27

12 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Jam makan siang pun tiba. Setelah melewati jam kerja tanpa bisa berkonsentrasi penuh akibat masalah yang menimpanya hari ini. Akhirnya Melody bisa sedikit bernapas lega. Ia mencoba membenarkan posisi duduknya. Hari ini adalah hari paling sial di dalam hidupnya. Sebelum berangkat kerja ia sudah mendapatkan omelan dari sang Ibu. Belum lagi Yoongi yang tiba-tiba saja datang ke rumahnya untuk mengajaknya berangkat ke kantor bersama. Sedangkan dirinya masih dalam keadaan baru saja mandi. Yang paling membuatnya merasa malu tak karuan adalah saat Pria yang berstatus sebagai atasannya harus menyaksikan dirinya yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan Ibunya yang terus saja mengomelinya.

"Mau makan siang diluar bersama?"

Melody tersentak. Ia menatap pada Yoongi yang kini sudah berada di depan mejanya dengan sebuah senyuman yang terpatri pada belah bibirnya. Sedangkan hari ini ia sangat sulit hanya untuk sekedar memaksakan sebuah senyuman terpatri pada belah bibirnya. Kejadian saat Nora menarik rambutnya masih terngiang-ngiang dipikirannya. Hal itu sangat memalukan. Belum lagi saat Perempuan itu berteriak mengatai dirinya telah merebut Yoongi darinya.

Meskipun ia telah lama sendiri tanpa adanya kekasih. Akan tetapi ia sama sekali tidak ada niatan untuk merebut Yoongi dari mantan tunangannya itu. Ia pernah menyukai Jimin. Namun saat Pria itu lebih memilih bersama dengan teman baiknya. Ia pun dengan sangat berat hati merelakannya. Meskipun hatinya terasa sakit sekali hingga membuatnya menangis semalaman di dalam kamar. Merasa seakan dunia ini tidak adil kepadanya. Adiknya saja sudah memiliki kekasih. Sedangkan dirinya masih saja sendiri. Meskipun terlihat tenang. Namun, pada kenyataannya ia juga ingin sekali menghabiskan waktu berdua dengan Pria yang dicintainya. Meskipun itu hanya sekedar jalan-jalan berdua. Dulu ia sempat berharap bisa melakukan hal itu dengan Pria yang dicintainya, yaitu Park Jimin. Namun harapan itu sirna seketika saat Jimin mengungkapkan perasaannya kepada teman baiknya. Dan sialnya, Pria itu mengungkapkannya tepat di hadapannya.

"Boleh saja." jawab Melody.

Lagipula tadi pagi Ibunya tak sempat membawakan bekal untuknya. Perempuan yang telah melahirkannya ke dunia itu lebih fokus mengomelinya. Namun, anehnya saat mengetahui kedatangan Min Yoongi ke rumahnya ekspresi sang Ibu tiba-tiba saja berubah. Seakan raut wajah penuh amarahnya seketika sirna. Digantikan dengan sebuah senyuman manis yang terpatri pada belah bibirnya. Seakan kedatangan Yoongi ke rumah adalah hal yang membuat Ibunya merasa bahagia.

"Kau boleh makan apa saja yang kau suka. Asal hari ini kau harus bahagia."

Yoongi merasa bersalah atas apa yang telah terjadi pagi tadi. Harusnya bukan Melody yang menjadi sasaran atas kemarahan mantan tunangannya. Sebab, Melody tidak tahu apapun yang telah terjadi atas dirinya dan Nora.

Melody mengangguk. Meskipun masih ada sedikit rasa kesal jika mengingat kejadian tadi pagi. Apa yang dilakukan oleh Nora sangatlah keterlaluan.

"Apa aku boleh meminta empat mangkuk ice cream untuk menghilangkan rasa kesal yang aku rasakan?"

Meskipun merasa tidak habis pikir dengan ucapan yang baru saja keluar dari belah bibir gadis yang dicintainya. Min Yoongi tetap saja menganggukkan kepalanya. Ia tahu jika saja gadis yang berstatus sebagai mantan kekasihnya ini begitu menyukai ice cream. Tapi, empat mangkuk ice cream untuk dihabiskan seorang diri bukankah itu sangat berlebihan.

"Tidak masalah. Aku juga bisa membelikan kedai ice cream itu untukmu, jika kau mau."

Melody tersenyum, "Kalau begitu tambah menjadi enam mangkuk ice cream."

"Enam mangkuk?" tanya Min Yoongi.

Melody mengangguk, "Perasaanku saat ini sedang tidak baik. Aku hanya ingin ice cream."

"Kau boleh memesan ice cream berapa pun yang kau mau."










🍁🍁🍁🍁

Melody tidak benar-benar memesan enam mangkuk ice cream seperti yang dikatakannya tadi. Gadis manis tersebut hanya memesan dua mangkuk ice cream dengan rasa cokelat. Tadinya ia hanya mencoba menggoda Min Yoongi. Apakah benar Pria itu akan memesankan enam mangkuk ice cream untuknya. Dan benar saja, Yoongi tadi sempat meminta tujuh mangkuk ice cream kepada pelayan. Enam mangkuk ice cream dengan rasa cokelat untuk dirinya. Dan satu mangkuk lagi dengan rasa vanilla untuk Min Yoongi. Namun, buru-buru ia berkata kepada mantan kekasihnya itu untuk memesan tiga mangkuk ice cream saja. Karena ia tidak akan mungkin menghabiskan enam mangkuk seorang diri.

"Apa sekarang suasana hatimu sudah membaik?" tanya Min Yoongi sembari mengambil sebuah tissue yang berada diatas meja. Lalu tangannya terulur untuk membersihkan bekas ice cream yang menempel pada sudut bibir Melody. Sedangkan gadis manis tersebut hanya dapat tersenyum atas perlakuan manis yang Yoongi lakukan padanya.

Jujur saja, Melody bisa kembali merasakan arti kenyamanan ketika bersama dengan Pria yang berstatus mantan kekasihnya ini. Rasa ragu yang sempat ia rasakan perlahan menghilang. Ia mulai bisa mempercayai jika saja Yoongi benar-benar mencintainya. Meskipun dulu Yoongi yang terlebih dulu meninggalkannya.

"Suasana hatiku mulai membaik. Dan semua ini karena mu."

Mendengar jawaban dari Melody membuat sebuah senyuman manis terpatri pada belah bibir Yoongi. Hal sederhana jika dilakukan bersama seseorang yang dicintai ternyata sangatlah menyenangkan. Melihat Melody tersenyum manis saja sudah membuat Yoongi merasa senang. Berbanding terbalik ketika dirinya bersama dengan Nora. Apapun yang dilakukan bersama Nora membuat dirinya merasa tak nyaman. Belum lagi sikap manjanya yang membuat Yoongi merasa begitu muak.

"Kalau kau bahagia aku juga merasa bahagia."

"Kalau begitu ayo kembali ke kantor." ucap Melody sembari menatap jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya. Jam masuk kantor kurang sepuluh menit lagi. Dan untuk menempuh perjalanan dari kedai ice cream ini ke kantor membutuhkan waktu sekitar tujuh menit.

"Kenapa buru-buru sekali?"

"Jam masuk kantor kurang sepuluh menit lagi."

"Apa kau lupa? Kantor itu milikku."

"Tapi, kau tidak boleh seenaknya."

"Biarkan saja. Kantor itu milikku."

Melody terdiam. Percuma ia berdebat dengan Min Yoongi. Terlebih lagi Pria ini berstatus sebagai atasannya. Meskipun ia merasa yakin jika saja ia meladeninya, dirinya tidak akan dipecat begitu saja. Tetap saja, ia lebih memilih diam, untuk mencari aman.

"Kalau begitu ayo kita kembali ke kantor."

"Apa kau tidak ingin mengucapkan terima kasih? Aku sudah membelikan ice cream untukmu."

"Apa kau tidak ikhlas?"

Yoongi segera menggelengkan kepalanya, takut jika gadis yang dicintainya ini salah paham terhadapnya, "Bukan begitu. Aku ikhlas. Bahkan jika kau menginginkan kedai ice cream ini pun, aku akan membelikannya untukmu."

Mendengar jawaban tersebut membuat Melody tersenyum, "Berlebihan sekali."

"Apapun yang kau inginkan, selagi aku bisa membelinya untukmu, pasti akan aku belikan."

Melihat ketulusan Yoongi membuat Melody merasa yakin jika Pria itu benar-benar mencintainya. Mungkin saja Yoongi adalah jodohnya. Apalagi usianya kini tak lagi muda. Dan Ibunya seringkali menyuruhnya untuk mencari kekasih dan menikah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back To Mantan | MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang