4

264 43 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Rabu malam Melody berakhir menyedihkan di atas kursi kantor yang sama sekali tak ia harapkan. Berulang kali helaan napas kasar keluar dari belah bibirnya. Malam ini ia harus lembur, dan setelah pekerjaannya selesai pun ia belum bisa pulang karena hujan diluar sana sangatlah deras, dengan disertai petir yang membuat Melody bergidik ngeri. Jadilah ia harus berakhir menunggu setidaknya sampai hujan diluar sama redah. Entah sampai kapan ia harus menunggu, yang jelas ia berharap hujan segera redah. Melody berharap Tuhan dapat mengabulkan do'anya kali ini saja. Ia paham jika dirinya adalah gadis yang penuh dengan dosa. Namun, apa tidak ada setitik saja rasa kasihan yang Tuhan torehkan pada dirinya. Melody hanya dapat duduk di kursi kerjanya sembari menatap kearah luar jendela.

"Kau tidak pulang? Hujan tidak akan reda. Kau bisa pulang bersama denganku." ucap Min Yoongi sembari membenarkan posisi dasinya yang sedikit melenceng.

Melody menggeleng, "Tidak perlu, Sajangnim."

Melody tidak akan menerima tawaran pulang bersama lagi dengan Min Yoongi. Cukup sekali ia berada dalam satu mobil dengan Pria bermulut kurang ajar seperti Yoongi. Ia tak mau hal seperti dua hari yang lalu terulang kembali.

Min Yoongi melepas jas yang melekat pada tubuhnya, lalu menaruhnya di atas meja. Hal itu sontak membuat Melody menatap waspada pada Pria berkulit pucat tersebut.

"Kenapa?" tanya Yoongi. Ia tahu jika saja Melody menatapnya tak biasa.

Dengan cepat Melody menggelengkan kepalanya, "Tidak." ucap Melody setelahnya mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Sampai kapan kau akan disini? Aku akan segera pulang dan menutup ruanganku." ucap Yoongi kesal. Kenapa gadis yang berstatus sebagai mantannya ini sok jual mahal sekali. Apa Melody tak ingat jika dulu saat mereka menjalin hubungan, keduanya sering melakukan hal-hal romantis. Bahkan Min Yoongi masih mengingat dengan begitu jelas kenangan di masa lalu, saat dirinya dan Melody berada dalam satu payung yang sama, lantas keduanya berciuman ditengah derasnya hujan.

"Kalau begitu aku akan keluar." ucap Melody sembari mengambil tasnya yang berada di atas meja, "Saya duluan, Sajangnim."

Setelah mendapat anggukan dari sang atasan, Melody segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan tersebut.

Keadaan kantor sudah hampir kosong. Menyisahkan beberapa karyawan yang sudah bersiap untuk pulang. Saat tiba didepan lift Melody menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya kasar. Mencoba membuat dirinya sendiri untuk tetap tenang disaat seperti ini. Entah sampai kapan ia akan terjebak di kantor ini, menunggu hujan diluar sana redah. Ia sendiri sadar jika menunggu hujan redah pasti akan membutuhkan waktu cukup lama. Karena pasalnya hujan sangat deras dengan gumpalan awan mendung di atas langit. Sudah dipastikan hujan malam ini tidak akan dengan cepat redah.

Melody mengulurkan tangannya, hendak menekan tombol lift. Namun, seseorang dibelakangnya telah terlebih dulu menekan tombol lift, membuat Melody tersentak. Menatap sekilas pada Pria berkulit pucat yang kini tengah berdiri tepat disampingnya dengan sebuah senyuman menyebalkan yang terpatri pada belah bibirnya.

Sedetik kemudian pintu lift terbuka. Melody masih terdiam, sedangkan Min Yoongi telah terlebih dulu masuk ke dalam lift tersebut.

"Sampai kapan kau akan berdiri seperti gadis bodoh?"

Melody masih terdiam dengan raut wajah kesal yang begitu kentara. Ia merasa enggan bahkan hanya untuk sekedar berada dalam satu lift dengan Pria berkulit pucat yang berstatus sebagai mantan kekasihnya dulu.

Tanpa menunggu jawaban keluar dari belah bibir Melody. Min Yoongi segera menarik pergelangan tangan gadis manis tersebut untuk masuk ke dalam lift. Menekan tombol lift, lalu beberapa detik setelahnya pintu lift tertutup. Hanya ada mereka berdua dalam lift tersebut. Membuat keadaan didalam terasa begitu hening. Tak ada satupun kata yang keluar dari belah bibir keduanya.

Melody mengambil ponselnya yang berada didalam tas. Mencoba untuk menghubungi sang Adik. Namun tak kunjung ada jawaban dari seberang sana. Membuat Melody merasa kesal luar biasa. Akhirnya ia memutuskan untuk mencoba menghubungi nomor Park Jimin. Beberapa detik setelah telepon tersambung, ponselnya mati karena kehabisan baterai. Hal itu membuat Melody ingin menangis detik ini juga. Bagaimana caranya untuk pulang malam ini.

"Ayo pulang bersama."

Melody sontak menoleh kearah Yoongi yang kini berdiri disampingnya. Pria itu seakan mengetahui isi hati Melody.

"Apa itu tidak merepotkanmu?"

Yoongi menggeleng, "Aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Lagipula aku yang menawarimu untuk pulang bersama."

"Gomawa, Sajangnim."

Melody dapat menghela napas lega. Hanya dengan menerima ajakan pulang bersama dengan sang mantan adalah cara satu-satunya untuk ia bisa sampai rumah dengan cepat.






















🐝🐝🐝🐝




Suasana di dalam mobil tampak hening, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Sesekali Yoongi melirik kearah Melody yang kini sedang menatap jalanan dari balik kaca jendela.

"Apa kau sudah memiliki kekasih?" tanya Yoongi.

Pertanyaan tersebut membuat Melody sontak menoleh, menatap Yoongi yang kini tengah sibuk menyetir.

"Memangnya kenapa? Punya kekasih ataupun tidak aku rasa itu bukan urusan Anda, Sajangnim."

Tentu saja Melody merasa sangat tidak nyaman jika ada seseorang yang menanyakan perihal seorang kekasih padanya. Apalagi yang bertanya adalah mantan kekasihnya. Melody tidak mungkin mengaku jika sampai saat ini ia masih saja sendiri. Bisa-bisa Yoongi menertawainya nanti.

Yoongi terkekeh, "Kenapa kau galak sekali? Tidak seperti Melody yang aku kenal dulu?"

Sial. Melody mengumpat dalam hati. Kenapa Pria yang berstatus sebagai mantannya ini malah membahas masa lalu.

"Dulu kau begitu lembut padaku." ucap Yoongi sembari meraih tangan Melody untuk digenggamnya. Hal itu membuat Melody sedikit terkejut karena perlakuan tiba-tiba yang dilakukan Yoongi padanya.

Melody segera menarik genggaman tangan Yoongi pada tangannya, "Bisakah Anda untuk tidak bersikap kurang ajar." ucap Melody dengan menatap tajam sang mantan.

"Padahal aku hanya ingin memegang tanganmu. Dulu aku mencium mu kau tidak semarah ini."

Entah kenapa menggoda Melody telah menjadi hal yang paling menyenangkan saat ini. Semenjak gadis yang berstatus sebagai mantannya itu bekerja menjadi sekretaris barunya, Min Yoongi sangat hobby menggodanya. Melihat wajah kesal Melody seperti menjadi hal yang paling menyenangkan untuknya.

"Tidak bisakah dirimu untuk tidak membahas masa lalu kita?"

"Aku suka membahas masa lalu kita. Banyak kenangan manis yang kita lalui bersama pada saat itu."

Melody terdiam untuk sesaat, ia menatap kearah jalanan yang basah akibat genangan air hujan.

"Masa lalu tidak perlu diingat. Seharusnya kau melupakannya. Anggap saja kita tidak pernah menjalin hubungan apapun." ucap Melody tanpa mengalihkan pandangannya kearah jalanan. Ia masih setia menatap jalanan yang basah karena genangan air hujan.

Min Yoongi terdiam, tak ada jawaban apapun yang keluar dari belah bibirnya. Ada rasa bersalah yang tiba-tiba hinggap dihatinya. Biar bagaimanapun ia pernah menorehkan sebuah luka di hati Melody.

Back To Mantan | MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang