Dilema mulai membungkukkan prinsipku yang sudah berdiri kokoh, suara lembutmu malam itu membuat aku terbawa nuansa baru, kamu menceritakan hal yang sudah terjadi di hari hari yang lalu, tentang rasa cemburu aku berterima kasih, setidaknya perihal rasa cemburuku aku bisa membenarkannya.
Kata maaf dan khilaf memdominasi kata kata obrolan panjang kita malam itu, penyelesaian baik dan dewasa menurutku. Darimu kutemukan jalan kembali lewat ide idemu kedepan agar kita bisa saling memperbaiki, aku malam itu tidak menjadi diriku sendiri, karna cinta mengutuk ragaku untuk tidak pergi.
Coba aku buat semua ini tak pernah terjadi, agar kita bisa menyatu kembali, aku menghianati hati dan nuraniku sendiri, karna mereka masih sakit tapi aku masih ingin kembali. Memang benar sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik, tapi waktu itu aku tak ada merasa ada yang dipaksakan, semuanya berjalan sesuai alur obrolan.
Ternyata ada perasaan paling aneh didunia ini, aku ingin kau pergi jauh seolah ditelan bumi tapi diwaktu yang bersamaan aku tak ingin engkau pergi lagi.
Kamu menciptakan paradoks paling sempurna secara teori, kamu mengidupkanku tapi diwaktu yang bersamaan kamu juga membunuhku.Jika kau bertanya perihal lara, silahkan saja kau pungut jejak laraku, kau tak akan sanggup mengumpulkannya karna terlalu banyak lara dari kebahagiaanku yang kau renggut. Nyatanya Kita sepakat saling meyakini dan kita coba belajar menjalani, sejauh mana batas kesanggupan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEBUR
PoetryCinta adalah anugrah bagi segelintir orang yang memiliki kisah indah, tapi nyatanya cinta adalah alat pembunuh harapan paling mempan untuk kebanyakan orang yang hatinya patah dengan luka tanpa darah. Kamu pernah kujadikan penting sebelum kujadikan...