8

211 30 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Hari ini adalah hari libur untuk Melody. Lima hari dalam seminggu ia akan bekerja, dan dua harinya ia akan libur. Sebenarnya libur dua hari tidaklah cukup hanya untuk sekedar menenangkan hatinya dari perasaan jengkelnya terhadap sang atasan yang bermulut kurang ajar. Melody sangat membenci Min Yoongi, Pria bermulut sadis tapi sayangnya sangat manis. Ia membenci fakta bahwa sang mantan semakin tampan. Melody jelas tidak suka, harusnya Yoongi tetap jelek saja seperti dulu. Agar tidak berubah menjadi seperti sekarang ini. Pria itu begitu kurang ajar, dan jangan lupakan kelakuan sok tampannya yang membuatnya begitu muak. Rasanya ia ingin sekali mencakar muka Min Yoongi itu sampai meninggalkan bekas cakaran yang merata di seluruh wajahnya, dengan begitu kadar kemanisannya pasti akan banyak berkurang. Jadi, Pria itu tak dapat lagi menyombongkan dirinya.

Sinar matahari masuk melalui celah jendela, hal itu tentu saja membuat kedua manik indah itu mengerjap berulang kali. Ia melirik jam yang menggantung pada dinding, waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ini adalah waktu yang paling buruk untuk bangun disaat libur kerja. Ia wajib bangun siang, tak mau menyianyiakan waktunya untuk bangun di pagi hari. Lantas Melody menarik selimut sampai menutupi wajahnya, kembali memejamkan matanya. Berharap dapat kembali tidur, namun ia malah merasakan sesak napas karena hal yang diperbuatnya sendiri. Buru-buru Melody menyibak selimut yang menutupi wajahnya.

Tokk. Tokk. Tok..

Seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar. Membuat Melody merasa luar biasa kesal, ia yakin jika itu adalah sang Adik. Hwang Nei Ra memang selalu saja mengganggu ketentraman dirinya. Tak bisa sedikit saja membiarkan Kakaknya bahagia walaupun hanya sebentar saja. Ia hanya ingin menikmati libur kerjanya dengan bermalas-malasan. Karena memang pada dasarnya kata malas telah melekat di dalam diri Melody.

Pintu kembali di ketuk, namun Melody tak segera beranjak dari atas ranjang. Ia masih setia merebahkan dirinya di atas ranjang empuk miliknya. Seakan menikmati setiap momen kebersamaan dengan ranjang empuknya. Bagi Melody ranjang adalah kekasih, yang selalu menemaninya setiap harinya.

"Buka saja tidak di kunci." teriak Melody masih merebahkan dirinya di atas ranjang.

Ceklekk..

Pintu kamar akhirnya terbuka, menampilkan sosok sang Adik yang sudah terlihat begitu segar sehabis mandi pagi. Surai panjangnya telah terikat begitu rapi, berbeda dengan Melody yang terlihat begitu acak-acakan. Keduanya memang pernah berada di dalam rahim yang sama, tapi jelas sikap keduanya sangatlah berbeda. Jika Melody memiliki sikap bar-bar, Adiknya justru memiliki sikap yang sangat lemah lembut, dengan senyum manis yang selalu menghiasi belah bibirnya. Jika Melody suka sekali bermalas-malasan, lain halnya dengan Nei Ra, gadis manis tersebut begitu rajin, sejak pukul setengah enam ia telah membantu sang Ibu untuk menyiapkan sarapan pagi.

Back To Mantan | MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang