5

229 36 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Manik Yoongi terus menatap kearah Melody yang kini tengah sibuk dengan beberapa berkas ditangannya. Berulang kali gadis manis itu menggigit bibir bawahnya, gadis itu nampak berpikir dengan sangat keras.

Terlihat manis. Pikir Yoongi saat ini.

Gadis manis itu masih fokus pada berkas yang ada ditangannya, tanpa sadar jika sang atasan sedari tadi menatap dirinya. Yoongi mengangumi betapa alami kecantikan yang terpancar dari wajah sang mantan kekasih. Melody dikarunia wajah yang begitu manis, pipi yang terlihat merah alami, dan alis tebal yang begitu alami. Sedari dulu gadis itu mempertahankannya, tak pernah memoles wajahnya dengan make-up tebal seperti banyak Perempuan di luaran sana. Yoongi kini merasa sedikit menyesal kenapa dulu lebih memilih meninggalkan gadis manis tersebut, walaupun gadis yang sekarang menjadi pusat perhatiannya itu begitu menyebalkan. Tapi Melody adalah gadis yang sangat perhatian, bermulut pedas, tapi sebenarnya hatinya sangatlah baik. Yoongi sudah tau bagaimana luar dan dalamnya. Dari luar Melody terlihat sangat galak, begitu bar-bar dan terkadang memang suka sekali mencari masalah. Tapi percayalah, hati gadis itu sangat baik. Begitu lembut pada orang yang dicintainya.

Andai saja dulu Yoongi tidak menuruti egonya. Mungkin sampai saat ini ia masih bersama dengan Melody. Seharusnya Yoongi bersyukur dapat memiliki Melody saat itu. Gadis manis itu menerima dirinya apa adanya, sebelum ia menjadi seperti sekarang ini. Dulu ia adalah Pria yang cupu, bahkan tidak memiliki banyak Teman. Tapi tetap saja gadis itu mencintainya dengan sangat tulus.

"Sajangnim."

Suara panggilan dari Melody seketika membuyarkan lamunannya. Dengan cepat Yoongi merubah raut wajahnya menjadi datar kembali.

"Apa?"

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Melody langsung. Ia memang bukanlah tipe gadis yang banyak bertele-tele.

Persetan dengan sopan santun, Melody sudah tidak peduli lagi. Walaupun Pria bermarga Min tersebut adalah atasannya. Ia jelas merasa sangat tidak nyaman dengan tatapan kurang ajar yang Yoongi berikan padanya. Ia sudah mencoba menahan semuanya dari awal. Mulai dari sikap kurang ajar yang berulang kali Yoongi lakukan padanya, jelas Melody masih sangat mengingat betapa kurang ajarnya Min Yoongi saat berada di dalam satu mobil dengannya. Pria itu tiba-tiba saja menggenggam tangannya, itu jelas membuat Melody merasa tidak nyaman. Karena keduanya tidak memiliki hubungan apapun saat ini. Dulu boleh saja Pria itu menggenggam tangannya, bahkan mencium bibirnya pun Melody sama sekali tak keberatan. Tapi itu dulu, saat mereka masih menjadi sepasang kekasih.

Yoongi mengernyitkan dahinya, "Aku tidak sedang menatapmu. Cihh.. Percaya diri sekali kau ini." sangkal Yoongi. Padahal sudah jelas jika ia tertangkap basah sedang menatap Melody dengan begitu lekat.

"Tapi aku melihat jika kau sedang menatapku. Kenapa masih tidak mau mengaku?"

Yoongi menyunggingkan senyum miring, sembari menatap kearah Melody dengan tatapan yang sulit diartikan oleh gadis manis itu, "Apa kau ini merasa sangat cantik? Hingga rasa percaya dirimu itu sudah melewati batas?"

Wajah Melody seketika merah padam, menahan gejolak emosi yang tengah membumbung tinggi. Antara merasa malu dan sakit hati karena ucapan kelewat kurang ajar yang Yoongi tujukan padanya.

"Aku ini memang cantik. Aku ini Perempuan jelas saja jika aku cantik. Lihatlah muka pucatmu itu, apa kau merasa tampan dengan kulit pucat seperti itu?"

Jantung Melody berdegup sangat kencang di dalam sana. Mulutnya memang tidak bisa diajak untuk berkompromi. Setelah kalimat kelewat kurang ajar yang ditujukannya pada Yoongi keluar dari belah bibirnya dengan begitu mudahnya, ia mengatakan kalimat itu tanpa beban. Saat ini ia berdo'a dalam hati, berharap karena ucapan bar-barnya tersebut ia tidak dipecat detik ini juga. Belum genap seminggu ia bekerja di kantor milik mantan kekasihnya ini. Ibu dan Adiknya merasa sangat senang karena ia telah mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak saat ini, ia tak ingin membuat kedua Orang yang disayanginya itu kecewa.

Yoongi terkekeh, "Tentu saja aku ini tampan. Banyak Perempuan diluar sana yang ingin berkencan denganku."

Melody menghela napas kasar, ingin sekali menyiram muka atasannya itu dengan air panas. Agar wajah sok tampannya itu tidak selalu ia bangga-banggakan. Dan jangan lupakan senyuman miring yang membuat Melody ingin menelan Yoongi hidup-hidup.

Mata Melody terpejam untuk sejenak, ia mencoba untuk membuat dirinya sedikit saja merasa tenang. Dalam hati ia sudah menahan gejolak emosi yang telah membumbung tinggi. Namun, jika ia terus saja meladeni ucapan kurang ajar yang keluar dari belah bibir Yoongi, ia yakin tidak akan ada hentinya, bahkan sampai nanti Pria itu tidak akan mau kalah. Lebih baik ia mengalah, dengan perasaan yang masih luar biasa kesal, akhirnya Melody memilih untuk kembali fokus pada beberapa berkas yang ada pada meja kerjanya.





















🐝🐝🐝🐝


Melody menatap jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya. Jam istirahat kantor pun akhirnya tiba. Membuatnya dapat bernapas lega kali ini. Berhadapan dengan Min Yoongi membuat emosinya banyak terkuras, ia menahan kesal sedari tadi. Dengan cepat Melody membereskan meja kerjanya yang sedikit berantakan. Lalu mengambil bekal makan siang yang sudah disiapkan oleh sang Ibu di dalam tasnya.

Manik melirik sekilas pada sang atasan yang masih sibuk dengan berkas yang berada ditangannya. Pria itu masih terlihat fokus dengan pekerjannya.

Dengan membawa sekotak bekal makan siang yang ada di tangan kirinya, Melody melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah meja kerja sang atasan.

"Sajangnim. Ini sudah jam istirahat makan siang." ucap Melody mencoba mengingatkan.

Yoongi mengalihkan pandangannya dari berkas yang ada di tangannya, dan kini menatap kearah Melody, "Benarkah?"

"Iya, Sajangnim. Ingin makan apa? Biar saya pesankan."

Yoongi terdiam untuk sesaat, ia memijit pelan kepalanya yang sedikit terasa pening.

"Kau ini lucu sekali. Beberapa jam yang lalu kau berbicara sangat kasar padaku. Dan sekarang kau kembali ke dalam mode lemah lembut seperti ini."

Sial. Melody mengumpat di dalam hatinya. Kenapa Min Yoongi begitu menyebalkan.

"Buatkan aku kopi terlebih dulu. Aku ingin kopi." ucap Yoongi.

Melody mengangguk patuh, "Baik, Sajangnim."

"Jangan terlalu banyak gula. Aku tidak suka kopi yang terlalu manis."

Melody mengangguk lagi, "Baik, Sajangnim."

"Kalau begitu cepat. Aku tunggu lima menit. Dan kopi itu sudah harus ada di mejaku."

Melody segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut guna membuatkan sang atasan kopi.

Back To Mantan | MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang