Sebelum denganmu, aku memiliki beberapa kecemasan dalam hidup. Apakah aku bisa seperti ini dan seperti itu?. Pertanyaan pertanyaan berputar dikepalaku, yang membuat pikiranku tertutup, hingga ada kamu, yang membuat ku tak kenal apa itu takut.
Bahumu adalah sandaran ternyaman bagiku untuk berkeluh kesah. Dirimu adalah tempat ternyamanku untuk berbagi kisah. Kamu selalu setia mendengar dan menanggapi ocehan ocehanku yang kamu sebut lumrah. Hingga aku menjadi sosok yang teramat manja, ketika dirimu selalu ada untuk siap memapah. Pelukanmu seolah jaket didunia sudah tak perlu lagi, dan senyummu seolah tebu tak perlu ditanam lagi.
Kamu benar benar tulus denganku, bahkan kamu, tidak memperdulikan sedikitpun tentang latar belakangku. Kamu bilang semua itu hanyalah masa lalu, yang jelas, masa depan akan dibangun antara kamu dan aku. Dirimu sungguh menenangkan dan sungguh menyenangkan. Bagaimana aku tidak selalu jatuh hati denganmu setiap hari. Aku tak peduli kata orang ‘jika mencintai seseorang jangan lupa cintai diri sendiri’. Yang ada difikiranku ketika mencintaimu aku juga sedang mencintai diriku sendiri. Karna engkau adalah bagian dari diri.
Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika kau tak ada dimuka bumi, mungkin aku hanya akan jadi orang biasa, yang selalu berteman dengan sepi. Semoga kita akan tetap selalu saling sapa tanpa sepi, dan kita tak akan pernah sepi untuk selalu sapa
KAMU SEDANG MEMBACA
LEBUR
PoetryCinta adalah anugrah bagi segelintir orang yang memiliki kisah indah, tapi nyatanya cinta adalah alat pembunuh harapan paling mempan untuk kebanyakan orang yang hatinya patah dengan luka tanpa darah. Kamu pernah kujadikan penting sebelum kujadikan...
