7

218 35 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Entah sudah ke berapa kali Melody mengumpat dalam hatinya. Sudah dipastikan itu semua karena Pria berkulit pucat bernama Min Yoongi yang berstatus sebagai atasannya. Jangan lupakan senyuman kurang ajarnya saat ini. Pria tersebut terus menatap Melody sembari terkikik, membuat Melody merasa bergidik ngeri.

"Cepat selesaikan tugasmu. Lama sekali kau ini." seruan Yoongi yang langsung mengalihkan atensi Melody.

Melody menatap sang atasan dengan tatapan tajamnya, "Tidak bisakah kau diam? Aku sedang berkonsentrasi."

Tepatnya lima belas menit yang lalu Min Yoongi menyuruh Melody untuk membuatkannya teh hangat. Namun, dengan ketidaksengajaan Yoongi, ia menumpahkan teh hangat tersebut dan mengenai rok yang Melody kenakan. Hal tersebut membuat Melody hampir saja melemparkan kursi kerjanya ke wajah Min sialan Yoongi.

"Aku kan sudah minta maaf." ucap Min Yoongi dengan raut wajah begitu datar. Seakan tidak ada niat sedikitpun bagi dirinya untuk meminta maaf.

Melody hanya diam saja tanpa ada jawaban yang keluar dari belah bibirnya. Ia mencoba untuk fokus mengerjakan banyak tugas yang diberikan oleh Min Yoongi.

Yoongi tersenyum miring, "Kalau kau merasa tidak nyaman menggunakan rok basah. Kau buka saja rokmu, apa susahnya?"

Sudah cukup. Melody sudah tidak tahan lagi. Bisakah Pria bermulut kurang ajar seperti Min Yoongi dihilangkan saja dari muka bumi ini, agar ia bisa hidup tenteram.

Kini emosi Melody telah membumbung tinggi, wajahnya pun merah padam, dengan kedua tangan yang terkepal begitu kuat dibawah meja, "Bisakah kau diam?". Melody berucap penuh emosi.

Yoongi tertawa, dan tawa itu semakin keras terdengar begitu jelas masuk ke rungu Melody.

"Astaga. Aku ini bossmu."

"AKU TIDAK PEDULI." teriak Melody dengan sangat lantang, sudah dibilang jika emosi gadis itu tengah membumbung tinggi, dan sudah tidak dapat ditahannya lagi, "KAU PECAT SAJA AKU SEKARANG JUGA."

Yoongi tersentak, bagaimana bisa seorang sekretaris membentak atasannya seperti ini. Baru kali ini ada bawahan yang memperlakukan bossnya seperti ini. Baru kali ini Yoongi merasa tidak dihargai seperti ini.

Raut wajah Yoongi berubah menjadi begitu datar, "Bagaimana bisa kau membentak bossmu seperti itu?"

Melody sama sekali tak menggubris ucapan yang keluar dari belah bibir sang atasan. Ia lebih memilih untuk menulikan telinganya, dan kembali berkutat dengan beberapa berkas yang ada di atas meja kerjanya. Melody memaksakan dirinya untuk tetap fokus, meskipun dalam keadaan seperti emosi begini sangat sulit baginya hanya untuk sekedar fokus saja.

Melody memang sialan. Pikir Yoongi saat ini. Bagaimana gadis itu sama sekali tak menggubris ucapan yang keluar dari belah bibirnya. Padahal ia ini adalah atasannya, namun gadis itu mengabaikannya begitu saja.

Gadis manis tersebut masih saja bungkam. Hatinya kelewat dongkol, ia berharap Min Yoongi memecatnya sekarang juga. Persetan dengan pengangguran, ia sudah tidak peduli lagi dengan hal itu. Yang jelas Melody ingin dipecat, rasanya sudah tak tahan bekerja di dalam ruangan yang sama dengan Pria berkulit pucat yang berstatus sebagai mantan kekasihnya tersebut. Setiap masuk kerja emosinya selalu saja di uji, Melody sadar jika dirinya adalah tipe manusia bersumbu pendek, alias gampang sekali tersulut emosi. Ia susah mencoba menahannya, namun ucapan kurang ajar yang keluar dari belah bibir Min Yoongi tentu saja menyakiti hatinya, jelas Melody tak akan terima diperlakukan seperti itu.

Helaan napas panjang keluar dari belah bibir Min Yoongi. Ia mencoba sedikit saja menghilangkan rasa jengkel yang kini bersarang di dalam hatinya. Ia tak mungkin memecat sekretaris barunya ini. Pada dasarnya ia sudah merasa nyaman dengan keberadaan Melody. Dan jangan lupakan hobby barunya menggoda gadis kelewat manis tersebut. Jika ia memecat Melody, sudah dipastikan ia akan kehilangan sekretaris bar-bar yang seringkali membuat jantungnya berdebar di dalam sana hanya karena melihat senyuman manis yang terpatri pada belah bibir Melody.






















🐝🐝🐝🐝

Setelah jam makan siang telah selesai, Melody kembali keruang kerjanya, tanpa mempedulikan presensi Min Yoongi yang kini menatap tajam kearah dirinya. Melody jelas masih merasa sangat kesal. Tepat pada jam istirahat kantor, ia masuk ke dalam toilet, menghabiskan waktu cukup lama untuk menangis di dalam sana. Meruntuki nasib buruknya kenapa harus mendapat atasan kelewat menyebalkan seperti Min Yoongi. Dirinya seakan tak menemukan sedikitpun diri Yoongi yang dulu. Pria itu telah berubah seratus delapan puluh derajat. Ia seperti tak mengenali mantan kekasihnya tersebut, Yoongi seperti orang asing baginya. Pria itu telah banyak berubah, mulai dari penampilan, pun juga kelakuan sangat berubah drastis. Ia sadar akan raut wajah datar Yoongi sedari dulu. Wajah Pria itu memang sedari dulu seperti itu, raut wajahnya selalu saja datar. Tapi dulu Yoongi sangatlah baik, selalu menjunjung tinggi sopan dan santun kepada Orang lain. Tapi itu dulu, lain dulu lain juga sekarang. Karena Pria itu telah berubah seratus delapan puluh derajat.

Melody kembali mendudukkan dirinya pada kursi kerja. Lalu kembali berkutat dengan beberapa berkas yang harus ia kerjakan.

Sedangkan Min Yoongi harus mati-matian berpura-pura untuk tetap fokus. Padahal sejak Melody kembali ke dalam ruangan kerjanya, pandangannya tak dapat lepas dari gadis manis tersebut.

Lihatlah wajah dongkol Melody yang terlihat begitu menggemaskan dimatanya. Yoongi jadi ingin mencubit pipi Chubby gadis manis tersebut, hingga membuatnya berteriak kesakitan.

"Melody." panggil Yoongi, yang seketika membuat gadis manis tersebut mengalihkan atensi sepenuhnya pada Yoongi.

"Apa?" tanya Melody dengan nada dinginnya. Raut yang ia tunjukkan begitu datar, seakan memperlihatkan jika dirinya masih sangat merasa dongkol pada sang atasan.

"Bisa buatkan aku Coffe?"

"Lalu kau tumpahkan kembali kopi panas tersebut ke rokku." ucap Melody sinis. Jika mengingat kejadian tadi pagi saat Min Yoongi menumpahkan segelas teh hangat pada roknya, hal itu membuat hatinya luar biasa dongkol. Jelas saja, Pria itu sama sekali tak menunjukkan raut bersalah sedikitpun.

Astaga. Bagaimana bisa seorang bawahan memperlakukan bossnya seperti ini. Itu yang sekarang ada di dalam pikiran Min Yoongi. Sekretaris barunya ini memang sangat menyebalkan. Tapi wajahnya terlihat begitu menggemaskan saat dalam mode marah seperti saat ini. Yoongi jadi ingin membawanya pulang, untuk dijadikan teman main Holly Anjing kesayangannya.

"Aku ini bossmu kalau kau lupa." Yoongi berucap sinis. Merasa tidak terima diperlakukan seperti itu oleh sekretaris pribadinya.

Melody menghembuskan napasnya kasar, lalu memaksakan dirinya untuk tersenyum kearah Yoongi, "Baiklah, Sajangnim. Tunggu sebentar, saya akan membuatkan kopinya." ucap Melody seraya beranjak dari kursi kerjanya. Melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan tersebut. Dengan menahan rasa kesal yang masih melekat kuat di dalam hatinya ia mengulurkan tangannya untuk membuka pintu. Setelah berhasil keluar dari ruangan tersebut, ia mengusak kasar surai pendeknya yang telah terikat rapi, hal itu sukses membuat surainya sedikit berantakan. Tapi ia sama sekali tak peduli. Karena sekarang Melody merasa begitu kesal.

Back To Mantan | MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang