Chapter 68 : Murka

278 17 5
                                    

Kembali ke Niko lagi yaaa

Setelah mandi bersama lagi, Niko mengangkat tubuh Misha kembali ke kamar dan merebahkannya di tempat tidur. Niko mengambil kaos dan celananya dan memakaikan di tubuh Misha.
Ia sendiri mengenakan boxer dan celana training panjang lalu berbaring di sebelah Misha. Niko keluar kamar saat mendengar suara di dapur. Sepertinya bibi Jang sedang membuat sarapan. Jadi Niko meminta bibi Jang membuat sarapan dua porsi. Bibi jang mengangguk tanpa banyak protes atau pun bertanya.
Niko kembali ke atas ke kamarnya dan berbaring di sebelah Misha sambil mengusap rambut Misha perlahan.

Niko harus segera mengirim pesan pada ayahnya untuk menolak perjodohan itu. Tidak mungkin Niko menerimanya disaat ia sudah melakukan dengan Misha dan tanpa pengaman pula.
Ponsel Misha yang berada di nakas bergetar. Niko melihatnya dan melihat nama papa di layar. Tapi yang menjadi perhatian Niko adalah foto profil papa Misha terlihat familiar bagi Niko.
Tapi sayangnya Niko lupa itu siapa.
Niko membiarkan ponsel itu berhenti bergetar dengan sendirinya. Tak mungkin ia mengangkat panggilan dari papa Misha.

Niko bangkit dari tempat tidur lalu kembali keluar kamar. Ia berniat membawakan Misha air. Ponsel Misha kembali bergetar cukup lama hingga mau tak mau membuat Misha terbangun.
Misha menyipitkan mata melihat siapa yang meneleponnya.

"Pagi pa? Ada apa?" Tanya Misha dengan suara serak khas bangun tidur.

"Masih tidur jam segini? Ini sudah jam 10 pagi harusnya disana." Jawab papa Misha.

"Kemarin ada acara kantor. Jadi semalam minum-minum sama rekan-rekan pa." Jawab Misha lagi.

"Ya ampun. Sekarang gimana kondisi kepala kamu? Masih pusing? Pesan sup penghilang rasa mabuk ya buat makan?" Saran papanya.

"Sekarang sudah tidak merasa mabuk sama sekali pa, gimana mau mabuk. Masih pagi sudah di hajar habis-habisan. Sekarang pinggang rasanya encok." Batin Misha.

"Misha? Sayang?" Panggil papa Misha lagi.

"Iya pa, nanti Misha pesan." Jawab Misha.

"Lalu bagaimana dengan pertanyaan kamu saat itu pada papa? Jadi mau berhenti?" Tanya papa Misha lagi.

Seketika Misha membuka mata dan duduk menyender pada headboard ranjang.
Misha pun sekarang bingung dengan status mereka berdua. Dia pun belum mengatakan kepada Niko perihal perjodohan mereka. Entah bagaimana respon Niko nantinya saat tau kalau Misha adalah wanita yang dijodohkan dengannya.

"Misha? Kamu ini tidur lagi apa gimana toh?" Panggil papa Misha lagi.

Misha segera tersadar dari lamunannya.

"Nggak pa. Misha sudah bangun kok. Sepertinya tidak jadi berhenti pa, hubungan Misha dengan Niko semakin dekat dan baik sekarang." 

"Kamu belum bilang sama dia?" Tanya papa Misha.

"Belum pa. Dan sepertinya om Djoyo juga tidak mengatakan pada Niko nama wanita yang dijodohkan dengannya." Jawab Misha.

Niko kembali ke kamarnya membawa gelas berisi air. Tak sengaja ia mendengar percakapan Misha dengan papanya. Niko mengernyitkan kening saat Misha menyebut-nyebut namanya dan nama ayahnya. Niko mencari nama lengkap Misha namun tak mendapatkan apapun. Lalu ia membuka pesan ayahnya yang dulu dulu mencari nama wanita yang di jodohkan dengannya. Namun ia tak menemukannya. Ia hanya menemukan pesan dari ayahnya kalau wanita yang dijodohkan dengannya berasal dari Hutomo Group.

Niko bergegas mencari semua info tentang Hutomo Group. Dan voila, foto pria yang Niko lihat di layar ponsel Misha tadi sama dengan yang Niko lihat sekarang di internet.

Arabella Back To Me, Please!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang