Ada yang bisa saya bantu, pimpinan Xu? Apa yang membuat anda datang kemari?" Tanya Misha.

"Aku ingin kau membatalkan pernikahan mu dengan Niko." Ucap pimpinan Xu dengan lantang.

"Kenapa begitu?" Tanya Misha lagi. Kali ini ia menatap pimpinan Xu seolah pimpinan Xu telah gila.

Pimpinan Xu berdiri. Ia menatap Misha dengan tatapan intimidasi.

"Niko adalah kekasih dari putriku. Aku sudah lama ingin menjadikannya menantuku." Jawab pimpinan Xu.

"Baru ingin, bukan? Apa anda pikir semudah itu membatalkan pernikahan?" Jawab Misha.

"Dia adalah kekasih masa kecil ku. Kau harus melepaskannya. Dia berjanji menikahiku." Racau putri pimpinan Xu.

Misha tertawa keras. Benar benar tertawa hingga membuat wajah pimpinan Xu dan juga putrinya memerah.

"Berani beraninya kau menertawakan kata kata putriku?" Bentak pimpinan Xu.

"Maaf! Karena ucapan putri anda sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin suami saya menjadi kekasih masa kecilnya sedangkan ia baru menginjakkan kakinya di negara ini kurang dari dua tahun yang lalu?" Ejek Misha.

Putri pimpinan Xu terperangah dan terkejut. Mukanya juga memerah karena malu.

"Kalau kalian kemari hanya untuk menggangguku dengan ucapan konyol kalian, lebih baik kalian pergi. Masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan hari ini setelah bulan madu kami." Jawab Misha dengan menekankan kata kata terakhirnya.

"Berani beraninya seorang manager seperti mu mengusir ku? Aku ingin bertemu pimpinan mu!" Geram pimpinan Xu.
"Kau sedang melihatnya saat ini!" Ucap Misha.

Pimpinan Xu tertawa mengejek dan meremehkan.
"Kau hanya manajer disini. Itu pun baru beberapa saat. Berani beraninya kau mengaku sebagai pimpinan perusahaan ini." Ucap pimpinan Xu dengan nada sombong.

"Mengingat ayah ku adalah pemilik perusahaan ini, sudah pasti aku sebagai anaknya di minta untuk memimpin perusahaan ini. Hanya saja aku memilih menjadi manajer karena ingin berusaha terlebih dahulu." Jawab Misha dengan jujur.

Misha menyalakan telepon Ext di mejanya lalu memanggil pengamanan di kantornya.
"Antar mereka keluar!" Ucap Misha sambil mengalihkan pandangannya kembali ke pekerjaannya.

Pimpinan Xu dan putrinya berteriak teriak membuat heboh kantor Misha. Misha menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan dua orang konyol yang datang itu. Ia kembali mencoba fokus ke pekerjaannya hingga tiba waktunya makan siang. Misha yang memang belum sarapan tadi, merasa sangat lapar. Ia pergi ke kantin kantor sendirian. Namun melihat lauk yang ada di meja membuatnya tak berselera. Misha malah memilih memesan hot pot pedas dan menunggunya sambil memainkan ponselnya.

Saat hot pot yang Misha pesan datang, Misha menyantapnya dengan suka cita dan bahagia. Ia mengirim pesan pada suaminya namun belum ada balasan. Sepertinya suaminya itu benar benar sibuk saat ini. Baru saja Misha menyuap hot potnya, ponselnya berdering. Suaminya menelepon hingga Misha tersenyum lalu segera mengangkatnya.

"Halo mas." Sapa Misha.

Terdengar suara berisik disana.

"Halo, Misha? Ini aku Wei Wei. Gawat. Ini benar benar gawat. Pak Niko mengalami kecelakaan. Ia tertimpa beberapa reruntuhan kantor saat mengecek ruangan yang rusak tadi." Ucap Wei Wei panik.

Misha langsung berdiri.

"Di rumah sakit mana dia sekarang?" Tanya Misha sambil berjalan cepat ke ruangannya. Ia bergegas mengambil tas dan kunci mobilnya.

Setelah di beritahu Wei Wei rumah sakit tempat suaminya di rawat, Misha dengan agak berlari menuju ruangannya.

"Masa iya jadi janda betulan? Baru juga berapa hari nikah!" Gumam Misha.

Setelah mengarahkan kepada anak buahnya yang lain beberapa pekerjaan yang harus mereka kerjakan, Misha bergegas pergi dan menginjak pedal gas mobilnya dalam dalam. Misha menyetir bagai kesetanan. Tak segan ia membunyikan klakson dengan kencang jika ada yang menghalangi jalannya.

Saat Misha sampai di rumah sakit, ia menanyakan tentang ruangan tempat Niko di rawat di meja informasi. Setelah mendapatkannya, ia berjalan cepat menuju ruangan Niko. Ada beberapa pekerja Niko di luar ruangan Niko tengah berjaga. Wei Wei yang pertama kali melihat Misha segera menghampiri Misha dan memeluk tubuh Misha pelan.

"Dia sudah sadar tadi. Dan sekarang kembali tertidur." Ucap Wei Wei. Misha mengangguk.

Misha masuk dan melihat kondisi Niko.
Tangan Niko di bebat. Dan plester kecil menempel di pipinya. Misha menghela nafas pelan. Ia duduk di samping ranjang Niko sambil mengusap pelan rambut Niko. Misha belum menghubungi keluarga Niko maupun keluarganya karena takut mereka khawatir. Perlahan Niko mengerjapkan matanya. Ia menatap Misha yang duduk di samping ranjangnya sambil tersenyum.

"Haus?" Tawar Misha. Niko menggeleng.

"Aku tidak apa-apa. Tidak perlu khawatir." Ucap Niko seolah tau kalau Misha panik tadi.

"Aku kira akan jadi janda beneran." Jawab Misha.

Niko tertawa lalu meringis saat merasakan nyeri di seluruh tubuhnya.
Niko menggenggam tangan Misha dengan tangannya yang tidak terluka. Niko mengusap lembut hingga Misha merasa tenang.

"Oh ya tadi ada yang datang ke kantor ku dan mengaku menjadi kekasih masa kecil mu, mas." Ucap Misha.

"Dasar orang gila! Aku saja baru menginjakkan kaki ku di sini belum ada dua tahun." Ujar Niko.

"Itu yang tadi ku katakan pada wanita itu. Dia datang ke kantor dengan ayahnya meminta ku untuk membatalkan pernikahan kita." Jawab Misha.

"Dan?" Tanya Niko penasaran.

"Dan apa? Tentu saja aku menolaknya. Lagi pula aku tidak akan terpengaruh oleh hal konyol seperti itu." Jawab Misha.

"Siapa mereka?" Tanya Niko.

"Pimpinan Xu." Ucap Misha.

Niko mengangguk.

"Sepertinya perusahaan mereka tak lama lagi bangkrut, harga saham mereka turun hingga dibawah satu persen. Mungkin dia mengatakan hal itu padamu berharap kau terpengaruh dan meninggalkan ku. Lalu dia berniat menyodorkan putrinya yang aneh itu kepada ku berharap aku menjadi penyokong dana perusahannya." Jawab Niko

"Aneh? Bagaimana kau tau dia aneh?" Tanya Misha.

"Pimpinan Xu beberapa kali membawa putrinya jika ada pesta. Dan dia suka sekali memanggilku gege padahal kita seumuran." Dengus Niko.

"Ah, Gege." Bisik Misha sambil menatap Niko dengan tatapan jail.

Niko mengusap pipi Misha lembut.

"Nanti aku akan pulang sebentar membawa beberapa perlengkapan yang mungkin kau butuhkan, gege" Ucap Misha. Niko mengangguk namun ia gemas sekali ingin mencium bibir istrinya yang menggoda.

Arabella Back To Me, Please!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang