19

63 10 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Min Yoongi kembali menjemput sang mantan di rumahnya guna pergi ke kantor bersama. Entah kenapa ketika hari menjelang malam ia ingin sekali pagi cepat datang agar bisa bertemu dengan gadis manis yang berstatus sebagai mantan kekasihnya. Lima hari dalam seminggu ia bisa bertemu dengan Melody di kantor.

Tangan Yoongi terulur untuk menekan bel pintu rumah sang mantan. Ia melonggarkan sedikit dasinya yang terasa mencekik leher. Merasa tidak sabar akan bertemu dengan gadis manis yang pernah menjadi kekasihnya tersebut.

Pintu rumah terbuka. Kali ini Adik dari mantan kekasihnya yang membukakan pintu. Gadis berparas cantik yang juga memiliki postur tubuh tinggi tersebut kini tengah berdiri di ambang pintu dengan manik yang menatap lekat kearah mantan kekasih dari kakaknya. Nei Ra tidak menyangka jika Min Yoongi yang dulunya terlihat sangat cupu sekarang berubah menjadi Pria yang sangat tampan dan terlibat berwibawa seperti sekarang. Kekuatan uang memang sangat luar biasa. Mengubah seseorang yang awalnya biasa saja menjadi sangat luar biasa seperti ini. Begitu pikir Nei Ra.

"Apa kau Yoongi Oppa?" tanya Nei Ra yang masih mencoba memastikan jika saja Pria yang kini berdiri di depannya dengan sebuah senyuman manis yang terpatri pada belah bibirnya tersebut adalah mantan kekasih dari kakaknya. Meskipun dari kulit pucatnya sudah membuatnya merasa yakin jika Pria di depannya ini memang Min Yoongi.

"Masih mengingatku rupanya. Bagaimana kabarmu, Nei Ra."

Tentu saja ia masih mengingatnya. Bahkan kejadian beberapa tahun yang lalu saat dirinya masih remaja. Ketika dirinya melihat sang kakak yang tengah berciuman dengan Min Yoongi saat mengadakan kerja kelompok di rumahnya. Kedua manusia yang tengah dimabuk asmara itu tidak tahu menahu akan hal itu. Sebab dirinya yang mengintipnya dari balik dinding. Kedua orang tuanya saat itu tidak berada di rumah. Hanya ada dirinya dan asisten rumah tangga yang berada di dapur untuk memasak menu makan siang. Di hari libur sekolah Min Yoongi datang ke rumahnya untuk melakukan kerja kelompok bersama dengan kakaknya. Entah itu hanya sebuah alasan keduanya saja agar bisa bertemu atau memang keduanya selalu mendapatkan tugas kelompok dengan anggota yang sama. Keduanya seperti sepasang sandal yang kemana mana berdua. Berangkat sekolah Yoongi akan menjemput Melody. Lalu saat pulang Pria itu mengantarkannya sampai di rumah dengan selamat. Pria berkulit pucat tersebut terlihat begitu mencintai Melody. Namun pada kenyataannya Melody malah ditinggalkan.

"Seperti yang kau lihat. Aku baik, Oppa. Kau berubah seratus delapan puluh derajat." ucap Nei Ra sembari tersenyum. Masih menatap pada wajah tampan yang berada di depannya. Mengamati bagaimana penampilan Yoongi yang seratus delapan puluh derajat telah berubah. Jika dulu Pria itu memakai pakaian biasa saja. Namun kini dilihat dari jam tangannya saja Nei Ra bisa menebak seharga motor milik kekasihnya.

"Kenapa tidak disuruh masuk?"

Sontak Nei Ra menoleh ketika mendapati sang Ibu yang kini tengah berjalan mendekat kearahnya. Perempuan paruh baya tersebut tersenyum saat melihat siapa yang datang.

"Maaf, Eomma. Terlalu sibuk mengobrol." ucap Nei Ra kepada sang Ibu.

"Tidak perlu masuk. Kita akan berangkat sekarang." ucap Melody yang kini tengah berjalan mendekat dengan membawa kotak bekal ditangannya. Ia hanya tidak ingin sang mantan mendapat banyak pertanyaan dari sang Adik.

Padahal tadi pagi Melody sudah mengirim pesan untuk sang atasan agar tidak usah lagi menjemputnya untuk pergi ke kantor bersama. Namun Min Yoongi tetap saja melakukannya. Ia jadi merasa tak enak hati pada mantannya tersebut. Terlebih lagi Pria itu sudah bertunangan dengan Perempuan lain.

Mendekati Melody disaat ia sudah memiliki tunangan adalah hal yang salah. Yoongi menyadari akan hal itu. Tapi dalam lubuk hatinya yang terdalam ia masih bisa merasakan debaran di dadanya ketika dekat dengan sang mantan kekasih. Selama ini ia merasa tidak nyaman dengan Nora. Tak ada sedikitpun perasaan cinta yang ia torehkan pada tunangannya. Ibunya bilang seiring berjalannya waktu cinta itu akan hadir dengan sendirinya. Namun justru sebaliknya, seiring berjalannya waktu itu semakin tidak nyaman berada di dekat Lee Nora. Menikah dengan Perempuan yang tidak dicintainya adalah ketakutan terbesar di dalam diri Min Yoongi. Bagaimana ia akan hidup dan menua bersama dengan seseorang yang tidak pernah dicintainya. Hidupnya pasti akan sangat menderita jika hal itu sampai terjadi. Oleh karena itu ia akan berusaha untuk mendapatkan kembali hati sang mantan. Lalu setelahnya ia akan berusaha menjelaskan kepada Ibunya jika sampai kapanpun ia tidak akan bisa untuk mencintai Nora. Apapun yang terjadi rasanya tetap sama. Tak ada perasaan cinta yang bersarang di dalam hatinya untuk Lee Nora. Justru hatinya kembali berdebar ketika bersama dengan mantan kekasihnya.

















🐝🐝🐝🐝






Untuk saat ini notifikasi pesan masuk dari Park Jimin adalah hal yang paling ia hindari. Melody hanya ingin mencoba menyembuhkan rasa sakit dihatinya dengan menjauh dari Pria yang dicintainya tersebut. Namun Pria itu malah memberitahunya lewat pesan jika saja kini Jimin sudah berada di depan kantor tempatnya bekerja untuk memberikan sekotak makan siang. Hal itu jelas membuat hati Melody semakin berdenyut nyeri. Kenapa Jimin masih memberikan perhatian untuknya. Pria itu tidak salah. Yang salah adalah perasaan cintanya. Egois jika ia menjauhi Pria sebaik Jimin hanya karena perasaan cintanya kepada Pria itu. Sedangkan Jimin tidak tahu apapun perihal perasaannya. Yang Pria itu tahu ia adalah sahabat terbaiknya. Jimin sendiri yang mengatakan hal itu kepadanya.

Melody melambaikan tangannya kepada Jimin. Mencoba memasang raut wajah seperti biasanya. Meskipun di dalam hatinya hanya ada kesedihan ketika melihat wajah Jimin saat ini. Senyuman yang ia tunjukkan palsu. Bibirnya tersenyum, namun hatinya berdenyut nyeri.

"Aku ingin memberikan makan siang untukmu. Kau harus semangat bekerja. Jangan sakit lagi." ucap Jimin sembari memberikan kotak berisi makanan kepada sang sahabat.

Melody tersenyum. Ia menerima kotak nasi pemberian dari Park Jimin, "Terima kasih."

"Aku kesini bersama Chan Yun. Dia sedang ke kamar mandi sebentar. Chan Yun yang memasak untukmu hari ini."

Ucapan Jimin semakin menambah denyut nyeri di dadanya. Terlebih lagi saat ia melihat Chan Yun yang berjalan mendekat kearah keduanya dengan sebuah senyuman yang terpatri pada belah bibirnya. Tentu saja gadis itu terlihat bahagia. Chan Yun bisa bersama dengan Pria yang ia sukai. Sedangkan dirinya harus melihat keduanya bersama dan saling mencintai.

"Melody. Aku harap kau suka dengan masakan ku."

"Terima kasih. Seharusnya kau tidak perlu repot begini."

Keduanya berteman baik. Sering menghabiskan waktu bersama. Meskipun hanya sekedar makan ice cream di sebuah kedai di pinggir jalan. Namun ketika mengetahui kenyataan jika kini Jimin dan Chan Yun bersama dan akan bertunangan. Rasanya Melody ingin menghindari keduanya. Namun hal itu terlalu egois. Sebab ketiganya berteman begitu baik. Namun Melody hanya ingin menyelamatkan hatinya agar tidak merasa semakin sakit.

"Kalau begitu aku dan Chan Yun pulang dulu. Kau kan harus makan siang dan melanjutkan pekerjaanmu." ucap Jimin sembari tersenyum.

Melody mencoba untuk tersenyum meskipun dadanya terasa berdenyut nyeri, "Terima kasih."

"Kau harus semangat bekerja, Melody." ucap Chan Yun.

Melody mengangguk, "Tentu saj, Chan."

"Kalau begitu aku dan Jimin pulang dulu."

Melody mengangguk sebagai jawaban. Jika biasanya saat berkumpul ia menjadi yang paling banyak omong. Kini rasanya untuk berbicara satu kata saja sangatlah sulit keluar dari belah bibirnya. Rasa di dadanya begitu mendominasi.

Back To Mantan | MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang