13.Pelengkap

6 1 0
                                    


Kamu membuktikan padaku bahwa kita selama ini salah, kita merasa cinta antara kamu dan aku adalah yang paling besar, Ternyata ada cinta lain yang lebih dari itu, yaitu cinta kita kepada buah hati kita. Yang akan memecah keraguan kita menghadapi semesta yang kejam katanya.

Sehat selalu nak, hingga waktunya tiba kau menggenggam nyata tangan kami. Semoga ibumu bisa menjadi malaikat terbaikmu. Dan aku bisa menjadi penjaga terbaikmu. Dan kamu istriku, terimakasih telah memberi pelengkap untuk keluarga kecil kita.

Aku mulai menjagamu dan pola hidupmu, dari hal hal kecil hingga hal besar kita lakukan agar lancar persalinannya. Dan hingga waktunya tiba, kau terlihat merintih kesakitan, tak seperti biasanya, aku cemas, apa semua akan baik baik saja?, yang jelas aku takkan meninggalkanmu sedetik saja.

Aku menemanimu dalam fase kontraksimu, kita dalam ruangan berdua, aku kasihan melihatmu, tapi apalah dayaku, aku hanya bisa membantumu lewat semangatku. Beberapa bidan yang kuanggap kurang tepat mencoba menyulut emosiku, ketika banyak kesalahan dalam merawatmu, tapi kau menenangkanku, seolah itu tidak sakit sama sekali, disana aku melihat ketegaran dan kesabaranmu menghadapi semua situasi.

Hingga persalinanpun dimulai, disana semua pikiran berputar serentak dikepalaku, apa kamu akan baik baik saja?, apa semua akan berjalan sesuai kehendak kita?. Seluruh pakaianku dan ragaku kau genggam menahan rasa sakitmu, aku hanya bisa berkata kuatlah demi buah hati kita. Kau terlihat kesakitan sekali, disanalah aku melihat, tak ada yang bisa menyelamatkan wanita ketika melahirkan kecuali dirinya sendiri, dokter bidan atau apapun itu hanyalah perantara, tapi wanita sendirilah yang berjuang untuk hidup dan matinya.

15 menit kau berjuang dalam hidup dan matimu, dengan rasa sakit yang menyerangmu, dan akhirnya suara tangis kecil itu terdengar ditelinga kita. Kamu memegang tanganku dan menatapku dengan mata yang berbinar seolah rasa sakit tadi tidak pernah terjadi sama sekali, dan berujar padaku ‘sayang itu anak kita’. Kata singkat miniatur bahagia itu membuat hatiku benar benar bergetar, kamu benar benar wanita terbaik yang dikirimkan semesta, terima kasih telah berjuang untuk buah hati kita, aku takkan pernah melupakan ini sepanjang usia.

Kulihat malaikat kecil yang menangis seolah tak mau pergi dari rahimmu, entahlah, tanganku menjadi tangan lelaki sejati ketika menopang bayi lucu ini, kita tertawa sambil menebak nebak, dia mirip aku atau dirimu, seolah persaingan itu harus dimenangkan antara kamu dan aku dengan penuh tawa, ingin sekali rasanya aku menarik langit dan melukiskan kata, bahagianya aku memilikimu, agar seisi dunia tau.

Selamat kamu sudah menjadi ibu, aku tak menyangka gadis yang bersamaku sejak remaja dulu, sekarang sudah menjadi ibu dari bayi yang hadir dari surga, lewat dirimu dan diriku.


LEBURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang