8.Palung Hati Yang Pulang

8 1 0
                                    

Aku seperti orang sakit yang terjangkit begitu parah, tapi tiba tiba sembuh kembali. Itu semua terjadi karna separuh jiwaku telah kembali.

Aku ingat sekali kau datang dengan senyummu yang merekah dihari yang cerah. Hatiku yang kering kau peluk hingga basah.
Hari itu kamu berusaha menggugurkan rindu yang telah mendera kita dengan begitu pilu, bungkam dan membisu adalah ekspresi paling tepat ketika rasa bahagia datang secara secara tiba tiba hari itu, Ramalan cuaca menjadi salah, karna ia mengatakan mendung tapi hatiku cerah, tak ada yang bisa membeli kebahagiaan kita hari itu. Senyum manismu, mengalahkan gula mana saja yang diolah dengan begitu teliti hingga menjadi produk sempurna. Matamu menjatuhkan hatiku, tanpa pernah hatiku mau bangkit dari jatuhnya.

Tak ada lagi fatamorgana, semua sekarang sudah kembali ke lintas realita, aku tak perlu lagi akrab dengan sepi, yang setiap hari menggangguku tanpa permisi. Kita berpelukan lama sekali hari itu, seolah melepas rindu yang tak mampu lagi kita bendung dengan rapi, kamu menciumku dengan bibir mungilmu, yang seolah cinta begitu besar hari itu, kita saling cumbu untuk menghabisi dan menghancurkan rindu.

Kamu masih cantik seperti biasanya, tanpa gaya yang kau buat berlebihan dan aku semakin cinta seperti biasanya. Kamu dengan antusias menceritakan pengalaman pengalamanmu yang lucu ketika jauh dariku, kita benar benar tertawa lepas hari itu. Kamu memberikan hadiah berupa pernak pernik yang indah, namun saat itu aku berkata padamukan, ‘kamu tak perlu membawakanku hadiah yang indah, karna kamu disinipun itu sangat jauh melebihi kata indah’. Tapi terima kasih, itu adalah wujud perhatianmu kepadaku, aku benar benar merasa dicintai olehmu. Tak ada wanita sebaik ini selama hidupku, aku benar benar orang paling beruntung karna bisa memilikimu

LEBURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang