10

201 31 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Melody sudah tak peduli lagi jika pagi ini ia akan dipecat. Memang itu yang ia harapkan sejak awal, ia sudah merasa tidak kuat jika terus menjadi sekretaris Min Yoongi. Apalagi kontrak kerjanya selama setahun, belum genap satu bulan saja kepalanya sudah terlalu sering dibuat berasap oleh Pria bermarga Min yang berstatus sebagai bossnya.

Pagi ini Melody melayangkan sebuah tamparan yang cukup keras pada pipi kiri sang atasan. Wajah Min Yoongi sangatlah putih, bahkan luar biasa putih jika dibandingkan dengan orang pada umumnya. Maka dari itu, bekas merah di pipi kiri Yoongi sangatlah kentara.

"Apa kau sudah gila?" tanya Melody sembari menatap tajam sang atasan.

Dengan napas yang masih memburu, Melody menatap sengit Min Yoongi. Sedangkan Pria berkulit pucat tersebut masih terdiam mematung dengan memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari Melody. Salahkan Min Yoongi karena dengan kurang ajarnya kembali menumpahkan segelas kopi panas pada rok Melody. Dan jangan lupakan jika kopi itu masih sangat panas karena baru saja di seduh. Jika hal seperti ini terjadi sekali mungkin Melody masih bisa memaklumi, dan menganggap jika apa yang telah terjadi adalah sebuah ketidak sengajaan. Tapi ini sudah kedua kalinya sang atasan menumpahkan minuman pada roknya. Ia jelas masih begitu ingat jika beberapa hari yang lalu Yoongi juga menumpahkan segelas teh hangat pada roknya.

"Apa kau memang sengaja?" tuduh Melody. Mungkin saja Min Yoongi mempunyai dendam pada dirinya, hingga membuat Pria berkulit pucat tersebut selalu saja berlaku tidak baik padanya.

Yoongi merasa tak terima dengan tuduhan yang dilayangkan Melody padanya, pasalnya ia memang tidak sengaja menumpahkan kopi panas pada rok sang sekretaris. Ia menatap sang sekretaris tak kalah tajam, rahangnya mulai mengeras menahan gejolak emosi yang telah membumbung tinggi, wajahnya memerah karena marah. Disini ia adalah atasan, sebelumnya tak pernah ada yang berkata kasar padanya, apalagi sampai berani melayangkan sebuah tamparan pada pipi mulusnya.

"Siapa kau berani menamparku?" tanya Min Yoongi. Ia mengucapkannya dengan penuh penekanan.

Ia merasa begitu geram dengan mantan yang saat ini menjadi sekretarisnya tersebut. Tak seharusnya seorang bawahan berlaku kurang ajar kepada atasannya. Yoongi jelas tak terima, ia merasa harga dirinya direndahkan saat ini.

Melody terdiam, tak ada satu katapun yang keluar dari belah bibirnya. Gadis manis tersebut diam mematung, dadanya terasa berdenyut nyeri.

Yoongi tersenyum meremehkan kearah Melody, "Kau hanya sekretaris, Melody. Jangan lupakan itu."

Min Yoongi yang seperti ini terlihat begitu menyeramkan di mata Melody.

Back To Mantan | MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang