18

69 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Sudah berulang kali ponselnya berdering pertanda jika ada sebuah panggilan yang masuk. Namun, Melody masih tetap terdiam dengan manik yang menatap ada sebuah nama yang tertera pada layar ponselnya. Ia enggan untuk menjawab panggilan dari sahabatnya tersebut. Untuk saat ini ia memang berniat menghindari Park Jimin demi menjaga hatinya agar tidak semakin terluka. Perasaannya pada Jimin masih sama, ia masih mencintai Pria tampan dengan sebuah senyuman manis yang selalu terpatri pada belah bibirnya.

Rasanya teramat sakit, ketika jatuh cinta dengan seorang Pria yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Sempat mengira jika Jimin memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Karena Pria itu memberikan sebuah perhatian yang lebih pada dirinya. Namun apa yang selama ini ia kira justru salah besar. Perhatian yang Jimin berikan padanya memang murni sebagai bentuk perhatian seorang Pria kepada sahabat wanitanya.

Air mata pun menetes tatkala dirinya kembali mengingat banyaknya kenangan yang telah ia lewati saat bersama dengan Park Jimin. Ia mengira jika saja Jimin adalah Pria yang akan menemaninya sampai kapanpun. Ia sudah merasa cocok dengan Jimin. Namun Pria itu malah mencintai teman baiknya.

Ceklek....

Pintu kamar Melody tiba-tiba saja terbuka. Menampilkan sosok sang Adik yang kini tengah berjalan mendekat kearahnya. Gadis manis itu buru-buru menghapus air matanya dengan punggung tangan. Ia tidak ingin Adiknya yang selalu ingin tahu akan urusannya itu bertanya banyak hal. Lagipula ia juga tidak ingin Nei Ra tahu apapun masalah perasaannya kepada Jimin. Karena selama ini Melody telah menyembunyikannya dengan begitu apik. Tidak ada siapapun yang tahu kecuali dirinya dengan sang pencipta.

"Eonni. Kau menangis?" tanya Nei Ra sembari mendudukkan dirinya di samping sang kakak.

Melody menggeleng, "Tidak. Hanya kemasukan debu saja." ucap Melody sembari meraih ponselnya dan segera mengaktifkan mode silent. Agar Nei Ra tidak tahu jika saja nanti Jimin akan kembali menghubunginya. Adiknya itu terlalu ingin tahu akan masalahnya. Jika saja mulutnya tidak suka mengadu pada sang Ibu. Mungkin ia akan sering-sering mencurahkan isi hatinya pada sang Adik. Hanya saja mulutnya sangat tidak dapat dipercaya.

"Eomma cerita jika kau dan mantanmu akan kembali? Apa benar?" tanya Nei Ra.

Manik Melody membulat. Sudah dikatakan jika Ibu dan Adiknya ini sangatlah cocok. Adiknya yang suka sekali mengurusi hidup orang. Dan Ibunya yang suka sekali menggosipkan dirinya. Padahal ia juga anaknya. Tapi kenapa Ibunya lebih berpihak kepada Nei Ra. Apa karena Adiknya lebih antusias jika diajak bergosip ketimbang dirinya yang memiliki kepribadian bodoh amat terhadap hal-hal yang dianggapnya tidak penting.

"Kalian pasti membicarakan ku?"

"Aku dan Eomma malah berharap kalian kembali." ucap Nei Ra yang terlihat begitu antusias, "Mantan kekasihmu yang berkulit pucat itu sekarang sudah menjadi Pria yang mapan, tampan dan kata Eomma dia terlihat begitu gagah."

Back To Mantan | MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang