Chapter 95 : Live Show

171 7 0
                                    

Selesai mandi, Misha bergegas berganti pakaian dan segera turun sambil membawa ponselnya karena suaminya menunggu di bawah untuk makan malam berdua. Di meja makan sudah siap minuman es kopi latte favorit Misha di meja makan.

"Kau membuat ini?" Tanya Misha.

Niko mengangguk.
Misha meminumnya lalu tersenyum lebar.
"Enak sekali. Bisa juga kalau mau buka kedai kopi." Goda Misha.

Niko tertawa sambil mengacak acak rambut Misha.
Mereka berdua makan dengan tenang sambil sesekali berbincang bincang.
Selesai makan, Misha mencuci piring bekas mereka. Niko naik ke atas, ke kamarnya untuk mandi. Setelah mencuci piring, Misha naik ke atas dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ia membalas pesan papa nya menanyakan tentang keadaannya. Misha menjawab kalau ia dan Niko baik baik saja.

"Jangan ragu untuk hubungi papa kalau butuh apa pun ya, sayang!" 

Papa nya kembali mengirim pesan. Misha tersenyum manis lalu mengiyakan pesan papa nya.
Niko selesai mandi. Misha bisa mencium aroma sabun mandi Niko menguar di udara. Niko mengenakan piyama nya lalu ikut berbaring di sebelah istrinya. Ia meneluk tubuh Misha dari belakang. Misha berdeham lalu berkata pelan.

"Bisa kah kita tidak melakukannya hari ini? I wanna sleep peacefully." Ucap Misha dengan nada ragu ragu.

Niko tertawa lalu ia menyusupkan kepalanya ke leher Misha yang harum.

"Tentu saja. Tidurlah! Perjalanan panjang kita pasti menguras tenaga mu." Ucap Niko pengertian. Ia memeluk erat pinggang Misha.

"Bukan hanya perjalanan yang menguras tenaga ku, tapi kau juga! Ckckck" Batin Misha. Ia memejamkan mata namun seketika terbuka kembali saat mendengar ucapan Niko yang membuatnya merinding.

"But tomorrow you've to pay double." Bisik Niko mesra.

Misha diam saja lalu kembali memejamkan matanya.

Keesokan harinya, Misha terbangun dengan Niko yang sudah tak berada di sampingnya. Misha duduk dan meregangkan tubuhnya yang lebih segar. Ia bergegas masuk ke kamar mandi tanpa tau kalau ternyata di dalam ada Niko yang tengah mandi. Misha memekik lalu membalikkan tubuhnya saat melihat Niko tengah membilas sabun di sekujur tubuhnya di bawah shower.
Niko terkekeh melihat kelakuan imut istrinya itu.

"Apa yang kau kagetkan? Seolah kau belum pernah melihatnya saja." Ucap Niko.
Misha mendengus pelan. Ia akhirnya berbalik dan berdiri di depan wastafel sambil melirik ke belakang lewat kaca yang ada di depan wastafel. Misha menelusuri tubuh bagian belakang Niko dari kaca wastafel.

"Suka dengan apa yang kau lihat?" Tanya Niko.

"Oh sangat. Ehh!" Jawab Misha seketika lalu membekap mulutnya yang menjawabnya tanpa pikir panjang.

Niko tertawa mendengarnya. Sepertinya kehidupan rumah tangganya dengan Misha benar benar akan menyenangkan.
Misha mulai menyikat giginya dengan cepat. Setelah selesai, ia menunduk dan membilas mulutnya saat sepasang tangan melingkar di pinggangnya.

"Niko? Pakai handuk dulu sana!" Ucap Misha.

"Niko?" Tanya Niko sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Mas. Maksud ku mas." Ralat Misha dengan segera.

Bukannya menurut, Niko malah menyusupkan kepalanya ke leher Misha. Alhasil baju dan pipi kanan Misha basah semua karena rambut Niko yang meneteskan air.

"Bukan kah kemarin aku mengatakan kalau kau harus membayar double hari ini?" Bisik Niko dengan suara deep voicenya.

Misha berdeham pelan.

"Nanti malam. Kalau kau memintanya sekarang maka waktu kita tidak akan banyak." Jawab Misha.

Niko seketika mengangkat kepalanya.

"Kau benar juga! Baiklah. Mandi lah! Aku tunggu dibawah." Jawab Niko lalu mengecup pipi Misha dan menolehkan kepalanya agar Niko bisa melu mat lembut bibir Misha.

Setelah puas Niko keluar dari kamar mandi karena khawatir mengingkan lebih. Misha menepuk nepukkan kedua pipinya se-peninggal Niko.
Jantungnya berdebar hebat jika Niko mode flirting muncul.

Misha segera melepas piyamanya dan berdiri di bawah shower untuk mandi.
Selesai mandi, Misha yang menyadari tak membawa satu pun pakaian kerjanya di koper memilih memakai pakaian santai. Ia akan meminta Niko mengantarnya ke apartementnya untuk mengambil beberapa pakaian disana. Setelah selesai bersiap siap dan turun ke bawah, Niko mengerenyit menatap Misha yang memakai pakaian santai.

"Tidak ke kantor hari ini?" Tanya Niko.

Misha mengangguk.

"Aku tak membawa satu pun pakaian kerja ku. Dan mobil ku juga masih di apartement. Nanti antarkan aku kesana dulu ya untuk mengambil beberapa baju dan juga mobil ku." Ucap Misha.

Niko tersenyum lalu mengulurkan tangan mengajak Misha kembali ke kamar mereka. Niko membuka satu ruangan yang Misha tidak sadari sebelumnya kalau itu adalah walk in closet tambahan yang sengaja di renovasi untuknya. Di dalamnya terdapat semua pakaian dan barang barang perintilan Misha yang sudah tertata rapi.

"Ya ampun kapan kau memindahkan ini semua?" Tanya Misha.

"Saat kita di Indonesia. Semua barang barang mu ada disini sayang! Oh ya dan ini juga!" Ucap Niko sambil memberikan kunci mobil Misha.

"Jadi mobil ku di parkiran bawah?" Tanya Misha.

Niko mengangguk. Misha tersenyum manis dan memeluk tubuh Niko.

"Kalau begitu, aku akan berganti pakaian lagi." Ucap Misha sambil memilih pakaian kerjanya.

Niko masih tak bergeming dari sana. Ia malah menyenderkan tubuhnya di kusen pintu sambil menatap istrinya yang tengah memilih pakaian.

"Kenapa masih disini, mas?" Tanya Misha.

"Melihat live show, apa lagi?" Jawab Niko tanpa malu. Misha mendengus mendengarnya.

Untung saja tak lama kemudian, ponsel Niko berdering. Ternyata salah satu orang kantor Niko meminta Niko segera datang.

"Aku berangkat duluan tidak apa apa kan, sayang?" Ucap Niko. Misha tersenyum lalu berjalan dan mengalungkan kedua tangannya di leher Niko.

"Tentu saja tidak apa-apa. Nanti aku akan mengendarai mobilku sendiri." Jawab Misha.

"Hati hati, please!" Ucap Niko lagi sambil memeluk pinggang Misha dan menyusupkan kepala Niko ke cekungan leher Misha. Tempat favoritnya.

Misha mengangguk dan mencium bibir Niko singkat.

"More" Pinta Niko lagi. Misha pun menurutinya dan menyesap bibir bawah Niko singkat.

Niko tersenyum lalu mengecup kening Misha dan berlalu dari kamarnya.
Setelah memilih setelan pakaian kerjanya, Misha memakainya dan bergegas turun.

Saat di lantai bawah, Misha melihat sarapan mereka masih utuh. Sepertinya Niko tak sempat sarapan tadi karena terburu buru berangkat ke kantor. Misha keluar dari apartement Niko lalu saat berjalan ke parkiran, ada beberapa mobil berjejer disana.

"Kenapa dia membeli mobil sebanyak ini? Padahal hanya ada satu orang yaitu dirinya sendiri. Dasar aneh, ckckck!" Decak Misha lalu masuk ke mobilnya dan mengendarainya menuju kantor.

Saat memasuki kantor, beberapa karyawan disana terlihat berbisik setelah menyapa Misha. Sepertinya mereka telah mendengar mengenai berita pernikahannya dengan Niko hingga akhirnya membuatnya menjadi bahan pembicaraan di kantor. Misha tak ambil pusing dengan itu. Ia tetap berjalan tenang menuju ruangannya.

Arabella Back To Me, Please!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang